Profile
Rina Trisnawati, Lewat Tintin Chips Berdayakan Ibu-Ibu Yang Memiliki Anak Disabilitas

4 Jan 2019



Foto: dok. Womenwill
 
Satu hal yang mengusik rasa penasaran Rina adalah bagaimana ia bisa memanfaatkan teknologi digital semaksimal mungkin. Dari seorang keponakan, ia mendapatkan informasi mengenai pelatihan Womenwill awal tahun 2018 lalu. “Saya mendaftar lewat online, lalu mengikuti kelas yang diadakan Sabtu dan Minggu di Jakarta secara gratis,” katanya.

Di pelatihan ini Rina mengetahui adanya fitur Google Bisnisku (Google My Business) yang memungkinkan bisnisnya memiliki toko online sendiri. Begitu memiliki akun Google Bisnisku, Rina segera memunggah semua informasi mengenai Tintin Chips selengkap mungkin. Dari foto-foto yang menarik juga alamat lengkap workshop-nya yang membuatnya terlihat dalam Google map.

“Karena ada kolom review, saya meminta teman-teman yang menjadi pelanggan Tintin Chips untuk memberikan komentar. Komentar dan rating itu menjadi rujukan penting bagi konsumen di internet sebelum mereka memutuskan membeli produk kita,” katanya.

Sekali mengikuti pelatihan, Rina merasa belum cukup. Maka, ia yang biasanya setiap weekend selalu pulang ke Bandung, rela untuk tinggal di Jakarta karena ingin mengikuti lagi kelas Womenwill. Ia ingin memperdalam mengenai SEO (Search Engine Optimization) dasar agar Tintin Chips bisa muncul di halaman pertama laman pencarian Google.

Ia juga memperdalam SEM, bagaimana bisa memaksimalkan beriklan di dunia maya. “Sebetulnya gampang ternyata, semua ada tombol-tombolnya, kita tinggal klik saja di smartphone. Karena Google Bisnisku juga memiliki aplikasi yang bisa kita unduh dan operasikan lewat ponsel,” katanya.

Upaya Rina belajar menuai hasil, karena Tintin Chips mengalami peningkatan omzet yang signifikan. “Saat ini kami bisa memroduksi 100 kaleng per hari,” ujar Rina yang memperkerjakan 10 ibu-ibu ini. Kini sudah ada enam varian rasa cookies yaitu coklat, keju, green tea, cinnamon, purple yam, dan kopi.
 

Foto: dok. Tintin Chips
 
 
Karena keaktifan dan antusiasmenya, selama pelatihan Womenwill, Rina juga tak segan membawa dan mengenalkan produknya, ia lantas mendapat perhatian dari Google. Ia lalu diundang memberikan testimonial di forum yang dihadiri staf Google dari berbagai negara. “Setelah acara, saya mendapat pesan pendek dari staf Google asal Paris yang mengaku terinspirasi akan kisah saya,” ujarnya, bangga.

Apakah ia sudah cukup puas dengan pencapaiannya ini? “Saya masih harus terus belajar. Saya juga mengunduh Google Primer karena di sana banyak artikel tentang bisnis yang bisa saya pelajari. Prinsip saya, memiliki smartphone harusnya membuat kita bisa belajar banyak dan tidak hanya menggunakannya untuk hal-hal yang tidak produktif,” pungkas Rina yang tepat pada 24 Januari 2019 ini, di usianya yang ke-50, memutuskan berhenti kerja agar fokus menekuni bisnis. (f)


Topic

#google, #womenwill, #wanwir, #iwf2018, #indonesianwomensforum18, #bisnisukm, #kisahsukses

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?