Sex & Relationship
Rumit, Hubungan Cinta dengan Duda Cerai Mati

22 Aug 2017


Foto: Pixabay
 
Saya (30) adalah wanita berstatus janda cerai, yang sudah 4 bulan ini menjalin hubungan dengan E, duda dari sahabat yang meninggal 8 bulan lalu saat melahirkan anak kedua. Almarhumah adalah wanita yang cantik, cerdas, dan sabar. Semua kualitas wanita ada padanya. Saya tidak sebanding dengannya.

Masalahnya, E selalu mengungkit betapa cantiknya almarhumah. Hal ini menjadi beban berat bagi saya untuk melangkah hidup bersamanya. Saat saya protes mengenai sikapnya, E mengatakan, saya tidak perlu bersikap kekanakan, karena almarhumah sudah tidak ada. Padahal, saya tidak pernah mengungkit kenangan bersama mantan suami, untuk menjaga perasaan E.

Tetapi, E berkilah, perpisahan pernikahan kami masing-masing  berbeda sejarah. Kenangan E sangat indah, karena berpisah dari almarhumah yang  meninggal dalam keadaan melahirkan. Sedangkan saya, berpisah dari mantan suami karena kasus yang menyakitkan. Kalau saya protes, dengan mudah E mengancam akan mengakhiri hubungan kami. Padahal, seluruh keluarga sudah merestui.

T – Samarinda

Tanggapan Psikolog Irma Makarim
Empat bulan adalah waktu yang relatif singkat untuk mengobati duka karena kehilangan istri. Kenangan manis mungkin akan tersimpan dalam lubuk hati E. Tetapi, menghidupkan kembali almarhumah istrinya dengan terus-menerus  membicarakannya di hadapan Anda, menggambarkan keterikatannya yang begitu kuat pada almarhumah.

Anda perlu menanyakan kembali, apakah E  memang siap menikah kembali dan melanjutkan hidupnya bersama Anda. Atau, E mempunyai alasan tertentu, sehingga berpikir untuk menikah lagi dalam waktu  singkat.

Setiap orang tentu punya alasan masing-masing untuk kembali menikah. Lebih baik Anda mengetahui dengan baik alasan E yang belum bisa melupakan almarhumah istrinya. Idealnya, dari diri Anda, E mendapatkan teman hidup untuk berbagi dan membangun rumah tangga. Dan, Anda menjadi teman bagi anak-anaknya.
 
Tetapi, bisa saja ada alasan berbeda. Misalnya, Anda mendapatkan sosok yang tepat untuk bergantung, dan E membutuhkan bantuan untuk mengurus rumah tangga dan anak anak. Perbedaan ini sebaiknya diketahui oleh kedua belah pihak, agar masing-masing mempersiapkan diri dengan baik dan terhindar dari kekecewaan di kemudian hari.

Sebaiknya pula, baik Anda maupun E menilai kembali kesiapan untuk menikah, dan jujur melihat apakah dasar atau alasan pernikahan sudah cukup kuat. Bila memang kedua pihak sudah siap, maka dengan hati tulus Anda berdua bisa melangkah lebih jauh. Dengan syarat, masing-masing saling menghargai dan menjaga perasaan pasangan.

Walaupun Anda mengakui, almarhumah punya banyak kelebihan, tidak berarti bahwa Anda tidak memilikinya. Setiap orang tampil dengan kelebihan yang berbeda, sehingga tidak etis bagi E untuk membandingkan Anda, calon istrinya. Sikap E sangat disayangkan, tetapi ini menunjukkan bahwa ia kurang menghargai Anda. Bila ia terbiasa melakukannya sekarang, hal yang sama mungkin akan terus dilakukannya nanti setelah menikah.

Sebaliknya, jangan sekali-kali meremehkan diri sendiri, apalagi membandingkan dengan orang lain. Temukan dan perkuat kelebihan Anda sendiri. Jangan biarkan E mengancam Anda, hanya karena Anda mengemukakan pendapat. Bila ia sedemikian mudahnya ingin membatalkan niat untuk menikah dengan Anda, mungkin perlu dipertanyakan keseriusannya dalam rencana pernikahan ini.

Tanggapan Psikolog Monty Satiadarma
Memang tidak mudah dibanding-bandingkan dengan orang lain. Kadang-kadang hati kita tidak mudah untuk menerima kelebihan orang lain yang dibandingkan dengan kita. Akan tetapi, mungkin Anda belum menyadari bahwa Anda telah berbuat mulia terhadap suami, karena bersedia mendengarkan keluh kesahnya. Anda telah berbuat demikian baik baginya, karena tanpa diri Anda, ia akan diselimuti kehampaan. Andalah pengisi hidupnya saat ini.

Janganlah terlalu bertanya soal keadilan, karena Anda mungkin merasa tidak memperoleh pujian atau merasa kurang dihargai. Karena, sering kali kasih itu penuh ketulusan hati dan pengorbanan, bukan tuntutan.

Berbahagialah Anda jika mampu memberikan ketulusan kasih, mampu menjadi pendengar yang baik, mampu bersabar hati, dan lambat laun ia juga akan menyadari betapa bermaknanya kehadiran diri Anda di sampingnya.  

Masa 4 bulan bersama belum cukup layak untuk dijadikan ukuran saling mengerti satu sama lain. Adakalanya, pasangan membutuhkan waktu cukup lama untuk saling menyesuaikan diri. Kesabaran adalah kuncinya. Walaupun, tak terlalu keliru pula untuk mencoba melakukan pendekatan dengan menanyakan sisi positif dari diri Anda.

Sesekali perlu juga Anda sadarkan dirinya dan menanyakannya, seperti, “Apa yang kamu nilai bagus dari diri saya?”  Hal-hal seperti ini akan lebih menyadarkannya, bahwa ia memilih diri Anda sebagai pendamping  karena Anda juga memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. (f)

Baca juga:
Kobaran Gairah dalam Serial Scandal
3 Pertanyaan yang Berpotensi Menggagalkan Hubungan
Semua Bentuk Hubungan yang Dirahasiakan dari Pasangan Adalah Selingkuh
Tak Siap Menghadapi Pernikahan Adik Karena Dilangkahi

 


Topic

#masalahcinta

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?