Health & Diet
Pemeriksaan Medis: Mahal Belum Tentu Menjawab Persoalan

17 May 2018


Foto: Pixabay


Kesehatan sangat mahal harganya. Sayangnya, pencegahan penyakit belum benar-benar menjadi budaya di Indonesia. Sehingga, angka orang yang dengan sadar melakukan cek kesehatan rutin pun sangat kecil jumlahnya. Rata-rata mereka baru datang ke dokter atau rumah sakit setelah parah.
 
Rendahnya tingkat kesadaran untuk melakukan cek kesehatan secara rutin ini pula yang membuat orang sering salah kaprah. Dr. Sri Inggriani, Spesialis Radiologi dan Konsultan Abdominal Imaging dari AIC – Kuningan Medical Center, sering menemui hal ini dalam praktik keseharian.
 
Tidak sedikit pasien yang datang dan meminta pemeriksaan medis tingkat tinggi yang sebenarnya belum perlu dilakukan atau bahkan sama sekali tidak sesuai. Misalnya, ada pasien yang datang dan meminta pemeriksaan MRI (Magnetic resonance imaging) secara menyeluruh, dari ujung kepala hingga kaki untuk mengetahui apakah ada sel-sel kanker dalam tubuhnya.
 
“Kita memang bisa melakukan MRI otak atau MRI bagian abdominal (perut), tapi kalau ternyata kelainan itu terjadi di sel darah, maka hal ini akan lolos atau tidak terbaca dengan pemeriksaan MRI. Sebab, masing-masing organ memiliki teknik pemeriksaannya sendiri,” jelas dr. Sri saat ditemui di AIC Kuningan Medical Center yang berlokasi di mal Kuningan City, Jakarta.
 
Ada pula pasien yang datang meminta pemeriksaan dengan city scan untuk mengetahui permasalahan di balik nyeri lutut yang dideritanya. Padahal, keluhan ini sebenarnya sudah bisa dideteksi melalui pemeriksaan foto X-ray biasa. Kalau dengan pemeriksaan X-Ray saja dokter sudah bisa menegakkan diagnose, untuk apa harus melakukan pemeriksaan CT-Scan yang biayanya sangat mahal?
 
Bahkan pemeriksaan X-Ray ini sudah memberikan informasi cukup detil, seperti apakah telah terjadi pengapuran pada tulang sendi. Apakah celah sendi sudah menipis sehingga menimbulkan rasa ngilu saat berjalan.
 
“Tugas kami sebagai dokter adalah memilih mana jenis pemeriksaan yang terbaik untuk kasus pasien, sehingga diagnosa bisa ditegakkan. Jangan sampai salah dengan langsung memutuskan jenis pemeriksaan tahap mutakhir tanpa berkonsultasi dengan dokter. Sayang jika setelah membayar mahal, ternyata hasilnya tidak akurat,” tegas dr. Sri, menekankan pentingnya melalui jalur konsultasi bersama dokter. (f)


Topic

#Kesehatan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?