Health & Diet
Cegah Sakit Perut Saat Liburan

29 Sep 2018

Foto: 123RF

Jika kondisi baik-baik saja, selama perjalanan Anda tetap harus berjaga-jaga. Salah satunya, dalam urusan makanan. Terkadang, jenis makanan yang ada di tempat liburan jauh berbeda dari yang biasa kita makan, atau kita yang ingin mencoba makanan minuman yang baru, atau ditawari makanan oleh tuan rumah.
 
Di satu sisi, inilah saatnya Anda memuaskan rasa ingin tahu dan bertualang dengan makanan baru. Namun, di sisi lain, ada juga kekhawatiran, bagaimana jika makanan itu membuat Anda sakit perut?
 
Kebersihan makanan adalah faktor utama yang harus diperhatikan. Saking seringnya kasus diare pada perjalanan sampai-sampai ada yang namanya traveler’s diarrhea. Penyebabnya, bakteri dan virus penyebab diare berkeliaran bebas di tempat-tempat umum, dan berpindah lewat tangan, air, dan makanan. Ada baiknya Anda mewaspadai risiko berdasarkan negara tujuan perjalanan.
 
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), lembaga Amerika yang bertugas mencegah dan mengendalikan penyakit, ada tiga kategori risiko. Negara-negara Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, dan Asia dikategorikan sebagai negara yang memiliki risiko tinggi  menyebabkan traveler’s diarrhea.
 
Negara-negara di Kepulauan Karibia dan beberapa negara di Eropa Timur, Afrika Selatan, Argentina, dan Cile tergolong memiliki risiko sedang. Sementara Amerika Serikat, Kanada, Eropa Barat, sebagian Eropa Timur seperti Polandia dan Slovenia, Selandia Baru, dan Australia tergolong berisiko rendah. Meski tidak 100 persen pasti, karena beberapa negara di Asia, seperti Jepang, Singapura, dan Korea Selatan, memiliki regulasi cukup ketat untuk penjual makanan, pengategorian tadi tetap bisa jadi acuan.
 
Dan, yang lebih penting lagi adalah kebiasaan kita untuk menjaga kebersihan tangan. Bagaimanapun, kuman bisa menular lewat tangan yang tidak terjaga kebersihannya. Mungkin imunitas tubuh Anda cukup kuat, tapi anak-anak bisa jadi lebih rentan. Karena itu, pastikan kebersihan tangan mereka.
 
Selain kebersihan, kondisi tiap individu turut memengaruhi. “Anda yang memiliki pencernaan sensitif, kemungkinan mengalami gangguan pencernaan sangat besar. Perubahan waktu makan pun dapat menyebabkan gangguan pencernaan,” ujar Jansen Ongko, M.Sc., RD., health educator.
 
Untuk mengatasi hal itu, Jansen memiliki beberapa tip, yaitu:

# Pahami sumber makanan yang berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan sebelum traveling.
# Apabila memungkinkan, ketahui dengan baik komposisi-komposisi dari seluruh makanan yang akan dimakan saat traveling.
# Jangan langsung makan terlampau banyak, walaupun enak. Porsi makan yang terlalu besar juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
# Apabila perbedaan waktu antara negara asal dengan negara tujuannya sangat besar, maka ikuti sesuai waktu sirkadian saja (pagisiang- malam), bukan berdasarkan jam pasti.
# Selalu sedia berbagai jenis obat sakit maag dan sakit perut yang OTC (over the counter) atau tidak perlu resep dokter, untuk jaga-jaga.
 
Jansen berpesan, setelah berlibur pun sebaiknya Anda tetap menjaga asupan makan, istirahat, dan olahraga karena tak jarang seseorang malah jatuh sakit usai liburan. Bukan sekadar holiday blues, lelah berlebihan selama liburan akibat banyak melakukan aktivitas dan sedikit istirahat bisa membuat daya tahan tubuh menurun, dan membuat seseorang lebih rentan terjangkit bibit penyakit setelah pulang berlibur. (f)
 
Baca Juga:

Burnout, Penyakit Yang Menghantui Entrepreneur
Manfaat Cheating Saat Diet
Eating Clean, Solusi Sehat ala Inge Tumiwa, di Jakarta Eat Festival 2018
 
 


Topic

#travel, #kesehatan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?