Money
Wise Women Jakarta 2019: Langkah Mudah Pencatatan Keuangan Bisnis dan Resep Sukses Dapur Cokelat Melintasi Perubahan Market

25 Mar 2019


Foto-foto: Dok. Femina

Setelah tahun 2018 melakukan roadshow ke 10 kota besar di Indonesia, workshop kekewirausahaan Wise Women Entrepreneur Masterclass hadir kembali tahun ini di 6 kota, dengan Jakarta menjadi kota pertama. Program edukasi kewirausahaan ini merupakan kerjasama program pengembangan komunitasWanitaWirausaha Femina bersama Commonwealth Bank dan Center for Inclusive Growth dariMastercard.

Di Jakarta, bertempat di Yello Hotel di kawasan Harmoni, workshop setengah hari ini menghadirkan dua pembicara yaitu ArrestoArio, Business Transformation Advisor Commonwealth Bank yang membawakan tema Wise Financial Module dan founder Dapur Cokelat ErmeyTrisniarty dengan tema: Business F&B: Market Behavior & Business Plan.

Wise Financial Module membahas pentingnya pencatatan keuangan bisnis, satu hal krusial bagi bisnis sehingga sudah seharusnya dikerjakan sejak bisnis dimulai. Pelatihan ini merupakan salah satu cara Commonwealth Bank untuk meningkatkan literasi keuangan wanita Indonesia, yang angkanya memang masih cukup rendah. Selain dalam bentuk kelas-kelaspelatihan, WISE yang merupakan singkatan dari Women Investment Series juga memiliki mobile apps yang bisa diunduh secara gr tis di Playstore dan Google Play.


 

Arresto Ario memulai sesi dengan menjelaskan pentingnya laporan keuangan secara umum, yaitu untuk memantau perkembangan usaha dan menjadi syarat saat bisnis kita sudah memerlukan pinjaman dari pihak lain. “Ada tiga laporan keuangan usaha yang harus dimiliki setiap pebisnis, yaitu CatatanTransaksi, LaporanRugi-Laba dan Necara,” kata Ario, begitu panggilannya.

Ario kemudian menjelaskan dengan terperinci bagaimana mengisi Catatan Transaksi yang untuk bisnis mikro dan kecil, masih bisa dilakukan dengan sederhana lewat tabel Excell.“Catat setiap transaksi pembelian dan penjualan dengan rutin.Karena bila sudah menumpuk dan kita sama sekali tidak punya pencatatannya, maka kita jadi tidak tahu kondisi usaha kita sebetulnya seperti apa,” pesanArio.

Ario juga menekankan pentingnya mencatat nama customer dalam tabel. Mengapa? “Itu bisa menjadi database pelanggan sehingga kita tahu, oh konsumen A suka barang ini model ini, jadi ketika kita sedang ada barang baru atau sedang promo model tersebut, maka kita bisa menawarkan ke dia,” kata Ario.


 

 

Diskusi kemudian berlanjut ke soal gaji owner. Maklum, sebagaian besar wanita wirausaha mengawali bisnis dengan modal yang tidak besar. Bisnispun dikerjakan sendiri, termasuk kadang mengerahkan anggota keluarga untuk membantu.

“Di sini, siapakah yang sudah mengaji diri sendiri?” tanyaArio. Ternyata hanya sekitar 10 orang saja yang mengacungkan jari. Alasannya, “Belum ngerti cara menghitungnya,” kata Liana yang berbisnis makanan AyamKodok.

Owner sebaiknya harus digaji sejak bisnis itu pertama kali berdiri. Lho, kan belum ada pemasukan. Tetap harus digaji, kata Ario, dan masukkan gaji itu sebagai bagian dari modal usaha. Karena dengan menggaji diri sendiri, kita jadi tahu apakah bisnis kita menguntungkan atau justru rugi. Bisa jadi kelihatannya bisnis kita untung, tapi begitu gaji owner diterapkan sebetulnya, bisnis kita masih rugi. Ario pun berbagi tip, untuk usaha yang baru dirintis, UMR daerah bisa dijadikan patokan untuk besaran gaji owner.

“Nanti, kalau sudah ada untung, bagikan sebagai bonus,” sarannya.


Catatan kedua adalah anggaran, dengan syarat kita sudah memiliki pencatatan transasksi sebagai basis data membuat penganggaran. Misal, untuk mempersiapkan masa Lebaran kita harus mengaanggarkan apa saja, misalnya THR pegawai, THR owner, THR tukang sampah, bahkan kalau kita punya langganan aojek, juga harus kitaanggarkan THR-nya.

“Kalau kita melakukan pencatatan anggaran dengan benar, maka kita bisa membuat prioritas. Misalnya, di hari raya, kita anggarkan belanja dua bulan sebelumnya sebelum harga naik, sehingga setelah harga naik, kita sudah punya barangnya,” kata Ario.

Sementara pencatatan Rugi-Laba diperlukan agar pemilik bisnis tahu, apakah dalam keadaan untung atau rugi. Rugi-laba diperoleh dari pendapatan dikurangi biaya yang sudah dikeluarkan. “Kalau kita beruntung tentu kita senang, tapi kalau kita rugi, maka kita bisa evaluasi, mengapa merugi, apa yang harus diubah? Apakah cara kita berbisnis, mencari supplier baru dan lain sebagainya,” kata Ario.

 


Topic

#wirausaha, #wisewomen

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?