Profile
Sosok Charles Santoso, Concept Artist Film The Lego Movie Kelahiran Indonesia

7 Aug 2017


Foto: Inez

Anda tentu tidak asing lagi dengan kisah balok warna-warni Lego yang hidup dalam versi film animasinya, The Lego Movie dan The Lego Batman Movie. Tak banyak yang tahu bahwa salah satu concept artist dari kedua film tersebut, Charles Santoso, ternyata berasal dari Indonesia.
 
Lelaki kelahiran Bandung itu mengawali kariernya di bidang film sebagai concept artist untuk studio animasi di Australia. Tak hanya membuat film, Charles yang gemar menggambar sejak kecil juga aktif membuat ilustrasi untuk buku cerita anak.
 
Femina sempat mengobrol dengan Charles pada kunjungannya ke Indonesia Jumat (4/8) lalu di Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta. Kedatangan Charlesjuga turut meramaikan ajang Pop Con Asia 2017 yang berlangsung pada 5-6 Agustus lalu.
 
Selain membagikan ilmu dan pengalamannya kepada seniman muda Indonesia, Charles juga berpartisipasi dalam ModCon Digital Arts Competition, sebuah platform kreatif untuk pengembangan karier profesional ke Australia.
 
Berikut obrolan singkat femina dengan Charles.
 
Bagaimana Anda bisa terjun ke dunia animasi?
Saya bekerja di bidang desain grafis. Namun, sebetulnya saya sangat suka menggambar. Setelah lulus dari University of New South Wales di Sydney, saya mendapat kesempatan untuk memperlihatkan portfolio saya ke studio animasi Animal Logic.
 
Akhirnya sampai sekarang saya terlibat dalam produksi sejumlah film animasi seperti Legend of the Guardians: The Owls of Ga’Hoole, The Lego Movie, The Lego Batman Movie, dan film terbaru saya yang belum rilis The Lego Ninjago Movie.
 
Bisa Anda ceritakan tentang proses pembuatan film The Lego Movie dan Legend of the Guardians?
Pembuatan film, terutama animasi biasanya membutuhkan tiga hingga empat tahun. Prosesnya mulai dari storypitching atau mengajukan ide cerita film ke studio film. Tim story dan art lalu bekerja sama dengan sutradara untuk memvisualisasikan film. Setelah ada persetujuan studio dan mendapatkan dana produksi, kami memulai pengerjaan film tersebut.
 
Berapa orang yang terlibat dalam pembuatan satu film animasi?
Pembuatan satu animasi film Hollywood bisa membutuhkan tim yang beranggotakan 400–500 orang. Untuk bidang concept art hanya membutuhkan 10 sampai 15 orang saja.
 
Wow! Banyak sekali ya! Adakah animator atau seniman yang menginspirasi Anda?
Terlalu banyak, ha ha ha. Kalau seniman Indonesia, mungkin Dwi Koen yang menciptakan komik Panji Koming. Menurut saya, beliau komikus berbakat. Saya sangat suka goresan gambar hingga ceritanya.
 
Masih banyak yang saya tidak bisa sebut satu per satu. Pokoknya, setiap saya ke toko buku atau perpustakaan selalu ada inspirasi baru yang saya dapatkan.
 
Saya lebih tertarik dengan seni dan budaya Indonesia, misalnya Bali. Kesenian Bali sangat kaya. Ratusan tahun budaya itu bisa lebih menginspirasi dibandingkan seni kontemporer. Tiap suku di Indonesia tentu menawarkan berbagai budaya yang unik dan bisa digali.
 
Ada pesan untuk animator Indonesia yang ingin memasuki industri film dan animasi seperti Anda?
Teruslah berkarya dan berjuang. Industri film dan animasi adalah industri yang sulit untuk digeluti karena peminatnya sangat banyak.
 
Tanyakan pada diri Anda, apakah ini benar-benar sesuatu yang ingin Anda lakukan? Kalau jawabannya iya, Anda akan tetap bisa membuat karya seni meskipun mata pencaharian Anda bukan di dalam bidang seni. (f)

Baca juga:
Gina S. Noer, Proses Panjang untuk Menulis Naskah Film yang Ditonton Jutaan Orang
Seri Kisah Sineas: Universe Baldoza, Memotret Realitas Tanpa Menggurui
Seri Kisah Sineas: Yong Shuling, Membangun Empati Lewat Film Dokumenter


 


Topic

#AnimatorIndonesia, #SenimanIndonesia

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?