Health & Diet
Ini Tanda-tanda Anda Terancam Stroke

29 Oct 2018

Foto: Pixabay


Kasus-kasus stroke dari tahun ke tahun semakin meningkat. Data Riskesdas melaporkan kenaikan signifikan dari prevalensi 8,3 % di tahun 2007 melonjak menjadi 12,1% di tahun 2013.

“Bahkan kini ada anak usia di bawah 7 tahun pernah didapati stroke. Meski demikian, stroke pada anak umumnya bukan disebabkan karena gaya hidup melainkan karena kelainan pembuluh darah,” terang spesialis saraf dr. Sahat Aritonang, Sp. S, Msi. Med, FINS, FINA dari RS. Pondok Indah – Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.  

Bagaimanapun, ancaman stroke tidak memandang umur. “Penyakit stroke menjadi penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di dunia,” ingat dr. Sahat.

Penebalan dinding pembuluh darah secara perlahan oleh kolesterol akibat pola makan tak sehat sejak usia muda menjadi penyebab utama stroke.

“Progrestivitasnya berbeda-beda pada setiap orang tergantung lifestyle masing-masing,” kata dr. Sahat.

Sayangnya bak silent killer, penyakit stroke seringkali baru ketahuan setelah pasien mendapat serangan. “Risiko destruktif terhadap jantung atau terhadap otak sama besarnya,” kata dr. Sahat. Dan, biasanya serangan itu datang secara mendadak.

Terlebih bagi mereka yang mengidap diabetes, risiko terkena stroke akan semakin bertambah. “Selain diabetes, faktor kegemukan, stres, darah, tinggi, dan merokok bisa memicu datangnya stroke,” imbuh dr. Sahat.

“Hal ini disebabkan karena aliran darah dan kekentalan darah pada penderita diabetes lebih kental, sehingga lebih berpotensi muncul penyumbatan-penyumbatan di dinding pembuluh darahnya,” ungkap dr. Sahat.

Beberapa ciri stroke, misalnya: sakit kepala, senyum yang tidak simetris, mati rasa atau kebas pada wajah/tangan/separuh badan, cara bicara tidak jelas (pelo), penglihatan buram, ada perubahan gerakan, hilang keseimbangan, hingga hilang kesadaran.

“Jika tiba-tiba mengalami simptom tersebut, sebaiknya pasien segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis,” saran dr. Sahat. Salah satu ciri yang membedakan stroke dengan gangguan kesehatan lainnya adalah simptom gangguan ini harus terjadi secara tiba-tiba.

Jika terlambat ditangani, maka kerusakan bagian area motorik di otak akan semakin luas yang berdampak pada kecacatan yang semakin memburuk. Adapun kematian pada stroke disebabkan karena adanya perdarahan di otak. Itu sebabnya waktu adalah krusial bagi penanganan pasien stroke.
 
“Jika pasien ditangani dalam kurun waktu di bawah 4,5 jam paska stroke, maka masih bisa diberikan obat suntik untuk melancarkan penyumbatannya. Jika lebih dari itu (kurang dari 8 jam paska stroke), sudah tidak bisa lagi diberikan suntikan. pasien harus diberi tidakan trombektomi yang biayanya 20 kali lipat dari obat suntik,” kata dr. Sahat.

Sayangnya, adanya ganguan pembuluh darah ini belum bisa diketahui sebelum dia pecah kecuali melakukan pemeriksaan DSA (Digital Substraction Angiography).
Tak seperti pemeriksaan CT Scan brain atau MRI/MRA brain, pemeriksaan DSA dapat mendeteksi wilayah sel mana yang mati pada otak (ditandai dengan area yang berwarna gelap).

Secara kasar, Anda harus hati-hati jika memiliki lingkar pinggang di atas 80 cm untuk wanita dan di atas 90 cm untuk pria. Risiko mengidap stroke akan semakin tinggi jika Anda berusia di atas 40 tahun, wanita (karena pengaruh hormonal), dan memiliki riwayat genetik atau keturunan.

Begitupun bagi mereka yang pernah terkena stroke, meskipun ringan. “Sebab, suatu waktu akan bisa terjadi lagi perobekan pada pembuluh darah yang biasanya lebih parah,” kata dr. Sahat. (f)
 
Baca Juga: 
2 Cara Sederhana Cegah Diabetes

Pentingnya Bergerak Sepanjang Hari Bagi Wanita Karier

MENARI dan CERAMAH, Cara Hindari Serangan Stroke dengan Memeriksa Diri Sendiri di Rumah


Topic

#stroke, #pembuluh darah, #kolesterol, #kesehatan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?