Food Trend
Merespon Tren, Tugu Hotels Luncurkan Selai Hingga Madu Artisan

7 Jan 2022

 
 
 
 
Kalangan urban kini senang mengisi pantry dapurnya dengan produk artisan. Dibuat terbatas dan lebih saksama, diiringi narasi kearifan lokal, mengikuti selera konsumen yang kini berkembang. Mencari sesuatu yang membawa impact ke sekitar, juga menggerakkan pergeseran pilihan ini. 
 
Femina terbawa ke sebuah percakapan menarik mengenai terbukanya ceruk pasaran ini bersama Rosiany T Tjandra di sebuah sore di Tugu Kunstkring Paleis. Regional Sales & Marketing Manager Tugu Hotels ini memperkenalkan merek Tugu Kawisari Coffee. Baru kali ini mereka nyemplung berjualan produk artisan secara retail. 
 
Dari teh, madu, kopi, cokelat, hingga selainya bersumber dari Kebun Kopi Kawisari seluas 900 hektare di Wlingi, Blitar. Kebun ini milik Tugu Group yang sebelumnya berfokus pada penjualan wholesale coffee bean untuk ekspor. Sebagian kopinya juga memasok kebutuhan jaringan hotel Tugu Group. 
 
“Kebun Kopi Kawisari telah memiliki segalanya yang dibutuhkan untuk menerjuni bisnis ini. Dari madu, buah-buahan, hingga teh organik tumbuh di area ini. Kami baru merasa siap sekarang karena market yang mengapreasi produk artisan sudah terbentuk,” ujarnya.

Kebun kopi peninggalan Belanda ini dibuka di tahun 1870 dan salah satu yang tertua di Jawa. Di lereng Gunung Kawi, di ketinggian 600-1000 mdpl ini juga tumbuh pohon cokelat. Cokelatnya diolah menjadi truffles

Varian Premium Java Robusta dari kebun ini juga pernah memenangi AVPA Paris 2019 untuk kategori Medium Dark Robusta. Ada karakter mirip teh earl grey, kacang, dan cokelat pada kopi ini. Kopi-kopi berkategory specialty ini juga mulai mendapatkan tempatnya di dalam negeri. Grup ini mendirikan Tugu Kawisari Coffee di berbagai titik di Indonesia untuk menjual specialty coffee ini. Ini juga kali perdana mereka ikutan bisnis coffee shop skala trendi. Teh, selai, hingga madunya juga dijual di sini. Variannya bisa saja berganti, tergantung musim. Itu keunikan artisan product, ketika konsumennya tunduk pada keinginan alam. 
 
Mengulik desain kemasan sebagai added value juga menjadi perhatian baru dalam pemasaran artisan product ini.  Teh rosellacascara, dan black tea  dikemas cantik, memuat cerita mengenai perkebunan Kawisari, serta khasiat produk. Cascara sendiri adalah olahan kulit biji kopi, nyambung dengan inisiatif zero-waste yang juga sedang tren. 


Kebun Kopi Kawisari.
 
Selainya pun unik-unik, menggambarkan kekayaan hasil perkebunan. Ada olahan dari kecombrang-stroberi, dulce de leche rasa kopi, blueberry-basil, hingga pir aroma kapulaga-kayumanis. 

Obrolan mengenai produk-produk lokal menarik ini ditutup dengan undangan berkunjung ke perkebunan kopi asrinya. Salah satu cara terbaik memahami produk artisan memang dengan menginjak perkebunan asal dan melihat langsung terroir tempat madu, kopi, hingga teh lahir. Terroir adalah istilah untuk area dan iklim dimana tanaman tersebut tumbuh. Beda terrior, beda pula karakter rasa dari tanaman pangan yang dihasilkan. 
 
“Ada eco tour dan pengunjung bisa melihat proses menyangrai kopi secara tradisional. Ditunggu kedatangannya,” tutup Rosiany, ramah. (f)
 
Foto: Dok. Tugu Kawisari Coffee 

Baca juga: 
Lagi Tren, Ini Bedanya Anggur Muscat dari Jepang
Setelah 20 Tahun, Dapur Cokelat Bercerita
Oat Mylk yang Lagi Hits di Jakarta

 
 
 

 

Trifitria Nuragustina


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?