Health & Diet
Tepung Kelapa, Membuat Nasi Putih Lebih Ramah Bagi Penderita Diabetes

1 Feb 2018


Foto: Pixabay
 

Di Indonesia jumlah penderita diabetes terus meningkat dari tahun ke tahun. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan saat ini diketahui sedikitnya 30% dari total jumlah penduduk mengidap diabetes.

“Biasanya yang datang berobat sudah komplikasi terkena penyakit lainnya. Jika sudah demikian, biaya perawatannya pun naik berlipat-lipat kali,” ujar drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH, Kepala Subdirektorat Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolisme, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan.

Mengontrol kadar gula dalam darah menjadi sangat penting bagi penderita diabetes. Salah satu caranya adalah dengan memilih pangan dengan indeks glikemik rendah.

“Pangan dengan indeks glikemik rendah membuat gula darah tidak cepat naik,” jelas Dr. Didah Nur Faridah, Kepala Pengembangan Layanan Analisis Pangan, Institut Pertanian Bogor.

Indeks glikemik ditandai dengan angka 0 - 100. Makanan dikatakan memiliki indeks glikemik tinggi jika memiliki angka di atas 70, sedang jika memiliki indeks glikemik antara 56 - 69, tinggi jika memiliki indeks glikemik di atas 70. Semakin tinggi indeks glikemik makanan, semakin cepat kadar gula dalam darah meningkat, sehingga berbahaya bagi penderita diabetes.
 
Nasi putih, makanan favorit di Indonesia, terutama yang pulen, sayangnya memiliki indeks glikemik tinggi. Karena itu penderita diabetes kerap disarankan untuk mengganti nasi putih dengan nasi dari beras merah yang memiliki indeks glikemik sedang.

Tapi, kini ada cara lain untuk ‘mengakali’ nasi putih agar lebih ‘bersahabat’ dengan penderita diabetes, yaitu dengan mencampurnya dengan tepung kelapa.

 “Penambahan tepung kelapa saat memasak nasi putih dapat menurunkan indeks glikemiknya dari sebelumnya 89 (kategori tinggi) menjadi 49 (kategori rendah),” terang FX Widiyatmo, Deputy Director Corporate Business Development PT Kalbe Farma Tbk.

"Tepung kelapa mengandung 22% serat, serat inilah yang akan menghambat penyerapan glukosa sehingga indeks glikemiknya menjadi rendah,” ungkap Dr. Didah. Selain itu, akibat tercampurnya pati dengan lemak yang berasal dari kelapa membuat struktur pati berubah sehingga tidak dapat dikenali tubuh dan akhirnya tidak dihidrolisis ataupun diserap.

Meski demikian, porsi konsumsi juga harus diperhatikan. Aturannya, mencampur beras dengan penambahan 25% tepung kelapa dari total takaran beras. “Penambahan tepung kelapa ini membuat indeks glikemik satu piring nasi menjadi separuh dari takaran nasi yang tidak dicampur dengan tepung kelapa,” ujar Dr. Didah.

Namun, mencampur nasi dengan parutan kelapa tidaklah disarankan. Sebab, kelapa belum melewati proses pengolahan (atau pengeringan) yang membuatnya tinggi lemak. Penderita diabetes selain harus menghindari glukosa juga membatasi lemak.

“Sebab, diabetes biasanya disertai dengan penyakit-penyakit lainnya misalnya kolesterol tinggi, jantung. Sehingga tidak disarankan mengonsumsi makanan tinggi lemak,” ujar ahli gizi klinis dr. Cindiawaty Josito, MARS, MS, SpGK.

Penyakit sampingan ini disebabkan karena kadar gula yang naik turun dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan sel yang diikuti dengan kerusakan organ. Itu sebabnya mengatur kestabilan gula darah adalah keharusan bagi penderita diabetes. (f)

Baca Juga:

Gaya Hidup Kurang Berolahraga dan Kurang Makan Sayur dan Buah Picu Diabetes Melitus Tipe 2
7 Cara Mudah Memonitor Kadar Gula



 


Topic

#Diabetes

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?