Health & Diet
Langkah-Langkah Mencegah Karies Pada Gigi Balita

22 Sep 2016


Foto: Fotosearch

 
Kerusakan gigi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak. Jika tidak dijaga dengan baik atau sembarangan mengatur asupan ke tubuh, bakteri akan tumbuh di gigi dan lambat laun merusak gigi. Salah satu bentuk kerusakan gigi adalah karies, yang bisa terjadi juga pada anak. Bila tidak dicegah atau ditangani dengan baik bisa menimbulkan nyeri, gigi tanggal, penyakit ginjal, dan bahkan kematian. Berikut penyebab dan cara pencegahan karies pada anak seperti yang disarankan DR. Drg. Eva Fauziah, SpKGA dari Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia  dan Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia Cabang Jakarta.

Karies pada balita (early childhood caries) terjadi karena kerusakan pada satu gigi atau lebih, atau terjadi akibat penambalan pada gigi susu ketika anak berusia 0-6 tahun. Karies rentan terjadi pada empat gigi seri atas. Biasanya karies menyerang melalui beberapa tahap “perusakan”.

Awalnya akan tampak warna keputihan seperti noda pada gigi dan lebih muda daripada gigi sekitarnya.  ‘Noda’ putih (white spot) ini biasanya terlihat di bagian gigi dekat dengan gusi. Bila didiamkan, akan menjadi lubang (kavitas). Lama-kelamaan juga akan berwarna kekuningan dan membuat permukaan gigi tidak rata. Gigi pun rusak dan bentuknya tidak sedap lagi dipandang, disamping menimbulkan lubang pada gigi, juga menanggalkan gigi.
 
Penyebab karies pada balita:
1. Kebiasaan minum susu menggunakan dot, terutama ketika tidur. Bila tidak dibasuk dengan air putih atau dibersihkan, zat-zat dari susu akan menumpuk dan berpotensi tempat tumbuh kembang bakteri yang membuat gigi berlubang.

2. Kebiasaan mengemil dan minum minuman bersoda.

3. Kebiasaan menghisap ibu jari atau dot yang dapat memengaruhi bentuk kontur rahang, menyebabkan gigi tumbuh tidak beraturan dan mengganggu fungsi mengunyah makanan.

4. Menggigit kuku, pensil, es batu atau benda keras lainnya dapat menyebabkan gigi trauma.

5. Tidak menyikat gigi dengan cara, frekuensi dan waktu yang dianjurkan. Memang, berdasarkan penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan 93,8% masyarakat Indonesia sudah menyikat gigi dua kali sehari. Sayangnya, 77,1% menyikat di waktu yang salah, seperti saat mandi. Padahal, waktu yang dianjurkan menyikat gigi adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Kedua waktu ini dapat mengurangi resiko gigi berlubang sebanyak 50%. 

6. Tidak berkunjung ke dokter gigi secara rutin. Dari survei nasional antara Pepsodent, PDGI, dan IPKESGIMI 2015-2016, sSebanyak 60,4% pasien gigi baru akan mengunjungi dokter gigi ketika sudah bermasalah. Akibatnya, penanganannya akan makin sulit.


Pencegahan:
1. Kenali dan cegah kebiasan anak yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan gigi dan mulut anak-anak. Seperti minum susu dengan dot tanpa membasuh dengan air putih, mengemil, mengisap jari.

2. Ajak anak mengunjungi dokter gigi secara rutin, bahkan sejak usia 1 tahun, sehingga anak terbiasa dan tidak takut dengan dokter gigi.

3. Ajarkan anak menyikat gigi dengan benar dari gusi ke gigi, selama 2 menit dan orangtua harus mendampingi mereka.

4. Biasakan menggosok gigi dua kali sehari, terutama sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur.(f)


Topic

#gigianak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?