Health & Diet
Kenali 2 Jenis Cedera yang Terjadi Saat Olahraga

3 Dec 2017


Foto: 123RF


Kesadaran menjalani gaya hidup sehat dan keinginan untuk memiliki tubuh ideal membuat tingkat partisipasi wanita dalam olahraga meningkat, lima tahun terakhir ini. Pusat-pusat kebugaran pun dibanjiri member wanita. Belum lagi olahraga di area terbuka seperti freelastic. Banyaknya ajang olahraga, seperti lari 10 kilometer, maraton, trail run, dan bersepeda, membuat gaya hidup ‘berkeringat’ ini makin hit. Namun, seiring itu, insiden cedera olahraga pada orang awam pun makin sering terjadi. Apa yang perlu kita ketahui tentang cedera olahraga?
 
Mengapa bisa cedera?
Secara umum, cedera olahraga terbagi 2, yaitu cedera olahraga akut dan kronis. Cedera olahraga akut adalah cedera olahraga yang terjadi saat olahraga berlangsung. Memberikan gejala dan tanda dalam waktu singkat, seperti rasa nyeri yang tajam, pembengkakan, dan keterbatasan gerak bagian tubuh yang cedera.
 
“Cedera akut disebabkan adanya pembebanan yang berlebihan atau sangat besar pada bagian tubuh yang bergerak. Sistem tulang dan otot persendian tidak dapat mengimbangi gaya yang besar tersebut sehingga terjadi robekan jaringan,” kata dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO, Dosen Luar Biasa Ilmu Kedokteran FKUI, Jakarta.
 
Adapun, cedera yang termasuk cedera akut yaitu kram otot pada betis, telapak kaki, perut, atau tangan. Cedera robekan ligamen sendi pergelangan kaki (ankle sprain), cedera robekan ligamen sendi lutut ACL (knee sprain), cedera robekan tendon otot gelang bahu (rotator cuff tear atau shoulder sprain), cedera robekan ligamen sendi pergelangan tangan (wrist sprain), cedera robekan otot paha belakang (hamstring), serta nyeri daerah tulang kering betis (shin splint).
 
Cedera kronis adalah cedera yang timbul perlahan-lahan dan bersifat akumulasi. Keluhan dirasakan sedikit demi sedikit dengan intensitas keluhan yang bertambah. Cedera kronis disebabkan karena overuse (ketegangan), ketika terjadi pembebanan berlebihan pada bagian tubuh tanpa diimbangi recovery yang baik. Pembebanan tersebut tidak sebesar beban penyebab cedera akut, tapi terakumulasi pada jaringan yang berpotensi cedera.
 
Keluhan biasanya berupa rasa nyeri tumpul yang sedikit-sedikit, tapi intensitasnya makin lama makin bertambah, hingga suatu saat anggota gerak kita terasa nyeri lebih nyata dan rentang gerak sendinya berkurang, serta mengalami pembengkakan.
 
Jenis cedera yang masuk dalam ketegori kronis adalah nyeri radang jaringan ikat telapak kaki plantar fascia, nyeri punggung bawah (low back pain), nyeri pangkal paha (groin atau hip pain), dan inflamasi ligamen sendi siku (tennis elbow).
 
Wisnu mengungkapkan, ada beberapa olahraga yang rawan menimbulkan cedera, yaitu martial arts atau body contact, olahraga permainan (ada lawan main), olahraga dengan kekuatan dan tenaga besar (weight training), dan latihan freelatics atau freestyle dengan high intensity interval training (gerakan kompleks dan intensitasnya mix moderate-high intensity).(f)


Konsultan:
dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO, Dosen Luar Biasa Ilmu Kedokteran FKUI, Jakarta; Dokter Andi Kurniawan, Sp.KO dari Sports Medicine Centre Jakarta


Baca juga:
Cara Efektif Olahraga dengan Aplikasi
5 Tanda Harus Berhenti Olahraga
Porsi Olahraga yang Pas untuk Kesehatan Jantung


Topic

#cederaolahraga

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?