Travel
Seminggu di Inggris Raya, Merayakan Ulang Tahun Ratu Elizabeth

21 May 2016

 

Foto: Dok. Pribadi

Pada 21 April lalu, Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris merayakan ulang tahun ke-90. Atas undangan VisitBritain, Redaktur Pelaksana femina, Yoseptin Pratiwi menghabiskan waktu seminggu di London, Aberdeen dan Edinburgh, untuk merasakan lebih dekat perayaan ulang tahun yang istimewa itu.

Menghabiskan masa kecil dengan tumpukan buku dongeng seperti anak-anak perempuan pada umumnya, cerita tentang kehidupan raja, ratu, putri dan pangeran yang berdiam di istana tersimpan dalam memori saya. Karena itu, undangan VisitBritain "Royal Britain" Multi-market Press Trip bertepatan dengan ulang tahun ke-90 Ratu Elizabeth II membuat penasaran. Mengunjungi Windsor Castle, Balmoral Castle serta Palace of Holyroodhouse, menjadi pengalaman tak terlupakan. Apalagi, saya berada di Windsor, tempat Ratu Elizabeth merayakan ulang tahun pada tanggal 21 April lalu.
 
Amazing Grace For The Queen

Pukul 8.30 pagi, cuaca London di awal musim semi yang beberapa hari sebelumnya sangat cerah dengan sinar matahari yang melimpah, pagi itu mendadak mendung. Cuaca ini sebetulnya khas London. Awan hitam menggantung dan siap menumpahkan air hujan kapan saja. Saya segera mengemas payung dalam tas, dan bersiap pergi ke Windsor Castle yang terletak di Berkshire County, sekitar 1 jam perjalanan bermobil ke arah Barat dari London saat lalu lintas lancar.

Sejak semalam sebelumnya, televisi sudah menayangkan liputan-liputan mengenai ulang tahun ke-90 Ratu Elizabeth II yang tahun ini sudah memerintah Kerajaan Inggris Raya, Irlandia Utara, dan Negara-Negara Persemakmuran selama 63 tahun. Di pagi yang gloomy itu saya pun bersemangat karena akan berjumpa Ratu yang memerintah Inggris paling lama dibanding para pendahulunya.


Foto: Dok. Pribadi

Windsor Castle, bangunan dari batu granit berwarna kuning muda keabu-abuan itu dari kejauhan tampak agung berselimut kabut pagi. Dari lapangan parkir dekat Alexandra Park, kami berjalan menuju pintu masuk untuk pengunjung, dan melewati sepotong jalan yang dipenuhi deretan toko souvenir, restoran, dan penginapan. Area sekitar kastil, yang kini telah dikemas dalam paket wisata The Queen Walk itu, sudah mulai dipenuhi orang. Pasangan kakek-nenek, keluarga muda, rombongan anak-anak sekolah dengan guru masing-masing, dan tak ketinggalan para turis yang berisik. Sebagian besar di antaranya membawa bendera kecil-kecil dan buket bunga yang bila beruntung bisa disampaikan secara langsung kepada sang Ratu.

Kastil yang sudah seribu tahun lalu berdiri sejak masa William Sang Penakluk dan sudah didiami 39 monarki itu, memang kediaman favorit Ratu Elizabeth dan suaminya, Pangeran Phillip, The Duke of Edinburgh. Secara resmi, Ratu tinggal di Windsor Castle dua kali setahun, yaitu pada Perayaan Paskah dan pada bulan Juni saat perayaan tahunan Garter Service digelar di kapel St. George yang terletak di dalam kawasan kastil.

Namun, Windsor yang seluas 10,5 hektar ini merupakan rumah favorit Ratu. Apalagi, sejak tahun 1917, nama keluarga Kerajaan Inggris diresmikan menjadi House of Windsor oleh Raja George V, yang merupakan kakek Ratu Elizabeth II. Sejak dinobatkan menjadi ratu pada tahun 1953, setiap akhir pekan, Ratu Elizabeth dan Pangeran Phillip lebih suka meninggalkan Istana Buckingham di London untuk berdiam di Windsor. Karena itu, tak heran bila perayaan ulang tahun istimewa ini akan diselenggarakan di Windsor.

Menurut jadwal, Ratu Elizabeth yang hari itu tetap ngantor di Buckingham, akan datang ke Windsor sekitar jam 11 siang. Masih ada waktu satu jam, saya bisa masuk ke bagian dalam kastil yang memang terbuka untuk umum, yaitu bagian tengah kastil. Menelusuri ruang demi ruang kastil yang dindingnya sebagian berpanel kayu kokoh itu kita akan menyaksikan kemewahan, kekayaan serta kegemilangan kerajaan yang pada masa kolonial pernah menguasai dunia ini. Diawali dengan koleksi peranti makan keramik-keramik cina yang halus di antaranya buatan Furstenberg Factory for Charles I tahun 1960, buatan Worcester Factory for Prince of Wales George V yang berupa dinner set berwarna biru bergambar bunga-bunga dan burung, kamar-kamar ratu dan raja, hingga koleksi senjata, tertata apik.

Satu jam kemudian, kami keluar dari kastil menuju pintu utama. Lautan orang ternyata sudah menyemut di pinggir-pinggir jalan. Para petugas keamanan mondar-mandir untuk menertibkan orang-orang agar tetap berdiri di luar besi pembatas. Hari itu, jadwal Ratu adalah jamuan makan pada pukul 6 sore, namun siang itu Ratu berkenan berjalan menyapa orang-orang yang datang, sekaligus membuka The Queen’s Walkway, semacam paket tour yang menghubungkan 63 titik tempat-tempat menarik dan bersejarah di kota Windsor.

Saya dan rombongan wartawan dari berbagai negara mendapatkan spot terbaik, yaitu tepat di depan pintu masuk, dan steril dari para pengunjung lain. Tak lama kemudian, datang satu peleton pasukan pemain musik dengan seragam khas, merah hitam dengan topi hitam menjulang. Mereka berhenti dan menempati jalan tempat di pintu gerbang kastil. Lagu-lagu dimainkan, salah satunya adalah Amazing Grace, lagu klasik yang membuat saya terdiam. Tim penyambut ratu pun mulai bersiap, di antaranya adalah Lord Lieutenant of The Royal County of Berkshire dan the Constable and Governor of Windsor.

Ketika lagu berhenti, pelan-pelan sebuah mobil sedan warna marun datang. Dari jendela kaca mobil yang bening, tampak Ratu Elizabeth duduk didampingi Pangeran Phillip. Mengenakan baju hijau muda, dengan topi warna senada dengan hiasan bunga-bunga putih, Ratu tersenyum dan melambai-lambaikan tangan. This is it….

Orang-orang ramai meneriakkan nama ratu, ada yang bertepuk tangan, ada yang melambai-lambaikan bendera. Happy birthday Her Majesty, long live the queen…. teriakan ini terdengar dari sana-sini. Sungguh, tidak pernah saya duga bahwa melihat langsung suasana yang penuh pemujaan itu akan membuat saya merinding. Tiba-tiba saya merasa jatuh cinta padanya. Turun dari mobil, dengan anggun Ratu Elizabeth menyalami para penyambutnya, lalu bergerak menuju kerumuman orang yang berdiri tertib di pinggir jalan dan menyalami mereka satu per satu. Ah, sayangnya, ternyata arah langkah Ratu menjauhi tempat saya berada…     
 
Istana Musim Panas di Skotlandia
Cerita fairy tale dalam kehidupan nyata ini makin lengkap ketika saya terbang ke utara selama 1,5 jam dari London ke Aberdeen, Skotlandia. Tujuan utamanya adalah berkunjung ke Balmoral Castle, kastil milik pribadi keluarga kerajaan yang disewa pada tahun 1848 dan kemudian beli oleh Prince Albert (suami Ratu Victoria) pada tahun 1853 yang terletak di kawasan Deeside, Aberdeenshire.  

Waktu itu, 5 tahun setelah penobatan, Ratu Victoria dan Pangeran Albert yang baru dua tahun menikah mengadakan perjalanan ke Skotlandia dan menetap di Edinburgh. Namun, dokter pribadinya menyarankan Ratu menetap di daerah yang iklimnya lebih ramah dan tidak terlalu sering diguyur hujan deras, yaitu daerah Deeside. Dan pada saat yang sama, pemilik Kastil Balmoral meninggal dunia, sehingga akhirnya terjadi proses jual beli seluruh kastil berserta isinya, meski Pangeran Albert belum pernah melihatnya sekali pun.

Ketika pertama kali datang ke Balmoral, Ratu Victoria segera jatuh cinta. Apa yang beliau lihat di Balmoral seperti menghapus stigma Skotlandia yang terkenal liar dan kasar. “Small but pretty”, demikian Ratu menulis dalam buku hariannya. “All seemed to breathe freedom and peace, and to make one forget the world and its sad turmoils.” Siang itu, di tengah cuaca 2 derajat celcius, saya bisa merasakan persis seperti yang digambarkan Ratu Victoria.

Dari jalan masuk beraspal yang dipagari pohon-pohon cemara raksasa, saya memandang bangunan bergaya Scot baronial yang berdiri anggun. Dinding batu granit berwana kelabu, tampak bersinar-sinar tertimpa sorot matahari musim semi. Namun, Kathleen, petugas yang menemani kami hari itu mengajak melihat koleksi foto-foto Keluarga Kerajaan terlebih dahulu. Salah satunya, saya melihat foto Ratu Victoria menunggang kuda yang kendalinya dipegang oleh John Brown.

Kathleen tersenyum ketika melihat saya menunjuk John Brown. Pelayan Ratu asli kelahiran tanah setempat ini memang kontroversial. Kedekatannya dengan Ratu setelah kematian Pangeran Albert di usia 42 tahun menimbulkan spekulasi bahwa hubungan mereka berdua lebih dari sekedar ratu dan pelayan kepercayaannya. Bahkan putri-putri Ratu Victoria menyebut Brown sebagai mama’s lover. “Tidak ada yang bisa mengonfirmasi hal itu,” tutur Kathleen, tersenyum.

Di salah satu panel, saya menemukan koleksi kartu Natal resmi keluarga Ratu Elizabeth sejak penobatan yang disusun berdasarkan urutan tahun, dari tahun 1953 hingga 2015. Sebagian besar merupakan foto keluarga, dengan berbagai angle pengambilan gambar dan setting yang cantik. Ada yang bergaya resmi, tetapi banyak juga yang bergaya kasual.

Namun, saya hanya menemukan 1 foto Lady Diana, yaitu dalam kartu Natal tahun 1981, tahun yang sama dengan pernikahannya dengan Pangeran Charles. Putri Diana dan Pangeran Charles tampil dengan pakaian pengantinnya yang tersohor itu. Hal yang sama terjadi pada foto Kate Middleton yang tampil dalam kartu Natal di tahun pernikahannya, yaitu tahun 2011. Selebihnya adalah foto resmi Ratu Elizabeth dengan pakaian kerajaan, atau foto berdua dengan Pangeran Phillip. Berbeda dengan ratu Victoria yang sangat menyukai tinggal di Balmoral, sehingga bisa 4 bulan dalam setahun bersemayam di sini, Ratu Elizabeth dan anggota kerajaan lain menempati Balmoral pada liburan musim panas saja.

Bila di Windsor Castle yang memungkinkan kita melihat berbagai ruangan privat –bahkan queen and king chambers- di Balmoral pengunjung hanya diperkenankan melihat ballroom. Di tempat tersebut kita bisa melihat-lihat miniature kekayaan sejarah Scotland, mulai dari highland games, senjata-senjata khas, tartan, hingga busana Ratu yang khas Skotlandia.
 

Foto: Dok. Pribadi

Istana musim panas Keluarga Kerajaan yang juga terletak di Skotlandia adalah The Palace of Holyroodhouse di Edinburgh. Dari Aberdeen bisa ditempuh lewat jalur darat, bermobil sekitar 3 jam, melewati daerah pedesaan Skotlandia yang sangat cantik, dengan padang-padang rumput dan peternakan domba di sana-sini.
Istana Holyrood, begitu nama tenarnya, merupakan kediaman resmi Ratu Inggris saat berada di Skotlandia. Holyroodhouse yang terletak di tengah kota lama (old city) Edinburgh merupakan istana megah bergaya barok,dengan dinding bata warna coklat muda khas Skotlandia. Istana ini juga berseberangan dengan Edinburgh Castle, banteng yang tersohor itu.

Ratu Elizabeth setiap tahun akan berdiam di Istana Holyrood pada minggu-minggu pertama musim panas. Biasanya, di sini akan diselenggarakan berbagai upacara dan pertemuan kenegaraan. Karena itu, ketika memasuki istana, kita akan bertemu dengan dining room besar yang bisa memuat lebih dari 100 tamu. Meja dibuat memanjang dengan kursi-kursi berselimut kain beledu merah mengelilinginya.

Selain itu, ada juga royal dining table, tentu khusus bagi keluarga kerajaan, yang mejanya lebih kecil yang dilapisi kayu coklat tipis berkilat. Meja itu dikelilingi 22 kursi, dengan kursi ratu terletak di kepala meja. Ketika saya mendekat, di meja sudah tertulis nama-nama orang yang duduk di setiap kursi. Dan ternyata, pasangan suami istri tidak bisa duduk bersebelahan. Karena saya melihat nama Pangeran William terletak di ujung kanan, sementara Kate Middleton terletak di seberang meja.

Sejarah istana Holyrood dimulai dari sejak abad 16, yaitu tempat tinggal Mary, Queen of Scot. Namun, mungkin sudah dua hari sebelumnya datang ke kastil yang lebih besar, kali ini saya lebih tertarik melihat-lihat kebun bunga yang Holyrood Palace. Sejauh mata memandang, tampak hijau dengan cipratan berbagai warna bunga. Burung-burung dan tupai liar juga berseliweran tanpa kenal takut. Mata saya pun terjerat pada rumpun bunga-bunga daffodils putih yang bersih dan cemerlang di bawah sinar matahari siang. Sambil mengisi paru-paru saya dengan oksigen bersih, tidak bisa tidak, saya pun sedikit ngiri dengan Kate Middleton. Ha...ha..ha ..

Royal Family Favorites!
High Tea
Siapa yang tak mengenal high tea ala ningrat Inggris? Duduk bersantai dengan gaun floral yang nyaman dengan suguhan teh panas daarjeling dari Assam India dan ditemani cakes dan scones? Tak ingin menyia-nyikan hidup mewah ala Royal Family, saya pun mencoba high tea di The Rubens at the Palace, hotel tempat saya menginap yang letaknya persis di sebelah Buckingham Palace, London.

Pukul 3 sore, saya sudah duduk manis di Palace Lounge. Menu high tea kami, untuk menemani teh daarjeling yang takarannya diolah khusus oleh The Rubens, tentu saja kudapan yang menjadi favorit keluarga kerajaan:
  • Orange scented scones: yang biasa disajikan di the Orangery at Kensington palace, dulu kediaman Lady Diana yang sekarang menjadi rumah pasangan Pangeran William-Kate Middleton. Sejarah scones ini ternyata sudah sangat tua. Tahun 1704 ketika Ratu Anne membangun tempat untuk meindungi tanaman sitrusnya dari cuaca dingin kala winter. Kemudian Ratu Anne melihat bahwa tempat yang diberi nama The Orangery itu ternyata indah sehingga menjadi tempat untuk menjamu.
  • Jam pennies: ini merupakan salah satu camilan favorit Ratu Elizabeth II saat masih kecil. Jam penny merupakan roti lapis isi selai raspberry yang dipotong melingkar seperti koin mata uang (penny).
  • Blood velvet cake (red velvet cupcake): selalu dikaitkan dengan Kolonel Thomas Blood yang mencuri mahkota pada tahun 1671. Blood tertangkap tetapi kemudian dilepaskan oleh Raja Charles 2 yang merasa Blood bisa dijadikan mata-mata yang berharga. Cupcake ini hingga kini masih disajikan di Tower of London yang merupakan tempat tersimpannya mahkota kerajaan.
  • Cherry éclair: meski aslinya dari Prancis, namun kue sus ini berhasil naik ‘meja’ di acara minum teh di Inggris.
  • Chocolate biscuit cake: yang ini merupakan kesukaan Pangeran William dan Pangeran Harry semasa masih kanak-kanak. Bahkan ketika hendak menikah, Pangeran William memilih kue ini disajikan sebagai the Groom’s cake.
  • Coronation tart: kue ini disajikan pada penobatan Raja George V tahun 1991. Bentuknya seperti pie, yang oleh chef The Rubens dimodifikasi menggunakan pistachios dan raspberry.
  • Aneka sandwich, termasuk roti lapis isi mentimun yang klasik.
 
Fortnum & Mason
Di kawasan Piccadily, London terdapat toko Fortnum & Mason yang selama lebih dari 300 tahun menyediakan berbagai kebutuhan keluarga kerajaan. Terkenal oleh produk hampers dan perlengkapan untuk afternoon tea, tapi Fortnum juga menyediakan berbagai kebutuhan lain: aneka biskuit, permen, coklat, selai, barang pecah belah, hingga barang barang fashion seperti tas, busana, topi hingga parfum dan candlesticks.

Sejarah toko ini dimulai pada tahun 1700-an ketika William Fortnum, seorang footman untuk Ratu Anne di St. James Palace, berinovasi dengan lilin bekas pakai di.istana.  Di malam hari, ia melelehkan lilin bekas tersebut dan membentuknya menjadi lilin baru yang kemudian ia jual kepada para ladies.

Bisnis Fortnum terus berkembang dan atas dukungan patronnya, Hugh Mason, yang membuka toko lilin di Duke Street, St James. Bisnis terus berkembang pesat menjadi supplier berbagai barang kebutuhan keluarga kerajaan. Dalam rangka perayaan ulang tahun Ratu Elizabeth, Fortnum & Mason juga memiliki koleksi istimewa: madu Queen Bee, peranti makanan dengan desain khusus, teh, dan tentu saja candlestick beraroma.
 
The Queen’s Handbags
Ratu Elizabeth jarang sekali terlihat di publik tanpa membawa tas tangan. Bahkan, pada foto resminya dalam perayaan ulang tahun ke-90, Ratu juga membolehkan salah satu cicitnya, Mia Tindall membawa tas tangannya.

Dalam buku Dressing The Queen, Angela Kelly yg merupakan personal advisor and senior dresser to Her Majesty The Queen mengatakan, “Hampir semua tas tangan Ratu adalah custom-made. Tas desain klasik dari kulit yang bagus berwarna hitam biasanya dikenakan untuk acara siang hari, dan ukuran lebih kecil dengan desain elegan untuk acara malam hari,” tulisnya, Tapi untuk acara-acara khusus, Ratu juga mengenakan tas yang dibuat serasi dengan busananya.

Bila diamati, tas tangan favorit ratu adalah tas kulit warna-warna standar yang ukurannya small atau medium dengan desain yang tegas (structured). Mereknya adalah Launer. Bahkan dikabarkan, ratu memiliki lebih dari 200 tas merek ini. Di Fortnum & Mason, kita bisa menemukan tas tangan favorit Ratu ini. (f)


Topic

#TravelingInggris

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?