Profile
Theresa May, Perdana Menteri Baru Inggris, Sosok Ambisius di Tengah Brexit, Kitten Heels dan Hobi Memasak

7 Aug 2016


Foto: Jack Hill/Getty Images/AFP

Setelah kehebohan Inggris memilih keluar dari Uni Eropa pada akhir Juni 2016 lalu, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengundurkan diri dari jabatannya. Penggantinya, Theresa May (59) sebelumnya menduduki posisi Menteri Dalam Negeri. Ia langsung mencuri perhatian dunia sebagai Perdana Menteri wanita kedua Inggris setelah si tangan besi, Margaret Thatcher yang memimpin pada 1979 hingga 1990.

1/ Gadis Kecil dari Sussex
Wanita kelahiran Sussex, 1 Oktober 1956 itu lahir dari pasangan Haidee Brasier dan Zaidee Brasier. Kedekatannya dengan seni dimulai saat belia. Di sela-sela rutinitas kehidupannya yang sederhana di pedesaan Oxford, ia ikut bermain pantomim bersama sang ayah. Ia juga bekerja di toko roti setiap Sabtu untuk menambah uang jajan.

2/ Pasangan Oxford
Theresa menikah dengan Philip May, seorang bankir. Dua mahasiswa Universita Oxford ini sama-sama pencinta olahraga kriket. Mereka diperkenalkan oleh Benazir Bhutto (yang lalu menjadi Perdana Menteri wanita pertama Pakistan) di sebuah pesta dansa pada tahun 1976. Saat itu, Philip May menjabat sebagai presiden Oxford Union, organisasi yang banyak melahirkan pemimpin-pemimpin Inggris. Mereka lalu menikah pada tahun 1980. Pasangan ini tinggal di kawasan elit Sonning-on-Thames, Berkshire. Mereka bertetangga dengan George dan Amal Clooney, Uri Geller, dan gitaris Led Zeppelin, Jimmy Page.
 
Pernikahan mereka mulai diuji saat ayah Theresa wafat dalam kecelakaan mobil setahun setelah mereka menikah. Beberapa bulan kemudian, ibu Theresa yang telah lama mengidap multiple sclerosis berpulang. Ikatan mereka semakin kuat saat mengalami kesulitan untuk mendapatkan keturunan, dan akhirnya berdamai dengan kenyataan tersebut.
 
Isu soal anak sempat disinggung oleh Andrea Leadsom, Menteri Muda Urusan Energi, yang menjadi pesaing Theresa. Andrea menyebutkan statusnya sebagai ibu lebih baik bagi masa depan negara, ketimbang Theresa yang tidak dikaruniai anak. Komentarnya dinilai publik kurang bijaksana. Setelah meminta maaf, Andrea mundur dari pemilihan.

3/ Antara Kitten Heels dan Hobi Memasak
Di waktu luang, Theresa sangat suka memasak, hingga mengoleksi 100 buku resep. Sesekali, ia menyegarkan diri bersama Philip dengan hiking ke area pegunungan Swiss. Di balik sosoknya yang tangguh, ia memilih nada ceria Dancing Queen (ABBA) dan Walk Like A Man, lagu dari drama musikal Jersey Boys sebagai favoritnya, selain koleksi klasik dari Mozart dan Elgar. And yes, she’s one of the classic romance lovers. Apa novel favoritnya? Pride & Prejudice dari Jane Austen.

Mau tak mau, penampilan Theresa juga jadi sorotan media. Kesukaannya? Sepatu dengan kitten heels, aneka warna hingga motif leopard. Ia memang menikmati fashion, bahkan mengaku rajin membaca majalah fashion Vogue.

4/ Karier Politik
Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat berkarier sebagai bankir di Bank of England. Teman kuliahnya, Pat Frankland mengisahkan dalam wawancara dengan BBC, Theresa memang menyimpan ambisi politik sejak muda. Ia ingin menjadi Perdana Menteri wanita Inggris pertama, dan sempat kesal saat Margaret Thatcher menduduki posisi itu lebih dulu.

Di mata koleganya, Theresa memiliki reputasi sebagai politikus yang tenang dan kadang membuat lawan politiknya gemas. Ia membuktikan ketangguhannya di antara sedikit wanita di posisi puncak di Partai Liberal (Konservatif) selama 17 tahun. Theresa juga dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Meski demikian, pada tahun 2013, ia menceritakan dirinya didiagnosis menderita diabetes tipe 1. Akibatnya, ia harus disuntik insulin dua kali sehari sepanjang hidupnya. Dengan tegas, ia mengatakan, masalah kesehatan itu takkan memengaruhi kariernya. 

Theresa masuk ke Parlemen Inggris pada tahun 1997 di bawah kepemimpinan Perdana Menteri David Cameron. Posisinya sebagai Menteri Dalam Negeri sejak tahun 2010 kerap dianggap posisi yang sulit dan tidak menawarkan peningkatan karier. Dirinya pun tercatat menduduki posisi Menteri Dalam Negeri terlama dalam satu abad terakhir di Inggris. Salah satu prestasinya, berhasil menggagalkan rencana teror pada 2013 dan mendeportasi Abu Qatada, ulama radikal yang diduga terkait dengan kelompok teroris AlQaeda ke Yordania.

“Theresa adalah sosok yang kuat dan kompeten. Kemampuannya memimpin lebih dari cukup dari yang dibutuhkan Inggris, dan saya akan memberi dukungan penuh,” kata David Cameron.

5/ Theresa dan Brexit
Meski Theresa mendukung Uni Eropa, dengan tegas, ia menyatakan, tak akan ada referendum kedua. “Brexit adalah Brexit.” Dalam rapat perdana kabinetnya pada 20 Juli lalu, ia mengatakan, kabinetnya harus mendorong keberhasilan proses Brexit dan 'pandangan baru' Inggris kepada dunia.

Setelah referendum, nilai tukar mata uang Poundsterling anjlok drastis dan mencapai posisi terendah sejak 31 tahun terakhir. Theresa menghadapi tantangan besar, memetakan jalannya penarikan diri Inggris dari Uni Eropa, mengatasi kecemasan publik terhadap ketidakpastian, dan memilah hal baru dari perdagangan dengan 27 negara anggota Uni Eropa lainnya. Selamat bertugas, Theresa! (f)

(Sumber: CNN, BBC, Telegraph, The Guardian, Reuters)

Rahma Wulandari


Topic

#WanitaHebat

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?