Trending Topic
Batik Fractal Berjuang ke Silicon Valley

7 Apr 2016



Foto: Dok. Batik Fractal

Di ajang Global Innovation through Science and Technology (GIST) Entrepreneur Competition 2016, salah satu teknopreneur Indonesia asal Bandung terpilih menjadi salah satu dari 100 semifinalis lewat karya jBatik Mobile, piranti lunak untuk membuat desain batik. Peserta kompetisi ini mencapai 1000 orang tahun ini dari seluruh dunia. Tahap selanjutnya, finalis berpeluang berangkat ke Silicon Valley untuk mempresentasikan inovasinya di depan para mentor dan praktisi bisnis teknologi.
 
Batik Fractal dirintis oleh Nancy Margried Panjaitan dan teman-temannya sejak 2009. Lewat piranti lunak jBatik, perajin batik tradisional mulai bersentuhan dengan teknologi dalam proses desain motif. Kelebihannya, proses desain batik dapat dipercepat, dipermudah, dengan variasi desain tak terbatas. Tapi proses mencetak batik bisa tetap dilakukan secara tradisional dengan canting atau cap, sehingga penerapan teknologi itu tidak mematikan budaya tradisi batik yang sudah ada.
 
Upaya memperkenalkan teknologi ke perajin tradisional itu menjadi tantangan tersendiri bagi tim Batik Fractal. “Saat ini pengguna piranti lunak jBatik sudah mencapai 1700 perajin di sentra-sentra batik di Indonesia. Pengguna JBatik adalah para pembatik tradisional yang punya sudah memiliki komputer desktop. Dan jumlah mereka masih terbatas,”
 
Namun, Nancy melihat ada peluang lebih besar dengan fenomena penetrasi gadget yang makin bervariasi dengan harga makin terjangkau di tanah air. “Kami mengampanyekan penggunaan JBatik secara militan ke desa-desa sentra batik, seperti misalnya Kampung Batik Trusmi (Cirebon) dan Kampung Batik Kauman (Pekalongan), Perlahan-lahan, akhirnya kami berhasil menumbuhkan kebutuhan mereka terhadap teknologi.”
 
Perajin batik yang selama ini baru mengenal internet sebatas penggunaan media sosial mulai merasakan manfaat internet yang nyata untuk usaha batik mereka.  Menurut Nancy, pengembangan fitur baru JBatik difokuskan untuk memenuhi apa yang diinginkan oleh perajin yang sangat khas dan berbeda dengan percetakan digital.
 
“Perajin biasanya akan memberi saran sesuai proses yang mereka lakukan. Kain batik  dibuat per kain atau gulungan, jadi misalnya mereka butuh template desain per kain agar pengulangan motifnya bisa per kain. Atau bagaimana desain yang mereka buat di kertas bisa dimasukkan ke dalam JBatik,” cerita Nancy pada femina pada Senin (4/4).
 
Meski perlahan, tim Batik Fractal optimistis bisa terus mengembangkan piranti lunak JBatik sambil terus mengedukasi perajin batik. Salah satunya, dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah daehan, Dinas Perdagangan dan Industri atau Koperasi Perajin di daerah untuk mendukung masalah pendanaan pelatihan penggunaan piranti lunak JBatik.
 
“Jika kami memenangi GIST Competition, ada kesempatan untuk menggali perspektif tentang teknologi dan trennya di masa depan dalam proses mentorship dan bootcamp dengan para teknopreneur di pusat bisnis teknologi dunia,” ujar Nancy optimistis.
 
Anda dapat mendukung Batik Fractal untuk menjadi salah satu finalis dengan cara sebagai berikut:
  1. Klik link: http://www.gistnetwork.org/
  2. Pilih Register di kanan atas, dan register data anda.
  3. Klik http://www.gistnetwork.org/content/tech-i-semi-finalists-voting
  4. Lihat Emerging Economies, klik Indonesia
  5. Lihat kotak dengan judul:  Nancy Panjaitan, jBatik Mobile
  6. Klik vote.
Keseluruhan proses memakan waktu 3 menit, dan pemilih dapat memilih kembali setelah 24 jam.
Good luck, Batik Fractal!
 
Rahma Wulandari
 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?