Trending Topic
Kasus Cambridge Analytica: Mark Zuckerberg Dituntut Atas Kebocoran Data Facebook

21 Mar 2018


Foto: Dok. Facebook Newsroom

Tahukah Anda, ketika Anda mengunggah foto atau informasi data lewat media sosial, maka rekam jejak data Anda akan terekam – dan bisa berpotensi ‘bocor’ tersebar ke pihak-pihak yang tidak Anda harapkan. 

Seperti dilansir dari huffingtonpost.com, baru-baru ini Facebook menghadapi tuntutan lembaga hukum di Amerika dan Inggris terkait dengan dugaan bocornya informasi data 50 juta penggunanya yang digunakan untuk kepentingan kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump tahun 2016 lalu. Facebook dituding telah memberikan akses data penggunanya kepada perusahaan riset di bidang politik Cambridge Analytica untuk aktivitas ‘psychographic voter model’.

Pendiri Facebook Mark Zuckerberg beserta jajaran direksi media sosial populer yang telah memiliki lebih dari dua miliar pengguna di seluruh dunia itu kini harus menghadapi tuntutan hukum.

Selasa (20/3) lalu, U.K.’s Digital, Culture, Media and Sport Committee melayangkan surat tuntutan pemanggilan para petinggi Facebook termasuk Mark untuk memberikan penjelasan dalam forum judiciary hearing di depan konggres bagaimana ia telah mengkhianati kebijakan Facebook sesuai laporan investigasi The Federal Trade Commission.

Kebijakan tersebut menyebutkan bahwa situs yang dirilis sejak tahun 2004 ini akan menjamin kerahasiaan data penggunanya. Pelanggaran ini bisa membuat Mark harus menebusnya dengan membayar denda jutaan dolar AS. 

“Ini saatnya untuk mendengar penjelasan dari eksekutif senior Facebook tentang kesalahan dahsyat yang telah mereka buat,”  ujar anggota Damian Collins, dari Komite Digital, Budaya, Media dan Budaya Inggris dalam surat panggilannya.

Meski demikian pihak Facebook rupanya memilih bungkam dalam menghadapi krisis ini, seperti dilaporkan Washington Post. Alih-alih memberi penjelasan pada publik, Facebook menyatakan dalam sebuah surat yang tidak ditandatangani bahwa mereka telah menyewa perusahaan digital forensik untuk melakukan audit terkait masalah ini.

Sikap ini disayangkan oleh Anthony Johndrow, CEO sebuah firma konsultasi bisnis di New York. “Saat ini, media sosial telah menciptakan atmosfer di mana perusahaan diharapkan merespons dan menyikapi sebuah masalah seperti manusia, tidak hanya cepat tapi juga personal."

Dalam surat pernyataan Facebook sebelumnya pada Jumat lalu, mereka juga memberitahu telah memblokir Cambridge Analytica sejak tiga tahun lalu dan data pengguna Facebook yang dipegang oleh institusi ini telah dimusnahkan.  

Serge Egelman, Direktur Penelitian Berkeley Laboratory for Usable & Experimental Security mengatakan bahwa bisnis sejati Facebook adalah mengumpulkan data. Saat Anda mengunggah sesuatu, maka itu akan terekam selamanya di sana.

Hingga tahun 2007, Facebook tidak pernah sepenuhnya menghapus informasi pemilik akun meskipun sang pemilik telah menutup akunnya. Ini seperti menghentikan operasional akun untuk sementara waktu. Jika suatu saat pengguna yang telah hengkang ingin kembali, maka mereka bisa mendapatkan kembali semua data yang telah disimpan di sana. 

Namun, sejak tahun 2008, Facebook memberikan dua pilihan: deaktivasi atau menghapus akun secara permanen untuk seluruh data yang telah tersimpan. Namun, pengguna harus menunggu hingga dua minggu untuk proses penghapusan total ini. (f)

Baca juga:
Lebih dari 60 Juta Emoji Digunakan di Facebook Setiap Hari

Capai Angka 2 Miliar Pengguna, Facebook Rilis 3 Fitur Baru sebagai Bentuk Terima Kasih
 


Topic

#Gadget, #Facebook, #BigData, #CambridgeAnalytica

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?