Reviews
Menyindir Isu Pengendalian Senjata Api Lewat Film Death Wish

4 Mar 2018



Foto  Annapurna Pictures
 
Paul Kersey (Bruce Willis) tidak menyangka, hari itu datang. Ia yang sehari-harinya bekerja sebagai dokter yang berkutat mengobati pasien yang masuk ke ruang gawat  karena luka tembak, menemukan istri dan anaknya juga menjadi korban perampokan bersenjata. Istrinya, Lucy Rose (Elisabeth Shue) tidak dapat diselamatkan jiwanya setelah tertembak di bagian dada. Sementara putrinya, Jordan (Camila Morrone) mengalami luka parah di bagian kepala hingga koma.

Berbulan-bulan ia menanti penyelidikan polisi tanpa hasil. Chicago, tempatnya tinggal memang tengah mengalami tingkat kriminalitas tertinggi selama 20 tahun terakhir. Lambatnya gerakan polisi membuat kepercayaan masyarakat runtuh, sementara kejahatan makin merajalela.

Di tengah kegundahannya, Paul belajar menggunakan senjata api. Hingga suatu saat secara tak sengaja ia berhadapan dengan perampok mobil. Adrenalin yang ia rasakan saat berhasil menyelamatkan orang membuat hidupnya kembali bergairah. Terlebih saat menemukan petunjuk tentang kelompok yang merampok istri dan anaknya. Ia pun bermetamorfosis menjadi penembak untuk melakukan balas dendam.
 

Foto : Annapurna Pictures

Penampilan Bruce Willis mungkin sudah tak segagah masa kejayaannya dalam Die Hard, tapi justru itu terasa pas untuk karakter Paul yang dokter, bukan pria yang biasa berbaku hantam dan menggunakan pistol.

Meski ini adalah remake dari film berjudul sama yang menjadi box office pada tahun 1974, dan dibintangi Charles Bronson sebagai Paul Kersey, namun ada beberapa detail dibuat berbeda. Pada versi tahun 1974, Paul diceritakan berprofesi sebagai arsitek yang jago menembak karena pernah ikut dalam perang. Selain memiliki nama yang berbeda, putri Paul diceritakan sampai mengalami depresi dan trauma berat. Film ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Brian Garfield.

90 kasus kejahatan disertai penembakan di dalam seminggu, setengahnya terjadi di akhir pekan seperti yang diceritakan dalam film, mungkin jadi gambaran betapa pentingnya untuk mengendalikan kepemilikan senjata api. Sebuah isu yang rasanya tepat untuk kondisi di Amerika Serikat saat ini yang tengah didesak untuk memperketat izin kepemilikan senjata api, menyusul kejadian penembakan di beberapa sekolah.

Jika Anda ingin menonton film yang akan tayang akhir pekan ini, baiknya tidak bersama anak. Banyaknya adegan kekerasan dan kata-kata kasar, membuat film ini mendapat rating untuk ditonton usia 21 tahun ke atas.  (f)

Baca Juga:

Film Sekala Niskala Karya Kamila Andini Raih Grand Prix di Berlin International Film Festival 2018
Red Sparrow, Transformasi Jennifer Lawrence dari Penari Balet Menjadi Mata-mata Rusia yang Penuh Tipu Daya
Red Sparrow, Transformasi Jennifer Lawrence dari Penari Balet Menjadi Mata-mata Rusia yang Penuh Tipu Daya
Ini Wajah Benyamin Zaman Now di Benyamin Biang Kerok


Simak juga:




 


Topic

#resensifilm, #brucewillis, #filmhollywood

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?