Food Trend
Ngopi Bersama Presiden: Brand Kopi Lokal Hanya Kalah Berani

2 Oct 2017

 
Tepat di Hari Kopi Dunia, hari Minggu, 1 Oktober kemarin,  Presiden RI Joko Widodo mengundang beragam kalangan kopi ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, dalam acara “Ngopi Bersama Presiden”.
 
Berlangsung di teras belakang istana, perwakilan petani, pembuat mesin kopi, pelaku industri, roaster, barista, dan pebisnis kedai kopi, untuk pertama kalinya disatukan untuk ngobrol sore bersama Presiden, dan berbicara isu kopi masa kini.
 
Kalangan kopi dan selebritas mengisi tempat duduk terdekat dari Presiden. Ada Firmansyah, alias Pepeng, dari Klinik Kopi, tempat yang sempat menjadi lokasi syuting AADC2, Chicco Jerikho dan Julie Estelle, pemain film Filosofi Kopi, hingga ahli kopi Adi Taroepratjeka.
 
“Ini tadi sudah ngopi smua, ya? Itu sudah, itu sudah. Saya yang belum diberi,” ujar Presiden Joko Widodo, sambil melihat satu per satu kopi di atas meja tamu, disambut tawa tamu.
 
Ia langsung menghampiri espresso machine untuk sejenak melihat proses pembuatan espresso untuknya. Kopi Solok Radjo (jenis fully-washed) itu dituang ke dalam cangkir berukir logo Istana Kepresidenan RI.
 
Mesin tersebut buatan lokal, ditempatkan secara khusus di teras oleh Esperto Barista Course milik sosok kopi, Franky Angkawijaya. Sebagai view ngopi sore, Kebun Raya Bogor yang asri.
 
Lifestyle minum kopi menjadi topik yang membuka pembicaran dengan ringan. Jokowi menilai adanya kemampuan kedai kopi lokal untuk bersaing dengan brand internasional dari segi cita rasa hasil seduhan. Ia terutama mengapresiasi sejumlah inovasi yang dikembangkan anak bangsa terkait kebiasaan minum kopi di Tanah Air.
 
Ia bahkan berkomentar tentang fenomena antrean Es Kopi Tetangga milik Kopi Tuku dan menyebut dirinya tak segan nongkrong di kedai mungil di Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, itu.
 
“Ya, tempatnya kurang gede itu. Masak pelanggan disuruh antre sampai panjang gitu. Ya, jangan dong. Apa disengaja biar tambah geregetan, gitu? Jadi saya kira, ini ada brand-brand lokal yg kalau kita kompetisikan dengan brand internasional, enggak kalah. Hanya keberanian kita, misalnya sudah punya base yang bagus, cocok dengan konsumen, dengan pembeli. Ya mestinya antre jangan sampai segitu panjangnya. Kenapa enggak segera dibuka langsung 1.000 gerai, 1.000 gerai. Gitu, lho! Cepet-cepetan!”, ungkapnya, disambut tepuk tangan tamu.
 
Ini disambung celotehannya yang tak kalah mencairkan suasana.
 
“Ini kalau punya brand ya segera gitu (diksekusi). Tidak punya modal? Beri tahu! Saya juga tidak punya, tapi bisa mencarikan gitu,” tambah Presiden.

Pemilik Tuku, Andanu Prasetyo, akrab dipanggil Tyo, turut hadir, di antara undangan. 

Jokowi ingin anak muda melihat kesempatan yang ada sekarang sebagai peluang dan berani bertarung di pasar dunia. Ia mengaku juga mengejar-ngejar anaknya yang berjualan martabak untuk berani berekspansi. “Kalau sudah rampung, loncat ke negara-negara dekat di sekitar kita!” ujarnya. 
 
Keberanian kalangan muda dalam menggerakkan roda semangat minum kopi menjadi langkah positif tersendiri bagi perkembangan industri kopi nasional. Apalagi, 5 hingga 10 tahun mendatang, perekonomian nasional akan banyak didominasi oleh generasi muda. (f)

Foto: Biro Pers Setpres

Baca juga:
Manfaat Sisa Teh dan Kopi untuk Kebutuhan Sehari-Hari
Dogiyai, Siap Jadi Ikon Kopi Papua
Waktu Terbaik Minum Susu dan Kopi untuk Manfaat Maksimal
 

Trifitria Nuragustina


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?