Money
Cara Jualan Kekinian, Memainkan Emosi Pembeli

28 Jan 2019


Foto: Shutterstock
 
Sebuah bisnis harus dibangun dengan konsep dan dibumbui kepercayaan konsumen. Di era pertukaran informasi yang tinggi, pandangan publik terhadap brand Anda bisa bersumber dari mana pun. Karenanya, penting membangun branding yang kuat, agar DNA brand bisa sampai dengan tepat ke konsumen.
 
Menurut Tuhu Nugraha, Digital Strategy Expert & Trainer dalam masterclass berjudul The Power of Brand Storytelling di acara Indonesian Women’s Forum 2018 yang digagas Femina Group, branding sangat penting untuk produk ataupun perusahaan karena branding membangun kepercayaan, meningkatkan eksistensi produk dan perusahaan, sekaligus meningkatkan konsumen baru.
 
Merek dunia seperti Lego, Coca Cola, dan Google telah menjadi ikon industri karena kegemaran mereka ‘mendongeng’. Jika hanya mengandalkan produk dan penawaran, sebuah brand hanya akan menjadi sekadar merek ‘pada umumnya’. Ini artinya, brand Anda tidak dapat membedakan dirinya dari yang lain. Padahal, di tengah kerumunan, brand harus menonjol.
 
Bagaimana agar brand Anda stand out? Menurut Tuhu, membangun cerita adalah cara terbaik untuk membedakan diri dari merek lain. Selain itu, dengan membangun cerita yang tepat, Anda bisa terhubung dengan audiensi dan menarik emosi pelanggan ataupun calon pelanggan.
 
Menurut Rizky Arief Dwi Prakoso, cofounder Nah Project, yang produk sepatu sneakers-nya dikenakan Presiden Joko Widodo saat menyalakan obor Asean Games 2018 lalu, sangat penting membangun kepercayaan di dunia maya dengan cara membentuk storytelling yang tepat sasaran.
 
Harus diakui bahwa konsumen masa kini membeli produk bukan hanya karena produk tersebut memang benar-benar dibutuhkan atau memiliki kualitas yang sangat baik. Di atas semua itu, konsumen membeli suatu produk berdasarkan rasa suka sehingga terus melakukan transaksi atas produk tersebut. 
 
“Kita akan menjadi loyal terhadap suatu brand atau merek tertentu, ketika brand tersebut sudah menjual cerita. Mereka menjual cerita yang membuat kita menjadi emosional. Faktor itulah yang sebenarnya kita beli,” ungkap Tuhu.
 
Faktor emosional sangat berperan di sini. Pada hakikatnya, manusia cenderung membuat keputusan berdasarkan perasaan. Cerita yang relevan terhadap keseharian kita akan menjadi nilai tersendiri serta memiliki keunikan dalam pemasaran. Membuat branding suatu produk atau perusahaan bukan hanya tentang cerita yang kita sampaikan kepada market, tapi bagaimana membangun konsistensi yang telah kita janjikan dari awal. Selain itu, nilai-nilai yang patut kita bawa antara lain experience, visual, consistency, dan communication. (f)

Baca Juga:

Agar Keuangan Bisnis Kecil Selalu Terkontrol

Tip Menghitung Gaji Pemilik Untuk Bisnis UKM

Ini Alasan Kenapa Liburan Ke Luar Negeri Pakai Kartu Debit Lebih Aman
 

Faunda Liswijayanti


Topic

#money, #wirausaha, #storytelling, #bisnis

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?