Sex & Relationship
Cerita Merajut Cinta dalam Perjalanan Menguatkan Rohani

18 Apr 2017


Foto: 123RF
 

Orang bilang, jika ingin pasangan yang baik, carilah di tempat yang juga memberikan kebaikan, seperti yang dialami oleh 4 pasang sahabat femina ini. Siapa sangka, keinginan mereka untuk lebih dekat dengan-Nya justru berbuah bonus: bertemu pasangan hidup. Kesamaan iman, tak dipungkiri mendorong mereka untuk saling menguatkan menjadi manusia yang lebih baik.
 
Mantap Tanpa Pacaran
Primarty Nur Vega (30) & Hendry Syaputra (29)
Menjadi panitia di acara Kajian Dasar Islam (Kadais) Forum Studi Islam (FSI) di Universitas Indonesia membuka jalan saya untuk bertemu dengan Hendry. Awalnya hubungan kami sebatas teman satu organisasi saja, tidak lebih. Tidak lama kemudian, kami bahkan tidak bertemu lagi karena kuliah sudah selesai.

Pada September 2012, saya dan Hendry baru berjumpa lagi dalam pertemuan organisasi. Setelah itu, kami jadi saling kontak lewat pesan singkat. Pesannya, sih, biasa-biasa saja. Saat saya sedang ada masalah, misalnya, tiba-tiba dia mengirim pesan singkat menanyakan kabar. Saya senang, rasanya diperhatikan.

Merasa dia sedang melakukan pendekatan lebih dari sekadar teman dengan pesan-pesan singkat tersebut, saya memberanikan diri bertanya, apakah dia mau menikah dengan saya. Sebab, saya tidak ingin pacaran. Dalam ajaran agama yang saya anut, tidak ada konsep pacaran.

Sudah saya duga, ia terkejut. Pertanyaan saya tidak seketika dijawab. Saya mengerti, pernikahan memang bukan persoalan mudah. Pertanyaan itu baru ia jawab 5 bulan kemudian, setelah saya menanyakan jawabannya. Bukan lewat lisan, melainkan lewat surat berisi ajakan menikah! Ia menulis dan memberikan surat itu kepada saya, padahal kami sedang duduk berhadapan. Rupanya, selama 5 bulan itu ia sedang memantapkan hati.

Saya merasa mantap karena kami seiman. Selain itu, saya merasa dimengerti, diperhatikan, dan saya melihatnya sebagai orang yang bertanggung jawab. Salah satunya, Hendry bekerja keras mempersiapkan tempat tinggal untuk kami. Pada April 2014, saat lamaran, kami bersyukur karena sudah memiliki rumah sendiri. Keluarga masing-masing juga menyambut baik rencana itu.

Walau sudah lama berteman, waktu pendekatan yang singkat memang membuat kami tak jarang mengalami keributan kecil. Mungkin karena belum terlalu memahami satu sama lain. Ia sebagai pegawai negeri sipil dan saya ibu rumah tangga, terkadang sama-sama kelelahan saat bertemu di akhir hari. Terkadang, hal-hal sederhana seperti perbedaan selera makannya dengan masakan yang sudah saya buat, dapat menyebabkan pertengkaran kecil.

Namun, jalan iman yang sama membuat kami lebih mudah mengomunikasikan semuanya. Aktivitas salat dan mengaji bersama  tiap hari membuat hubungan kami  makin kuat dari hari ke hari. Agama memandu kami untuk saling mengingatkan, jika ada yang salah dan bersama-sama mendidik anak.(f)
 
 


Topic

#bertemujodoh

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?