Food Trend
Lomba Plating Hasilkan Hidangan Kreatif Bergaya Lokal

4 Jan 2018



Hidangan Indonesia khas dengan tampilan rumahan. Seusai dimasak dalam metode yang umumnya slow cooking, hidangan disajikan apa adanya. Namun, tak sedikitpun selera penikmat menyurut, karena inilah penampilan yang memaknai merasuknya bumbu ke dalam daging dan bahan-bahan lain. Mantap dan mlekoh...
 
Apakah ini berarti hidangan Indonesia tidak bisa tampil di tengah industri restoran yang membutuhkan plating modern?
 
Produsen tableware, ZEN – Fine Porcelain Tableware, mengangkat pemikiran ini dalam lomba plating tumpeng dan dessert yang telah digelar selama sebulan di platform Instagram. “Bagaimanapun, jika ingin menyajikan makanan Indonesia yang berkualitas, maka tempat sajinya perlu berkualitas pula,” ujar Vivi Angara, Managing Director PT Indo Porcelain, grup yang menaungi ZEN.

Zen Food Plating Competition yang menggandeng komunitas ACMI (Aku Cinta Makanan Indonesia) dalam penyelenggaraannya ini akhirnya mengumpulkan 20 finalis di ajang finalnya di Verde Apartement, Jakarta Selatan.
 
Vivi Angara menjadi juri, didampingi William Wongso dan Santhi Serad yang mewakili ACMI, serta food stylist terkemuka di industri komersil, Puji Purnama. William menyebutkan bahwa orisinalitas, ide, serta keserasian dan keterampilan menjadi poin penilaian penting.

Dibagi atas dua kategori, diputuskan Miartadi sebagai Pemenang I  kategori Profesional dan Dini Maharani sebagai Pemenang I kategori Non Profesional. Konferensi pers diadakan selepas pengumuman ini.
 
Plating harus punya konsep, filosofi, dan cerita. Selama proses penjurian, kami juga melihat banyaknya sepaket hidangan yang belum balans antara komposisi karbohidrat, protein, dan sayurnya,” ucap Puji.
 
“Indonesia kaya dan kami turut melihat siapa yang pintar memakai unsur lokal,” ujar Santhi.
 
Dini, pemenang berusia 18 tahun, mengambil tema hidangan lebaran Sunda. 
 
“Saya sempat konsultasi ke dosen saya di Universitas Pendidikan Indonesia, tentang menu yang mewakili lebaran khas Sunda. Saya malah tidak sempat berlatih untuk hidangan pencuci mulutnya,” ujarnya, tentang dua karya hidangan utama dan pencuci mulut yang dibuatnya untuk lomba.
 
Sementara, Miartadi adalah seorang chef yang sehari-harinya bekerja di Arkamaya - Creative Culinary Education, Jakarta Pusat.
 
“Memasak dan plating sudah menjadi bagian dari pekerjaan saya, sehingga saya memang tidak melalui proses latihan. Saya hanya memastikan bahwa hidangan saya menarik dan serasi. Enggak perlu rumit, tapi beraneka ragam rasa. Untuk tumpeng, saya membuatnya versi putih dan kuning dengan porsi yang dikecilkan karena orang Indonesia dikenal punya porsi karbohidrat yang besar,” ucapnya.
 
Chef dari restoran Namaaz Dining, Andrian Ishak, dihadirkan untuk mengisi acara dengan pengalaman santap multi-sensory. Ia menunjukkan bagamana suara dapat memperbaiki sensasi hidangan yang mendarat di dalam mulut. Aksinya ditutup hujan nitrogen cair!
 
Para pemenang mendapatkan hadiah berupa produk ZEN Tableware, private cooking class dengan William Wongso, uang tunai jutaan rupiah, dan berbagai voucher menarik. Sebagai hadiah kejutan, sebuah sesi makan malam di Namaaz Dining, restoran molecular gastronomy milik chef Andrian!
 

Trifitria Nuragustina


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?