Health & Diet
Mitos Vs Fakta Asma

9 Jul 2012

Mitos 1: 
Sering ke pantai, baik untuk mengusir asma 
Fakta: Sering ke pantai memang dianggap baik untuk penderita  asma, karena kadar oksigennya lebih tinggi daripada di dataran tinggi. Namun, sering ke pantai tidak bisa menyembuhkan. Udara pantai yang bersih hanya dapat membuat asma pada penderita asma berkurang. “Tapi, pantainya harus bersih dan tidak ada polusi udara. Kalau pantainya dekat daerah industri, tidak akan bermanfaat,” kata dr. Hadiarto.

Mitos 2: 
Berenang = terapi asma 
Fakta: Berenang memang merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan untuk penderita asma. Namun, bukan berarti berenang bisa menyembuhkan asma. Berenang secara rutin hanya dapat menurunkan intensitas gejala asma, bukan menghilangkan. Dengan catatan, berenang tidak dianjurkan bagi penderita asma yang juga menderita sinusitis.
Secara umum, olahraga bermanfaat untuk  memperbaiki kerja otot --khususnya otot pernapasan-- serta dapat meningkatkan toleransi terhadap rangsangan yang dapat memicu asma. Selain berenang, olahraga yang baik untuk penderita asma, kata dr. Hadiarto, adalah yang waktunya pendek dan disertai jeda, seperti bersepeda, voli, dan senam. Sebaliknya, olahraga yang berdurasi lama, seperti lari jarak jauh, sepak bola, hoki, dan basket, kurang dapat ditoleransi oleh tubuh penderita asma.

Walau demikian, dr. Hadiarto menjelaskan, bagi penderita asma, olahraga seperti pedang bermata dua. “Di satu sisi, dapat menurunkan intensitas asma, di sisi lain, olahraga juga dapat memicu serangan asma, khususnya di negara dengan kelembapan rendah,” jelasnya.

Tidak jarang ada penderita asma yang langsung merasa sesak saat berenang. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal itu. Pertama, penderita asma terangsang oleh air dingin atau kaporit. Kedua, asma yang diderita memang sudah tergolong cukup berat, sehingga paru-paru sulit berfungsi secara optimal. Akibatnya, ketika berenang, tekanan air pada tubuhnya akan memperlemah fungsi paru-parunya.

Karena itu, sangat penting bagi penderita asma untuk melakukan pemanasan terlebih dulu sebelum berenang. “Selain itu, gunakan obat untuk mencegah serangan, dengan inhaler pelega yang mengandung beta-2 agonist,” jelas dr. Hadiarto.

Mitos 3: 
Bayi tertular asma lewat ASI
Fakta: Bayi yang diberi ASI oleh ibu penderita asma justru memiliki risiko asma yang lebih rendah dibanding yang tidak menerima ASI. Hal ini telah dibuktikan oleh sebuah riset terbaru (2012) yang dilakukan University of South Carolina, Columbia, Amerika Serikat. Disebutkan pula, paru-paru anak yang diberi ASI berfungsi lebih baik dibanding bayi yang mengonsumsi susu formula. “ASI dapat meningkatkan volume paru-paru, terlepas apakah ibu yang menyusui tersebut menderita asma atau tidak,” ungkap dr. Wilfried Karmaus, salah satu peneliti dari tim riset tersebut.  (f)




Topic

#asma

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?