Seni Pertunjukan
Di Balik Pementasan Shrek The Musical

13 Apr 2016


Foto: Dok. Inke Maris & Associates
 
Film animasi Shrek buatan DreamWorks bisa dibilang lebih dulu mencuri hati kita. Kelakuan makhluk ogre berwarna hijau ini bersama Donkey selalu menciptakan keriaan—bahkan kerusuhan. Asyiknya, nih, sebentar lagi kita bisa menyaksikan aksi kocak mereka melalui Shrek The Musical yang akan digelar mulai tanggal 5 Mei – 22 Mei 2016 di panggung Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta.
 
“Saya ingin semua orang bisa menonton pertunjukan ini. Benar-benar akan menjadi malam pertunjukan yang magis. Tentunya tidak setiap malam Anda bisa menyaksikan Shrek secara langsung di atas panggung. Pertunjukan ini bisa disaksikan oleh anak usia 4 tahun sampai lanjut usia. Dijamin Anda akan ikut bernyanyi dan mengetuk-ngetukan kaki,” kata Justin Scholl selaku Tour Manager Shrek The Musical saat wawancara eksklusif kepada femina.
 
Lindsay Dunn sebagai pemeran Fiona juga membocorkan adegan favoritnya yang bakal membuat penonton tertawa. “Saya paling suka adegan ketika Fiona dan Shrek bersaing bahkan terlibat adu kentut. Itulah momen keduanya mulai saling memahami dan menemukan persamaan,” ungkap Lindsay.

 Foto: Alice

“Saya belajar banyak dari Fiona, yang terutama kita harus mencintai diri sendiri, inside and out. Fiona punya rahasia yang dia pendam dari orang lain. Dia berubah jadi ogre di malam hari dan ini membuat dirinya insecure. Fakta bahwa Shrek dan Donkey mengetahui soal ini dan menerima Fiona apa adanya, membuat saya sadar bahwa masih ada orang yang akan menerima diri kita apa adanya di dunia ini,” tambah Lindsay.
 
Kyle Timson pun mengaku terkesan oleh karakter Shrek yang diperankannya. Menurutnya, pertunjukan yang diproduksi oleh Broadway Entertainment Group FZ LLC dan NETworks Presentations, LLC ini bakal memberikan pesan positif buat penonton.

Foto: Alice

“Shrek adalah contoh klasik dari cerita semua anak. Dia berbeda, hijau, besar, monster, sikapnya berbeda sehingga orang-orang juga memperlakukannya berbeda. Seumur hidup dia sendirian di rawa, kemudian melakukan perjalanan dan bertemu Donkey juga Fiona. Mereka mendukungnya untuk menjadi diri sendiri. Seperti salah satu kalimat dari pertunjukan, ‘Shrek, it doesn’t matter you’re big and green, we’re your friends. We love you!’ Itulah pesan secara keseluruhan dari pertunjukan ini yang sangat menginspirasi saya,” cerita Kyle yang menguasai beat-boxing ini.
 
Untuk menghidupkan karakter Shrek nantinya akan ada LED video wall berukuran 10m x 6m hingga kostum keren yang diangkut menggunakan total 10 kontainer!
 
“Fitur video wall ini jadi salah satu fitur paling keren dalam pertunjukan. Di Broadway kami punya set yang bisa dibilang larger than life , tapi untuk membawanya ke benua lain tentu skalanya harus dikecilkan. LED video wall akan menambah elemen cerita, misalnya sebagai latar belakang. Ada satu bagian favorit saya, yaitu saat Shrek dan Donkey nyanyi bareng, set-nya ikut bergerak bersama pemain seolah-olah mereka melakukan perjalanan. Very cool piece of the show,” kata Justin.
 
Foto: Alice

Ternyata Indonesia menjadi negara pertama yang didatangi untuk wilayah Asia Tenggara. Kenapa, sih, memilih Indonesia? Justin ternyata ingin mengulang kesuksesan Beauty and The Beast yang diselenggarakan tahun lalu di venue sama.
 
“Tahun lalu kami pernah membawa Beauty and The Beast, itu adalah kali pertama kami mendatangi market Asia. Ternyata responsnya sangat luar biasa sehingga kami ingin kembali dengan cerita berbeda. Semoga Shrek The Musical bisa menyamai kesuksesan Beauty and The Beast. Apalagi pesannya bagus, saya sendiri juga sangat menyukainya. Momen paling spesial adalah melihat reaksi penonton ketika Shrek muncul untuk pertama kalinya. Begitu 10 menit pertama dilalui, Anda akan terjerat dalam alur ceritanya dan nggak ingin pulang,” janji Justin.
 
Buat Kyle, tantangan terberat dalam pertunjukan ini adalah harus duduk manis selama 1,5 jam untuk didandani—setiap kali pertunjukan! “Selain proses makeup yang lama dan harus tahan menggunakan kostum yang terasa panas seperti dipanggang, tantangan terbesar dalam menjalani tur ke benua lain adalah kangen keluarga. Bukannya nggak bersyukur bisa berada di sini atau tempat baru untuk melakukan show buat penonton, tapi memang sulit bila berada di zona waktu berbeda 11 jam lebih cepat dari east coast, AS. Itu bikin komunikasi dengan ortu atau teman menjadi sulit. Homesick...,” jelas Kyle.
 
Lindsay ikut berbagi tip cara menjaga suara dan kulit wajah yang terpapar makeup agar selalu oke buat pertunjukan. “Pastinya saya melakukan pemanasan dan nggak mau memaksakan diri. Kalau merasa suara mulai raspy atau run down, biasanya saya nggak banyak bicara dan minum teh, terutama dengan campuran madu. Untuk menjaga kulit, sih, tip saya selalu pakai pelembap, pelembap, dan pelembap, ha ha ha. Kulit saya memang jadi kering setelah show karena ‘dipaksa’ memakai banyak produk kosmetik. Semakin banyak pelembap yang dipakai ke kulit akan semakin bagus. Jangan lupa anti-aging yang membantu meminimalisasi kerutan pada wajah,” ucap Lindsay menutup wawancara.
 
Bisa kita contek, tuh, rahasia kulit mulus Princess Fiona... (f)


Topic

#ShrekTheMusical

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?