Sex & Relationship
Pernikahan Penuh Tekanan, Dari Suami Selingkuh Hingga Desakan Mertua Minta Cucu

1 Jan 2017

Foto: Fotosearch
 
Pernikahan saya, yang didasari desakan orang tua, memang terlihat ideal. Namun, saya tidak bahagia karena suami kerap selingkuh. Orang tua dan mertua menuntut kami segera memberi cucu, tapi saya tak sampai hati menceritakan keadaan rumah tangga kami.
 
Lala – Cirebon
 
Saran Irma Makarim
Sangat wajar bila Anda merasa terbebani dengan semua ini. Namun, Anda tak perlu menanggungnya seorang diri. Perkawinan, juga anak-anak yang mungkin hadir di dalamnya, merupakan tanggung jawab bersama Anda dan suami untuk aktif merawatnya.

Maka, sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya Anda berdua bertanya pada diri masing-masing, apakah Anda berdua memang menginginkan dan siap untuk menerima kehadiran anak dalam suasana perkawinan seperti ini? Sudah saatnya melihat dengan jujur, apakah perkawinan ini dirasakan cukup berharga dan layak dipertahankan oleh Anda berdua? Kalau memang demikian, peran aktif kedua belah pihak untuk melanggengkan perkawinan sangat diperlukan

Ungkapkan perasaan Anda kepada suami, sehingga ia menyadari betapa sikapnya selama ini telah melukai Anda. Semoga kesadaran suami untuk mengubah perilakunya, serta ketulusan Anda untuk memaafkan suami, bisa mengembalikan kebahagiaan dalam perkawinan. Terhadap  orang tua dan mertua, tak perlu mengumbar  keburukan perilaku suami selama ini, tetapi Anda juga tidak perlu menutupinya. Dengan menyadari yang terjadi dalam perkawinan anak-anaknya, maka beliau bisa memberikan cukup waktu bagi Anda berdua untuk menyelesaikan masalah perkawinan sebelum melangkah lebih jauh. 
 
Saran Monty Satiadarma
Perselingkuhan tidak pernah dapat dibenarkan. Ketidakbahagiaan akan membuat Anda merasa hidup menjadi percuma. Agar masalah tidak makin melebar, Anda perlu menelaah masalah dan segera mengambil langkah-langkah penyelesaian.

Pertama, keputusan Anda menikah karena perintah orang tua, padahal Anda belum siap. Kedua, suami berselingkuh dan Anda tidak bahagia, tapi menyimpan gejolak perasaan ini sendiri sehingga bisa menimbulkan stres berkepanjangan dan depresi. Ketiga, harapan pernikahan adalah kebahagiaan, berbeda dengan kenyataan. Keempat, Anda membiarkan segalanya berlangsung selama ini, menyimpannya sendiri, dan bersikap tidak berdaya.

Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, Anda dapat mengalami ragam gangguan psikosomatis yang secara bertahap akan mengancam kesehatan. Anda harus menanggulanginya lebih awal dengan langkah yang lebih bijaksana. Tidak ada salahnya berbagi masalah ini kepada orang tua. (f)

Baca juga:


Topic

#MasalahPernikahan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?