Profile
Inspirasi dari Elaine Thompson, Pelari Wanita Pertama yang Meraih Kemenangan Ganda di Olimpiade Rio 2016

14 Jun 2017


Foto: Twitter/ @jamaicaolympics

Cantik dan tangguh. Itulah kesan yang ditampilkan pelari jarak jarak pendek (sprinter) asal Jamaika Elaine Thompson (24). Agustus lalu, wanita kelahiran 28 Juni 1992 ini mencatat sejarah di Olimpiade Rio 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Ia menjadi pelari wanita pertama, sekaligus warga Jamaika pertama, yang meraih medali emas pada cabang olah raga lari jarak 100 dan 200 meter sejak tahun 1988.
 
Pencapaian Elaine adalah hasil yang tidak hanya terbentang dari garis start hingga finish, namun sejak ia menjadi pelari remaja di SMA di kota Banana Ground, Manchester Parish, Jamaika. Empat tahun bertanding namun tak pernah naik podium, Elaine tak patah arang. Ia kemudian direkrut oleh Universitas Teknologi Jamaika, dan catatan waktunya terus membaik.
 
Pada tahun 2013, pertandingan internasional pertamanya, Central American and Carribean Championships in Athletics di Meksiko, memicu keinginannya untuk berlari secara profesional. Dua tahun kemudian, nama Elaine mulai diperhitungkan di tingkat dunia ketika ia berhasil menaklukkan jalur lari 100 meter di Jamaica International Invitation dalam 10,97 detik.   
 
“Orang tua saya tidak terlalu mendukung, sehingga saya harus terus mendorong diri sendiri dan melakukan hal yang saya tahu saya mampu. Kemudian banyak orang menyemangati saya, dan berkata, ‘Kamu pasti bisa, kamu seorang juara,’” kenangnya, saat diwawancarai International Association of Athletics Federation Mei lalu.
 
Bagi Elaine, menjadi pemenang ganda di Olimpiade adalah sebuah perjalanan yang belum berakhir. Apalagi, Rio 2016 adalah olimpiade pertamanya. Ia tahu, kini makin banyak orang yang ingin mengalahkannya, sehingga ia harus berlatih jauh lebih keras. Pada pertengahan Mei, ia merebut medali emas di Shanghai Diamond League, dan berharap bisa kembali meraih kemenangan ganda di kejuaraan dunia di London, Inggris, Agustus mendatang.

Kemenangan Elaine tak hanya dibangun di atas ketekunan, namun juga motivasi dari kawan-kawannya. Salah satunya adalah sesama pelari dan peraih medali emas asal Jamaika, Shelly-Ann Fraser-Pryce.
 
Shelly-Ann senantiasa menguatkan Elaine untuk tak pernah membiarkan orang lain menghentikan langkahnya untuk menjadi sosok yang ia cita-citakan. Jelang pertandingan final Elaine di Olimpiade Rio, Shelly-Ann jugalah yang mengingatkannya bahwa ia perlu berlari di pertandingan dan jalurnya sendiri, dan tak terpengaruh oleh lawan-lawannya. Karena itulah, ia menyadari pentingnya memiliki panutan yang menginspirasi sesama atlet wanita muda.

Baca juga:

Di sisi lain, menjadi atlet bukan berarti tak bisa tampil menawan. “Sebagai seorang juara, saya ingin bisa terlihat profesional sekaligus modis, namun tetap nyaman dengan diri sendiri,” ungkap wanita yang gemar mengubah gaya rambutnya ini. “Setiap hal yang saya pilih dan kenakan dapat memberikan semangat bertanding tersendiri,” tambah Elaine yang prestasinya diabadikan dalam sepatu koleksi terbaru Nike. (f)
 


Topic

#wanitahebat

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?