Fashion Trend
Kebangkitan Trend: Active Wear

28 Apr 2016


Kolaborasi antara mode dan olahraga memang bukan hal baru. Tapi, siapa sangka sepotong legging atau celana yoga dapat menggantikan kepopuleran denim dan dikenakan di luar lapangan olahraga?
 
Kebangkitan Legging
Legging sempat booming saat dikenakan Audrey Hepburn di film Funny Face Audrey tahun 1957. Gaya ala Audrey tersebut diterjemahkan secara berbeda oleh Madonna pada tahun ‘80-an, Cindy Crawford tahun ‘90-an, hingga Kim Kardashian pada tahun 2013. Kim tampil nyentrik mengenakan legging berbahan kulit dengan paduan gaun pesta.
 
Kini, duo It Girls, Kendall Jenner dan Gigi Hadid, kembali menghidupkan legging celana yoga yang tak lagi tabu digunakan saat beraktivitas sehari-hari hingga menghadiri acara formal. Di era maraknya media sosial, Kendall dan Gigi dinilai memiliki fashion statement yang kuat. Kendall memiliki follower mencapai 54 juta dan Gigi 16,1 juta per 14 April 2016.
 
Hal ini diperkuat dengan statement:  ‘leggings are the new denim’ yang keluar dari Mark Parker, CEO Nike, di Women’s Innovation Summit di New York, akhir Oktober 2014 lalu. Proklamasi lantang ini telah terbukti dari laporan Bloomberg, sebuah financial software, data, dan media company yang berpusat di New York, AS, tentang menurunnya angka penjualan Levi’s dari 7 miliar dolar menjadi 4,8 miliar dolar akibat maraknya pemakaian legging atau celana yoga.
 

Tren Gaya Hidup Sehat
Walaupun di Jakarta pusat kebugaran sudah marak dibuka sejak tahun 2006, festival yoga baru mulai bermunculan di tahun 2010, dan maraton menjadi salah satu tren gaya hidup sehat sepanjang tahun 2013. Keberadaan athleisure baru terasa menjadi komoditas komersial di tahun 2014. 
 
Athleisure adalah akronim dari athletic dan leisure, yaitu pakaian olahraga yang dapat Anda kenakan untuk aktivitas di luar lapangan olahraga.
 
Hal ini lagi-lagi karena Kendall dan Gigi yang muncul hampir bersamaan di dunia hiburan tahun 2014. Mereka sama-sama menyebarkan tren gaya hidup sehat, dan menjadikan hip-hop yoga, balet, lari, hingga kick boxing menyenangkan untuk ditiru. Keduanya makin menjadi sorotan publik saat memamerkan foto-foto Instagram dengan berbagai pose yoga. Sudah dapat dipastikan, para penggemar akan menirunya.
 
Pakaian olahraga yang mereka kenakan pun menjadi pusat perhatian. Para fans mulai peduli pada lululemon athletica. Brand pakaian olahraga premium asal Kanada ini menjadi favorit keduanya (termasuk Kim Kardashian yang bertubuh curvy). Padahal, brand ini sudah menjual celana yoga sejak tahun 2001.
 

Menaikkan Gengsi
Tren gaya hidup sehat kemudian diikuti dengan munculnya berbagai brand pakaian olahraga premium. Menurut Ivon Liesmana, Senior Manager Brand Activation Adidas,  premium dalam konteks pakaian atau sports items dapat dikaitkan dengan penggunaan desain yang apik serta teknologi dan material terbaik.
 
Tidak hanya membuat atlet menjadi lebih stylish, namun juga percaya diri atas teknologi dan material terbaik yang dapat membantu mereka saat berolahraga.
 
Melihat besarnya peluang ini, banyak rumah mode dunia meramaikan pasar fashionable activewear. Chanel dan Dior, berhasil membawa sneakers ke dalam panggung peragaan koleksi Haute Couture. Tory Burch mengawali langkahnya di ranah activewear dengan menjalin kerjasama bersama Fitbit dan melansirkan aksesori yang dapat dikenakan baik untuk berolahraga maupun untuk tampil gaya sehari-hari.  Pasca sukses dengan Fitbit, Tory Burch segera melansir lini Tory Sport, bernuansa lux dengan cakupan kategori busana dan aksesori.
 
Tak ketinggalan, lahir pula label luxury activewear bernama Lucas Hugh yang menawarkan koleksi stylish activewear berteknologi tinggi. Label ini menggunakan heat-seated seams, menjadikan koleksinya setaraf pakaian olahraga untuk perhelatan Olimpiade.
 
Penambahan kata premium pada pakaian olahraga tentu saja meningkatkan performa dan pastinya prestise sang pemakai. Para pencinta olahraga mulai melirik brand premium. Mulai dari sports brand besar seperti Nike dan Adidas, koleksi kolaborasi desainer dan selebritas, seperti Yohji Yamamoto, Stella McCartney, Rita Ora dengan Adidas, Rihanna dengan Puma, hingga tandeman koleksi terbatas high-street brand dengan desainer atau selebritas, seperti H&M dengan Alexander Wang atau Topshop X Beyoncé.
 
Soal harga, pakaian olahraga premium mematok 2-3 kali lipat dari harga pakaian olahraga biasa. Bila legging biasa  harganya 400 ribu-an rupiah, legging premium mencapai 1,4 juta rupiah. Atau jaket biasa dihargai 1,1 juta rupiah, jaket premium hampir 1,7 juta rupiah.
 
Sepertinya tidak menjadi masalah, karena pemburu brand premium sudah paham akan perbedaan harga ini. Mahal, karena mereka membeli mutu dan gengsi.
 
Mengenakan pakaian olahraga premium menjadi simbol status baru, yang menunjukkan rasa percaya diri. “Sebelum terlihat keren di mata pasangannya, wanita lebih ingin diakui keren di antara peer-nya. Menarik perhatian pria lebih mudah dibandingkan menarik perhatian teman-teman wanita di tempat gym atau studio olahraga,” jelas seorang instruktur yoga di New York, seperti dilansir situs bisnis, Business Insider. Ini juga yang membuat pakaian olahraga premium sukses dikenakan dengan luwes oleh para wanita berambut indah layaknya habis keluar salon dan ber-make up minimalis di kafe atau butik di New York, Los Angeles, dan London.

Foto: www.imagecollect.com, @baniamir, www.aloyoga.com, www.lululemon.com


Topic

#sportswear

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?