Profile
45 Tahun Berkembang Bersama Femina: Komunitas Lomba Perancang Mode, The Style Maker

25 Nov 2017


Fotografer: Honda Tranggono. Pengarah Gaya: Arni Kusumadewi. Wardrobe: Koleksi Pribadi

Keterangan foto:
1/ Josephine Nyoman, Desainer dan Pemilik Label Josephine Nyoman, Finalis LPM 2015
2/ Zara Tenriabeng, Desainer dan Pemilik Hexagon, Finalis LPA 2014
3/ Daisy Fabrina, Desainer dan Pemilik Label Sophia Alice, Finalis LPM 2015
4/ Yelly Lumentu, Desainer dan Pemilik Label Day & Night dan Yelly, Pemenang I LPM 2013
5/ Novi Susanti, Desainer dan Pemilik Label The Theme, Pemenang III LPA 2014
6/ Agatha, Desainer dan Pemilik RACCOONANDBABIES, Finalis LPA 2016
7/ Ansy Savitri, Desainer dan Pemilik Label Ansy Savitri, Pemenang I LPM 2015

Tahun 1972, ketika femina pertama kali terbit, para pendiri media ini menetapkan tujuan mengapa femina hadir: yaitu sebagai bahan bacaan yang informatif, menghibur, membangkitkan daya kreativitas, dan meluaskan wawasan wanita.

Sebagai general service magazine, wajar jika informasi yang disampaikan femina merangsang keingintahuan pembacanya. Maka, femina tidak hanya hadir sebagai media massa wanita, tapi juga menjelma dalam berbagai kegiatan yang mendekatkan femina dengan pembacanya. Dari seminar, nonton bareng, demo masak, kompetisi, hingga festival berskala besar.

Apa yang femina lakukan menjawab tren masyarakat yang senang berkumpul dan berbagi ide pada minat yang sama. Komunitas pun menjadi wadah untuk berkolaborasi dan saling memberi inspirasi. Berkembang mengikuti zaman, komunitas
femina hadir untuk memberikan impact dalam berbagai bidang yang diminati wanita seperti wanita karier dan wanita wirausaha.

Kontribusi wanita yang terus meningkat di dua bidang tersebut terbukti telah membawa komunitas wanita wirausaha dan wanita karier femina terus melaju. Begitu pula ketika dunia kreatif di Indonesia mulai naik pamor, femina sejak awal telah menangkapnya dengan membangun komunitas bagi para pekerja kreatif di industri fashion hingga entertainment lewat komunitas Wajah Femina, Lomba Perancang Mode, dan Lomba Perancang Aksesori.

Bersama komunitas, femina mengajak pembaca untuk menemukan potensi terbaik dalam dirinya, tampil di depan, sekaligus memberikan perubahan.

Kini, setelah 45 tahun, femina terus melaju menjadi trendsetter dalam pengembangan komunitas. Tak heran bila kemudian lahirlah wanita-wanita tangguh, penuh prestasi di karier maupun bisnis dari berbagai komunitas femina. Keberhasilan sebuah media ditentukan pula oleh seberapa solid dan berkembang audiens yang dilayaninya. Ini salah satu di antaranya.

Komunitas Lomba Perancang Mode, The Style Maker

Kontribusi Lomba Perancang Mode (LPM) sangat besar dalam industri mode tanah air. Sejak dimulai tahun 1979 hingga kini, LPM terbukti bisa menjaring bakat-bakat muda dan mencetak perancang busana sukses yang mewarnai generasinya.
Sebut saja Samuel Wattimena, Chossy Latu, Itang Yunasz, Ferry Soenarto, Musa Widiatmodjo, Stephanus Hamy, Widhi Budimulia, hingga generasi baru, seperti Danny Satriadi, Tex Saverio, dan Billy Tjong.     

Acara dua tahunan ini menjadi lomba desain bergengsi. “Setelah LPM, saya seperti mendapatkan jalan yang terbuka, banyak orang lebih mengenal brand saya. Selain itu, dengan koneksi yang terbangun. Saya lebih mantap menjalankan karier saya ini,” ungkap Josephine Nyoman.

Sejalan dengan itu, tahun 2008, majalah Cita Cinta (yang kemudian melebur dengan femina) menyelenggarakan LPA yaitu kompetisi untuk mencari talenta-talenta baru dalam desain sepatu, tas, dan perhiasan. LPM dan LPA menjadi event dua tahunan femina group yang berlangsung secara bergantian.

Alumni LPM dan LPA mendapat kesempatan mengikuti beragam workshop, serta memperluas jejaring di industri mode.
Bagi para alumninya, LPM dan LPA merupakan batu loncatan untuk masa depan. Zara Tentriabeng, desainer aksesori dengan labelnya, Hexagon, kini telah menembus pasar internasional seperti Milan, Rusia, dan Amerika Serikat.

Bagi Zara, publikasi itu penting untuk memperkenalkan karyanya ke pasar yang lebih luas. Lewat LPA ia mengaku
mendapatkan exposure yang cukup tinggi. Meski memiliki jam terbang yang cukup tinggi sebagai desainer untuk sebuah
brand di luar negeri, ia justru merasa dengan mengikuti LPA ia bisa mendapatkan kembali pengetahuan tentang dunia mode
di tanah air. (f)

Baca juga:
45 Tahun Berkembang Bersama Femina: Komunitas Wanita Wirausaha
45 Tahun Berkembang Bersama Femina: Komunitas Wajah Femina, Mengasah Potensi Si Calon Bintang
45 Tahun Berkembang Bersama Femina: Menuju Puncak Karier Bersama Komunitas Women's Leadership Network

Faunda Liswijayanti


Topic

#komunitas, #femina45

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?