Trending Topic
Kasus Penculikan Anak di Tangerang Selatan Ternyata Hoax. Begini Cara Cek Berita Hoax.

31 Oct 2018

Foto: Pixabay
 
Belakangan ini, ramai beredar berita penculikan anak di Tangerang Selatan di grup-grup Whatsapp dan media sosial. Isi beritanya sangat mengerikan. Tak hanya diculik, tetapi korban juga dicuri organnya untuk dijual oleh sindikat penculik anak/pencurian organ tubuh.

Apalagi, berita tersebut juga disertai dengan foto-foto bombastis. Misalnya yang memperlihatkan seorang anak berusia balita korban penculikan yang disandera dengan pisau menempel di lehernya hingga anak korban penculikan yang ditemukan telah terbunuh dengan usus terburai di sebuah ladang.

Mendapatkan informasi seperti ini, tentu saja akan menciptakan keresahan dan kepanikan di tengah masyarakat. Meningkatkan kewaspadaan tentu saja perlu, namun Anda juga perlu kritis terhadap informasi yang bersliweran tanpa diketahui kejelasan sumber maupun akurasinya.

Pasalnya, menyusul derasnya cerita-cerita penculikan tersebut, Kepolisian Indonesia Selasa lalu (30/11) telah mengklarifikasi bahwa berita-berita yang tersebar tersebut adalah hoax atau berita palsu.

“Berita di medsos tentang penculikan dibuat oleh akun berbeda dengan waktu kejadian, tempat kejadian, modus, dan korban yang berbeda,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, sebagaimana dilansir oleh antaranews.com.

Dedi memaparkan bahwa foto-foto yang menyertai isi berita tidaklah berkaitan. Sebagai contoh, foto korban yang dibunuh di ladang bukanlah korban penculikan melainkan korban pemerkosaan dan pelakunya sudah tertangkap.

Lalu, bagaimana caranya menyaring sebuah berita?

Ada 5 langkah yang bisa dilakukan sesuai arahan Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho:

1/ Hati-hati dengan judul provokatif. Jika menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.

2/ Cermati alamat situs sumber berita. Di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi oleh Dewan Pers Indonesia sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Situs yang menggunakan domain blog, maka informasinya sudah pasti meragukan.

3/ Periksa faktanya. Apakah sumber berita dari organisasi resmi atau opini pribadi? Jangan terbuai juga jika pendapat tersebut dikemukakan oleh tokoh politik, pengamat, atau aktivis ormas. Perhatikan juga keberimbangan berita. JIka hanya ada pernyataan dari satu pihak, maka berita tersebut belum bisa dibilang valid.

4/ Cek keaslian foto. Anda bisa mengecek keaslian sebuah foto  dengan memasukan foto ke dalam Goggle Images. Perhatikan keterangan apa yang menyertai foto tersebut. Apakah relevan dengan berita.

5/ Bergabung dengan grup anti-hoax. Manfaatkanlah grup diskusi anti-hoax di Facebook, semacam Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

Selain kritis terhadap berita hoax dan tidak buru-buru ikut menyebarkannya, Anda juga perlu bijakasana dalam bertindak. Terlebih jika mendapat informasi bahwa seseorang diduga pelaku penculikan. Tahan diri untuk tidak ikut menyebarkannya. Apalagi langsung main hakim sendiri terhadap orang yang belum tentu bersalah tersebut.

Maklum saja, di negara ini praktik budaya ‘main hakim sendiri’ untuk membuat efek jera. Jangan sampai karena terprovokasi, justru Anda yang malah menjadi pelaku kriminal dan terjerat bui! (f)

Baca Juga: 

Waspada Scamming di Balik Hoax Selebritas, Seperti Kabar Rowan Atkinson Meninggal Dunia


Lawan Hoax dan Bot, Twitter Larang Postingan Massal

Gunakan 5 Cara Ini Agar Kita Tak Menjadi Penyebar Hoax
 


Topic

#beritahoax, #penculikananak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?