Health & Diet
Gejala Awal ALS yang Diderita Stephen Hawking, Dari Lemah Otot Hingga Sesak Napas

16 Mar 2018


Foto: Pixabay
 
Kabar berpulangnya fisikawan Stephen Hawking pada (Rabu, 14/3) kembali meramaikan linimasa dan membuat banyak orang penasaran tentang penyakit ALS yang ia derita.Hawking bertahan selama 55 tahun setelah ia didiagnosis menderita Motor Neuron Disease (MND) atau Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).

Ini penjelasan dari dr. H. Taufan Budi S, SpBs dari RS Medistra dan RS  Satyanegara, Jakarta tentang gejala penyakit ini. 

Gejala ALS ditandai oleh melemahnya otot-otot pergerakan yang bekerja atas perintah otak. Tergantung otot mana yang terserang lebih dulu. Misalnya, jika serangan awal terjadi pada jari telunjuk kanan, maka jari ini akan melemah, lalu diikuti ibu jarinya. 

Selain melemah, otot juga akan mengecil, sehingga akan tampak telunjuk dan ibu jarinya mengecil (atropi). Penyakit ini dikatakan berangsur memburuk karena akan diikuti saraf lengan bawah, lengan atas, kaki kiri dan kanan, dan seterusnya. Otot jantung tidak berada di bawah kendali otak, jadi luput dari serangan penyakit ini.

Gejala ALS bisa terlihat dari hal tertentu, misalnya gelas terjatuh ketika dipegang, atau lemah berjalan. Bila terkena saraf menelan, maka penderita akan sulit menelan, tersedak, dan hilang refleks batuk. Dapat terjadi kram otot atau kejang otot terus-menerus (fasikulasi), hingga suatu saat tidak hanya lemah kaki dan tangan, tapi juga perubahan suara sampai sulit berbicara.

Bahkan, bila terkena saraf yang berperan untuk bernapas, maka penderita akan sesak napas sehingga terpaksa menggunakan alat bantu napas. Kondisi ini memaksa penderita berbaring dalam waktu lama sehingga membuka kemungkinan terinfeksi penyakit pada paru-paru yang disebut pneumonia, seperti yang terjadi pada Stephen. Terlebih bila penderita sudah menggunakan alat bantu napas.

Sayangnya, belum ada obat yang bisa mengobati penyakit ini sampai tuntas. “Pengobatan masih berupa upaya untuk menahan laju pemburukan yang terjadi. Misalnya, dengan vitamin penambah kekebalan tubuh atau zat antioksidan, seperti Q10. Berbagai pengobatan mutakhir terus dicoba, termasuk terapi stem cell (sel punca) yang saat ini masih dalam penelitian,” ungkap dr. Taufan. 

Penyakit ini memang sulit dicegah, namun secara umum kita harus meningkatkan kekebalan tubuh, baik dengan diet dan olahraga yang baik, plus mengonsumsi asupan vitamin dan antioksidan. (f)

Bahan: Dok. Femina Media

Baca juga:

4 Hal Tentang ALS, Penyakit yang Diderita Mendiang Stephen Hawking
 


Topic

#ALS, #StephenHawking

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?