Health & Diet
Kenali Bahaya Astenopia, Mata Lelah Karena Terlalu Sering Bermain Gadget

15 Jan 2018


Foto: 123RF

Pada dasarnya, mata kita dinamis, pertumbuhan sumbu bola mata dan lengkung bola mata dapat mengubah dioptri. Namun, perlu pula dipertimbangkan bahwa ketika kita melihat dengan jarak dekat, maka mata kita berakomodasi.
 
Penglihatan kita ini terbagi menjadi jarak dekat, medium, dan jauh. Ketika mata melihat dalam jarak dekat –misalnya menatap layar monitor komputer, ponsel, dan membaca buku-- yang terjadi adalah mata kita melihat dalam jarak sekitar 30 - 40 cm.
 
“Saat proses akomodasi, otot-otot mata kita bekerja sehingga lensa mata menjadi cembung. Jika terjadi secara terus-menerus tanpa istirahat, akan membuat otot mata kita akan bekerja terus sehingga cenderung menjadi lelah (fatigue of the eye) atau astenopia. Kondisi lelah ini bisa saja memengaruhi kondisi miopia tersebut.
 
Selain itu, ketika mata kita bekerja dalam jarak dekat, frekuensi mata berkedip berkurang, karena kita konsentrasi. Akibatnya, mata akan terasa kering atau sebaliknya mata berair (karena mengalami kering, mata akan memproduksi air mata berlebihan).
 
Menurut dr. Lukman Edwar, Sp. M (K), dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, jika dikaitkan dengan layar monitor, sebetulnya faktor radiasi dari layar kini makin rendah dengan makin canggihnya temuan teknologi layar seperti LED dan LCD yang dapat mengurangi efek paparan radiasi terhadap mata kita.
 
Namun, gangguan mata letih, mata kering (hingga ada rasa mengganjal disertai rasa gatal), mata merah karena kekeringan, masih mungkin terjadi pada mata yang lama menatap layar monitor dan ponsel. “Keadaan-keadaan seperti ini bukan penyakit, tapi suatu perubahan yang sifatnya visiologis. Sifatnya sementara dan reversible.”
 
Kondisi-kondisi tersebut dikenal pula dengan istilah digital eye strain (ketegangan mata akibat teknologi digital) dan computer vision syndrome (CVS). Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa ada beberapa keluhan yang hampir sama dialami oleh orang-orang yang aktif menggunakan gadget (dari usia 18 hingga di atas 60 tahun), seperti ketegangan mata, mata kering, sakit kepala, penglihatan buram, dan sakit pada bagian leher dan pundak.
 
Computer vision syndrome memang tidak hanya bicara tentang gangguan pada mata akibat komputer, tapi lebih dari itu adalah soal ergonomis, posisi ketika menatap layar monitor. Pada umunya, kita tidak bekerja secara ergonomis, misalnya posisi duduk membungkuk, mata mendongak melihat layar padahal seharusnya dalam posisi menunduk, posisi tangan miring, dan lain sebagainya.
 
Kondisi-kondisi inilah yang akhirnya menimbulkan terjadinya gangguan pada tubuh kita, termasuk pada mata. Untuk mengatasi agar mata tidak mudah lelah dan mengalami gangguan, seperti kering dan merah, dr. Lukman menyarankan untuk mengistirahatkan mata setelah satu jam menatap layar gadget. “Caranya, dengan membiarkan mata melihat dalam jarak jauh minimal 5 meter,” jelasnya.
 
Dengan melihat jauh, lebih dari 5-6 meter, otot-otot mata akan berelaksasi. Karena pada jarak pandangan ini, mata tidak melakukan akomodasi sehingga otot-otot mata bisa beristirahat. Langkah ini sangat disarankan bagi mereka yang mengalami mata lelah.
 
“Ketika kita bekerja 30 menit sampai satu jam, istirahatkan mata untuk melihat jauh 5-6 meter selama 5-10 menit. Jangan melihat gadget dan membaca,” sarannya. Selain itu, lakukan pemeriksaan mata secara teratur, enam bulan hingga satu tahun sekali.(f)


Baca juga:

Faunda Liswijayanti


Topic

#kesehatanmata

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?