Food Trend
Degan Septoadji dan Pandangannya Terhadap Kuliner Indonesia

21 Nov 2017


 
Ditemui di Resinda Hotel Karawang dalam acara perkenalannya sebagai Corporate Executive Chef Padma Hotels, chef Degan Septoadji berbagi pandangannya tentang kuliner Indonesia dan cara-cara pengembangan dari sudut pandanganya.
 
Menurutnya, masakan Indonesia cukup kompetitif dari segi rasa.

"Kurangnya, tak semua orang kenal dengan masakan ini dikarenakan minimnya promosi," ujarnya, di sela-sela acara santap.
 
Ia mengenang masa-masanya bertemu restoran Indonesia selama rentan karirnya yang panjang di Bangkok sebagai Executive Chef di Banyan Tree Bangkok.
 
“Di tahun pertama saya di Bangkok tahun 2005, saya hanya menemui dua restoran Indonesia. Di tahun 2006, restoran itu lenyap, padahal makanannya oke, dimasak oleh dua orang Jawa. Sementara, coba lihat berapa banyak restoran Thailand di Indonesia. Begitu pula di London dan Paris. Kita bahkan masih kalah dengan restoran Singapura dan Malaysia,” ujar mantan juri MasterChef Indonesia, itu.
 
Menurutnya pula, diplomasi kuliner Indonesia adalah peran yang dapat diambil pemasak di saat ini.

Degan misalnya, mengisi banyak waktunya dengan berkunjung ke luar negeri untuk memasak di hotel-hotel ternama. Ia banyak mendapatkan akses istimewa karena pernah bekerja dalam waktu yang sangat lama di Eropa.

Yang terjadi, acara promosi makanan Indonesia ini selalu terjual habis karena rasa penasaran publik yang tinggi.

Tugasnya bukan berarti tanpa kedala. Ia selalu melakukan banyak porsi dalam penjelasan kuliner Indonesia. Informasi yang berputar secara global tentang ini terlalu minim.

“Ini peer terbesar kita semua. Sewaktu di London, ada tamu yang mengira bahwa nasi goreng itu dari Malaysia karena semata pernah menyantapnya di restoran Malaysia. Who to blame? Tamu tidak memiliki pengetahuan cukup. Kita harus semaksimal mungkin mempromosikan data-data tentang makanan Indonesia. Siapapun bisa berkontribusi. Penari misalnya, bisa menyalurkan pengetahuannya ke mata asing lewat pentas tari. Kalau saya ya bisanya masak. Ini kontribusi saya untuk perkembangan budaya Indonesia,” sambungnya.
 
Satu hal yang selalu disetujui tamu di berbagai acara diplomasi kuliner Indonesia adalah bahwa rasa makanan Indonesia mudah disukai. Menurut Degan, rasa hidangan kita tidak sepedas makanan Thailand dan punya flavor layer yang lebih luas.
 
Chef-chef di Indonesia juga menurut Degan semestinya bisa memasak makanan Indonesia, atau setidaknya paham teknik-teknik dasar.

“Ketika chef asing bertanya tentang kemampuan kita di ranah tersebut, sangat disayangkan jika kita bilang bahwa tidak mampu memasak hidangan negeri sendiri,” ujarnya, berpendapat. Ia menyadari banyak chef sudah merasakan pendidikan luar negeri dan memperoleh skill yang tidak main-main. Kemampuan inilah yang sebenarnya bisa memicu pemasak muda tersebut untuk memberikan pandangan baru untuk mengeksplorasi makanan Indonesia.
 
Salah satu pertanyaan yang paling banyak dilontarkan dari tamu di luar negeri adalah definisi makanan Indonesia. Degan menyebutnya sebagai makanan daerah yang beragam dan unik.

Di balik penjelasannya itu pula, kita bisa meyakini bahwa kuliner daerah sendiri punya potensi mendunia.
 
“Masakan Prancis dan Itali yang kini populer juga masakan daerah jaman dulu. Baru setelah modernisasi masuk, lama-lama bermunculan fine dining dan segalanya. Mana ada fine dining 200-300 tahun lalu. Yang ada hanya home-cooked food, sebutnya.

Bedanya, kuliner mereka kini sudah maju, sementara kuliner lokal kita masih berusaha jauh di belakangnya. “Dimoderninasi bagaimanapun, tamu akan lebih mudah memahami hidangan barat kontemporer karena punya dasar pengetahuan yang kuat,” ujarnya.

Karenanya, mempromosikan makanan Indonesia adalah tantangan yang perlu diambil. Indonesia bisa besar jika lebih banyak lagi pemasak Indonesia berani melangkah masuk ke dalam area yang belum banyak disentuh ini. (f)
 
 
 

Trifitria Nuragustina


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?