Food Review
Racikan Fine Dining di The Immigrant Dining Room

30 Jul 2016


Foto: Shinta Meliza
 
Ketika restoran mulai menjadi salah satu hal penting di tengah gaya hidup, restoran Immigrant berada dalam daftar destinasi ini. Sebuah tempat bergaya  glamor sekaligus industrial yang diangkat dari tahun 1920-an dan terbilang baru saat itu.
Sudah berdiri sejak tahun 2009, tempat ini kini bersolek dengan lebih baik lagi, mempertegas namanya menjadi The Immigrant Dining Room. Ruang itu kini dipisahkan dengan area lounge yang berdiri dengan nama Immigrant Lounge & Club. Sebuah langkah baru yang menempatkan atensi penuh bagi orang Jakarta yang makin mengapresiasi rasa.
Co-owner Christoph Darjanto menjelaskan konsep ini di situs resmi The Immigrant Dining Room. “We continue looking back into defining eras in history to create a melting pot that is both casual and sophisticated, industrial and glamorous,” terang, sesuai yang tertera di situs resmi tempat ini.
            Di sini Stephane Galibert berlaku sebagaimana seorang chef sejati. Pertama, beberapa hidangan anyar dihadirkannya tiap bulan agar tamu bisa bereksplorasi dan tidak  jenuh. Kedua, pria Prancis ini bermain dengan bumbu lokal untuk bahan-bahan impor yang ada di dapur. Langkah yang tak menyia-nyiakan kiprah perdana Stephane di Asia.
Berbekal pengalaman menantang di dapur-dapur fine dining di Australia dan Kanada, chef Stephane dengan mudahnya menyusun sebuah komposisi indah pada hidangan utama bernama Tamarind-Glazed Lamb Shank, Potato Anna and Green Vegetables. Ini daging betis domba yang diolah dengan teknik  braising1 yang dibuatnya sejoli dengan saus kaldu domba dan asam jawa.
Jangan sepelekan kentang iris yang menyertai daging domba ini. Kentang ini diolesi mentega dan dilengkapi saus krim yang diinfusi jamur black truffle di atasnya. Memesona. Sebelumnya, Stephane juga memukau lidah femina lewat pembuka mengagumkan, Medium Rare Seared Beef, Pickles Cabbage and Soy Sesame Dressing.
Sajian pembuka itu berupa potongan bulat tipis daging sapi has dalam yang ditata apik dengan acar sayuran wortel dan kubis. Jangan sekadar tergiur. Cicipi segera selagi Stephane menempatkannya dalam menu selama Agustus ini.
Happy hour berlangsung tiap hari, dari pukul 16.00-22.00 WIB. Sementara high tea ditempatkan di pukul 16.00-20.00 WIB. Anda minat yang mana?
 
*Braising: Seperti teknik mengungkep daging. Ditambah sedikit kaldu, sayuran aromatik, dan dimasak dalam panci tertutup di atas api kecil selama berjam-jam.
 
Alamat: Plaza Indonesia lt.6, JL. M.H. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat.
Telp: (021) 29924125.
Jam buka: 11.00-01.00 WIB.
Harga: Rp25.000-Rp630.000 (belum termasuk pajak 10% dan service charge 11%).
Suasana: Memiliki akses lift langsung menuju restoran.


Topic

#KulinerJakarta

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?