Health & Diet
Cara Atasi Lemas, Nyeri Leher & Kesemutan Karena Kelelahan

2 Jun 2016


Foto: 123RF
 
Mudah capai, kaki kesemutan memang  hal yang wajar dialami banyak orang saat kelelahan. Tapi, tunggu dulu! Kelelahan fisik yang Anda sepelekan selama ini ternyata bisa jadi petunjuk adanya  penyakit serius yang tak bisa lagi diabaikan. Dokter Dr. Em Yunir Sp.PD-KEMD dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo membantu kita mencari jawaban atas ragam kelelahan fisik yang kerap dianggap remeh oleh masyarakat.
 
MUDAH LELAH DAN LEMAS
Di tengah aktivitas kita sehari-hari yang padat, wajar memang bila kita merasa lelah. Karena itu, ketika rasa lelah sudah terasa,   itu merupakan tanda yang diberikan tubuh untuk istirahat. Namun, kita perlu waspada jika kelelahan tersebut dirasakan dalam frekuensi yang lama dan memengaruhi aktivitas. Mudah lelah, merasa lemas, malas, dan mudah mengantuk adalah manifestasi penyakit diabetes atau tiroid pada orang-orang yang cenderung belum menyadari menderita penyakit tersebut.
            “Keluhan-keluhan tersebut bisa menjadi dasar untuk mencurigai apakah ada gula di dalam darah kita. Atau, bagi yang sudah terdiagnosis diabetes, hal ini bisa menjadi alarm bahwa dirinya tidak benar dalam mengelola penyakitnya,” ujar dr. Yunir. Bahkan, diabetes bisa menjadi pertanda komplikasi pada penyakit lain, seperti penurunan fungsi ginjal.
            Dokter Yunir menyarankan agar kita melakukan pemeriksaan terlebih dahulu mengenai faktor risiko diabetes. “Apakah orang tersebut obesitas, memiliki riwayat keluarga diabetes, pernah melahirkan bayi besar di atas 4 kg, atau hipertensi dan kolesterol,” jelasnya. Jika memenuhi satu di antara beberapa kriteria tersebut, bisa jadi mudah lelah dan lemas yang dirasakan adalah manifestasi dari diabetes. Namun, untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan  dokter.
 
NYERI DI LEHER
Selain disebabkan oleh kegiatan fisik yang terlalu lama dalam posisi yang sama, nyeri di leher bisa juga muncul  karena penyakit kolesterol atau tanda dari penyakit jantung. Untuk sakit jantung, biasanya diawali oleh rasa nyeri di dada yang samar-samar. “Hal ini karena sistem saraf terhubung dari jantung, leher, bahu, hingga ke gigi. Pada saat jantung bermasalah, nyeri akan menjalar hingga ke titik-titik tersebut,” jelas dr. Yunir.
            Untuk mengetahui apakah nyeri tersebut adalah gejala sakit jantung dapat dilihat dari faktor risikonya: kegemukan, perokok berat, mengidap diabetes, kolesterol, atau hipertensi. Cocokkan juga keluhan tersebut dengan gejala lain, seperti jantung berdebar, nyeri di dada bagian kiri, dan sesak napas. Jika Anda juga merasakan gejala tersebut, selain nyeri di leher, segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.
            Perlu diingat juga bahwa sakit jantung bisa menyerang siapa pun, bahkan bagi mereka yang masih muda, badan ideal, atau suka berolahraga. Walau kemungkinan tersebut kecil, kasus serangan jantung pada usia muda tetap bisa terjadi. “Terlebih lagi pada anak muda, karena di usianya tersebut mereka tidak mudah curiga akan menderita penyakit serius,” papar dr. Yunir.
         
KESEMUTAN
Hati-hati menginterpretasikan kesemutan di bagian tubuh Anda, karena ini bisa menjadi sinyal penyakit diabetes dan stroke.  Kesemutan pada penderita diabetes biasanya terjadi saat kadar gula dalam darah meninggi dan terjadi di area yang jauh dari bagian kepala, yaitu telapak kaki dan jempol. Hal ini dikarenakan letak saraf yang  makin jauh dari otak, ukurannya  makin kecil, sehingga mudah rusak karena digerogoti oleh penyakit gula. Dengan kata lain, ujung sensornya rusak dan sensasi yang muncul kacau.
            “Rasa kesemutan tersebut bisa muncul ketika terjadi gerakan atau bahkan saat diam sekalipun. Hal yang paling sering terjadi adalah penderita merasa panas dan frekuensi kesemutan bisa terjadi sepanjang hari atau hanya sesaat saja,” jelasnya.  
            Hal ini berbeda dengan kesemutan sebagai manifestasi penyakit stroke. Keluhan ini justru hanya terjadi di satu sisi tubuh saja, tergantung pada bagian tubuh yang terkena serangan. “Kalau diabetes sifatnya simetris,  stroke lebih kepada satu titik saja,” tambahnya.
            Sama halnya dengan keluhan fisik lain, untuk memastikan apakah kesemutan tersebut merupakan gejala dari stroke, perlu dilihat faktor risikonya. Jika penderita memenuhi faktor risiko penyakit metabolik endokrin (mengalami kegemukan, perokok berat, menderita hipertensi dan kolesterol), maka stres sedikit bisa memicu serangan stroke.
            Ada dua hal yang membedakan kesemutan sebagai penyebab diabetes dan stroke. Kesemutan pada penderita diabetes terjadi akibat rusaknya ujung saraf tertentu. Sementara, bagi penderita stroke, keluhan tersebut muncul karena otak kekurangan oksigen yang berdampak pada fungsi motoriknya.


Topic

#penyakitkelelahan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?