Pameran
Pameran Pertama Maestro Sastra Indonesia, Pramoedya Ananta Toer

19 Apr 2018



Foto : Instagram dialogue_arts


Sebagai sastrawan besar, Pramoedya Ananta Toer tentu menjadi panutan bagi banyak penulis tanah air. Karya-karya besarnya, salah satunya seperti tetralogi Bumi Manusia telah memberikan kontribusi besar pada dunia sastra tanah air hingga internasional.

Untuk mengenang apa yang telah dilakukannya dan mengenal lebih dekat dengan sosok sang sastrawan, Titimangsa Foundation bekerja sama dengan Dia.Lo.Gue, menggelar pameran bertajuk
Namaku Pram : Catatan dan Arsip.

Ini merupakan sebuah pameran berisikan barang-barang keseharian Pram dan kegiatannya yang suka mengarsipkan berbagai macam hal. Bukan hanya menunjukkan sisi Pram sebagai penulis, tapi sisi lainnya yang sangat personal. Pram sebagai penulis, pencatat, dan seseorang yang melankolis.
 

Pembacaan cerita pendek Pramoedya Ananta Toer di Galeri Indonesia Kaya
Foto : Image Dynamic


Pameran ini berawal dari niat Happy Salma yang sukses menggelar drama treatrikal Bunga Penutup Abad yang terinspirasi dari novel karya Pramoedya, Bumi Manusia. “Saat itu nazar, jika pementasan ini sukses, saya ingin menunjukkan apa yang saya lihat di rumahnya Pram kepada semua orang,” cetus Happy, pendiri Titimangsa Foundation.

Keinginannya tersebut pun direstui keluarga besar Pramoedya, salah satunya sang putri, Astuti Ananta Toer. Ia hanya berpesan untuk menyampaikan sisi sang ayah secara jujur. “Selama ini banyak arsip Pramoedya yang belum dipublikasikan. Sayang kalau tidak banyak orang yang tahu,” pesannya.

Karya-karya Pram seperti cerpen dan novel, sudah mulai dikenal sejak tahun 1950an. Hingga kini, setelah 7 dekade kehidupannya, ia sudah menulis sekitar 50 buku, dan 42 ceritanya yang lain telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Pramoedya Ananta Toer adalah satu-satunya penulis asal Indonesia yang pernah berkali-kali menjadi kandidat peraih Nobel Sastra.

Acara pembukaan pameran yang dilakukan di Galeri Indonesia Kaya ini juga diramaikan dengan pembacaan cerita pendek Pramoedya Ananta Toer oleh
Najwa Shihab, Slamet Rahardjo dan Ratna Riantiarno. Sementara itu, bersamaan dengan diadakannya pameran utama di Dia.Lo.Gue Art Space, di Kemang Selatan, para pengunjung GIK juga bisa menikmati galeri mini dari karya-karya sang maestro sastra tanah air.

Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip ini dapat dinikmat di:
Dia.Lo.Gue
Jalan Kemang Selatan No. 99A
mulai 17 April - 20 Mei 2018
pukul 09.30 – 18.00 WIB (Senin – Kamis)
dan 09.00 – 21.00 WIB (Jumat – Minggu)
 
Serta mini pameran di:
Galeri Indonesia Kaya
Grand Indonesia West Mall Lantai 8
mulai hari 17 April - 2 Mei 2018
Pukul 10.00 – 22.00 WIB.
 
(f)

Baca Juga :

Pameran Yayoi Kusama Pertama di Indonesia
Ngaku Pencinta Seni? Hadiri JIWA, Jakarta Biennale 2017 di Gudang Sarinah
Kekuatan Seni Rupa Indonesia di Beijing International Art Biennale 2017

 


Topic

#pameran

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?