Health & Diet
Kebiasaan Buruk Pengganggu Kesehatan

1 Jun 2016


Foto: Fotosearch

Hobi begadang, mengonsumsi makanan instan atau malas berolahraga? Ngaku, deh, beberapa dari kita pasti sering melakukannya. Dalam pikiran kita: mumpung masih muda. Jadi, kan, kesehatan nggak mudah terganggu.
 
Eits, jangan salah. Walau masih kepala dua, tubuh juga bisa sakit, tuh, jika kita nggak menjalani pola hidup sehat. Nggak mau, dong, aktivitas terganggu. dr Handrawan Nadesul, pengasuh rubrik kesehatan di media, penulis buku dan health motivator, memberikan tip untuk mengubah kebiasaan buruk kita!

Kurang Tidur
Rasanya sayang jika kita langsung tidur begitu pulang kerja. Mendingan, nih, main games, nonton DVD, atau menelepon si dia dulu sampai mengantuk!
 
Waspada!
Kurang tidur dapat memengaruhi tekanan darah. Jika tetap terjaga, tentunya mesin tubuh tetap aktif seperti saat kita beraktivitas di siang hari. Tubuh jadi lelah, deh. Sistem saraf pusat juga terganggu yang bikin kita jadi uring-uringan, lesu, mudah tersinggung plus selera makan bertambah. Waduh!
 
Solusi:
Rata-rata kebutuhan tidur kita adalah delapan jam per hari. Tapi, kita juga mesti mementingkan kualitas, tuh. Maklum, tidur lama tapi nggak nyenyak juga bisa bikin kita lelah secara emosional.

“Tidur yang berkualitas biasanya memasuki fase REM (rapid eye movement) yang disertai mimpi,” jelas Handrawan.

Agar bisa tidur lelap, cobalah tenangkan pikiran saat berada di tempat tidur. Lupakan sejenak masalah yang kita hadapi. Kalau sulit tidur, bikinlah susu atau dengarkan musik yang menenangkan.

Kok, Nggak Gerak?
Begitu pulang kerja, tubuh sudah keburu lelah. Boro-boro berolahraga, membersihkan make up saja rasanya malaaas banget. Di akhir pekan, kita memilih untuk jalan-jalan ke mal atau nonton DVD.
 
Waspada!
Kurang berolahraga dapat menurunkan lebih dari sepuluh fungsi tubuh. Selain jantung tidak terlatih alias lemah, paru-paru juga nggak mengembang optimal. Wajar saja jika asupan oksigen ke tubuh juga nggak maksimal. Fungsi dan kesehatan otot, tulang, dan persendian juga nggak sebaik kalau kita melakukan gerak tubuh secara rutin.
 
Solusi:
Kalau nggak mau olahraga berat, berjalan kaki tergopoh-gopoh (brisk walking) sudah cukup. Hal ini dianjurkan Cooper, penemu Aerobics.
 
“Yang penting dilakukan rutin seminggu enam kali dengan satu hari istirahat. Cukup 40 – 45 menit per hari dengan laju 6 km/jam,” tambah Handrawan.

Serba Instan
Apa makanan favorit anak kos seperti kita? Makanan instan pastinya. Mulai dari mi hingga nugget. Praktis, sih!
 
Waspada!
Makanan instan mengandung zat kimia berupa penyedap, pemanis buatan hingga pewarna pengawet. Selain kanker, jika dikonsumsi terus menerus mereka bisa memicu gangguan pencernaan, fungsi saraf pusat dan organ tubuh

“Apalagi, nih, pengawasan terhadap industri makanan di negara berkembang masih lemah. Ada, tuh, makanan yang nggak layak dikonsumsi masih dijual di pasaran. Makanya, kita yang harus waspada,” jelas Handrawan.
 
Solusi:
Dalam kondisi terpaksa, sesekali kita boleh mengonsumsi makanan instan. Tapi, usahakan lebih sering jajal makanan buatan sendiri. Selain bahan bakunya lebih segar, kita bisa memilih menu sesuai selera.

Malas Minum
Ngaku, deh, kita pasti suka menahan haus di kantor. Alasannya: malas bergerak ke arah dispenser.
 
Waspada!
Jangan melawan kebutuhan tubuh terhadap rasa haus. Kasihanilah ginjal kita. Tanpa cairan yang cukup, darah menjadi pekat. Ginjal pun bekerja keras untuk menyaring darah yang pekat. Jika dibiarkan, ginjal bisa rusak, tuh!
 
Solusi:
Jumlah asupan cairan yang diperlukan tubuh disesuaikan kebutuhan masing-masing. Biasanya, nih, pekerja lapangan lebih mudah haus dibandingkan karyawan yang bekerja di ruangan ber-AC. Yang penting: segeralah minum saat haus.
           
“Idealnya cairan yang diasup adalah air putih. Tapi, kita juga bisa memperoleh cairan dari teh, buah-buahan, sampai makanan berkuah seperti sup. Makanya, orang yang suka mengonsumsi menu berkuah nggak gampang haus,” kata Handrawan. (f)


 


Topic

#kesehatantubuh

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?