Trending Topic
Banyak Dikecam, Trump Akhiri Pemisahan Anak dan Orang Tua Imigran

21 Jun 2018


Petugas Patroli Perbatasan menahan sekelompok pencari suaka asal Amerika Tengah dekat perbatasan di McAllen, Texas. Foto: John Moore/Getty Images.

Sebuah peristiwa dramatis kembali terjadi di Amerika Serikat. Rabu (20/06) waktu Washington, AS, atau Kamis (21/6) waktu Indonesia, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani surat perintah eksekutif untuk mengakhiri kebijakan pemisahan anak-anak dari orang tua mereka di perbatasan AS – Meksiko.

“Saya tidak menyukai pemandangan atau perasaan yang muncul saat keluarga-keluarga dipisahkan,” ungkap Trump saat menandatangani surat perintah itu di Ruang Oval Gedung Putih.
 
Keputusan Trump ini menyusul luapan kemarahan dari masyarakat dan politisi terhadap kebijakan yang dipandang tidak manusiawi dan tidak berhati itu.  Sejak kebijakan zero toleransi terhadap warga imigran gelap itu dicanangkan, lebih dari 2.300 anak-anak dipisahkan paksa dari kedua orang tua mereka.

Michigan Departement of Civil Rights, Selasa (19/6) lalu melaporkan fakta mengkhawatirkan bahwa usia anak-anak yang berada di penampungan jauh lebih muda dari anak-anak yang sebelumnya. Beberapa bahkan masih bayi berusia sekitar tiga bulan yang belum bisa menentukan atau membela nasib mereka sendiri.

Namun demikian, di tengah protes keras tersebut, Trump tetap berpendirian untuk memberlakukan kebijakan zero toleransi terhadap warga imigran ilegal. Anak-anak memang akan tetap bersama dengan keluarga mereka, tapi sebagai gantinya mereka akan tinggal dalam tahanan, bersama dengan keluarga-keluarga imigran lainnya.
 
“Surat peritah ini dibuat untuk menjaga kesatuan keluarga, sembari tetap memastikan bahwa kita memiliki perbatasan yang berjaya, sangat kuat, dengan pengamanan perbatasan yang sama kuatnya, bahkan jauh lebih kuat dari sebelumnya,” ungkap Trump yang saat penandatanganan didampingi oleh Wakil Presiden Mike Pence dan Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Kirstjen Nielsen.

Associate Director Hubungan Pemerintahan di American Immigration Lawyers Association Kate Voigt melontarkan kritik tajam terhadap keputusan Trump ini. Menurutnya, pada dasarnya Trump hanya menyatukan anak-anak itu untuk berada di tahanan yang sama bersama orang tua mereka.

“Ini jelas bukan bentuk solusi terhadap pemisahan keluarga. Kebijakan Zero Toleransi tetap berdampak dan inilah yang menjadi akar dari krisis tercerai-berainya keluarga yang diciptakan oleh pemerintahan Trump,” ungkap Kate kepada The Guardian.
 


Topic

#donaldtrump

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?