Health & Diet
Berkenalan dengan Autoimun

2 May 2016


Foto: Fotosearch

Penyakit autoimun terjadi karena sistem kekebalan tubuh (imunitas) seseorang  mengalami error. Padahal, sistem ini harusnya berfungsi melindungi dari ancaman dan serangan seperti bakteri dan virus yang dapat membahayakan tubuh. Tetapi, pada penderita autoimun, sistem ini terus aktif meski tak ada serangan, bahkan melawan dan merusak jaringan sehat.

Menurut ahli Immunobiologi, dr. Andini S. Antasari, Mres, pada penderita autoimun, sistem kekebalan tubuh ini tidak bisa membedakan jaringan sehat dan yang terancam. "Penyebab terjadinya kesilapan tersebut hingga saat ini belum diketahui pasti. Bahkan, dunia kedokteran di negara maju seperti Inggris, tempat saya kuliah S-2 jurusan imunologi, juga belum bisa menemukan jawabannya."

Teori penyebab yang cukup sering dibicarakan adalah penyakit autoimun ini dipicu oleh virus pada seseorang yang memang rentan secara genetis menderita autoimun. Hal ini bisa dicek melalui riwayat penyakit keluarga. Dari penelitian lain mengungkapkan, virus bukan satu-satunya pemicu. Pemicunya diyakini multifaktor, seperti pengaruh pestisida, merkuri, rokok, gangguan hormon, stres, hingga polusi.

Penyakit ini memiliki banyak wajah. Autoimun selalu dikaitkan dengan lupus. Padahal, lupus hanya salah satu di antaranya. Jenis penyakit autoimun lainnya, di antaranya: multiple scelerosis, psoriasis, addison’s disease, dan sjögren’s syndrome. Sering kali penderitanya tak hanya menderita satu penyakit autoimun. Seperti saya, menderita rheumatoid arthritis, sjögren’s syndrome, dan addison’s disease.

Walau beragam jenis, ada benang merah gejala awal penyakit ini, yakni:
  • Nyeri pada sendi yang sangat menusuk. Sendi yang sering diserang adalah sendi lutut, sendi di pergelangan tangan, punggung tangan, hingga buku-buku jari. Serangan ini pada bagian kiri dan kanan.
  • Nyeri ini juga sering diiringi rasa kaku dan pembengkakan.
  • Timbul fatigue (rasa lelah berlebihan dan berkepanjangan, seperti kehabisan tenaga).
  • Sensitif pada cahaya matahari.
  • Brain fog. Disebut otak berkabut, karena membuat sesaat kehilangan memori, hilang fokus dan konsentrasi, entah sedang menulis maupun saat berbicara.
Belum ada kata sepakat dari para ahli tentang penyebab dari penyakit ini. Obat-obat yang ada saat ini hanya untuk mengatasi kesakitan dan keluhan penderita, serta menekan daya merusak penyakit ini. Meski belum ada obat yang memastikan kesembuhan penyakit autoimun, bukan berarti tak bisa hidup normal. Anda masih bisa berkegiatan dan menikmati aktivitas dengan cara:
  • Kenali batas alarm tubuh Anda. Jangan sampai kelelahan. Saat lelah, Anda rentan terjangkit virus dan bakteri.
  • Jauhi stres. Tak mudah memang, tapi cobalah berdamai dengan penyakit ini. Jika pekerjaan rentan stres, memang harus dpertimbangkan ulang. Jalinlah hubungan yang menyenangkan
  • Diet dan makan teratur. Diet dan pantang makanan tertentu bisa menyeimbangkan kesehatan tubuh. Namun,  tiap orang punya pantang makan berbeda-beda. Batasi konsumsi makanan yang mengandung gluten dan berlemak. Perbanyak asupan  makanan  kaya vitamin, serta buah segar kaya serat.
 
Yuniarti Tanjung (Kontributor - Jakarta)
 


Topic

#autoimun

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?