Fiction
Cerpen: Wanita Siam

7 Dec 2018


”Bagaimana dia hidup selama ini? Maafkan saya, tentu saja ada ayah Anda. Tetapi kakak saya yang saya kenal adalah seorang laki-laki yang tidak suka menggantungkan diri kepada orang lain. Apakah pekerjaannya'?" 

“Anda benar. Oleh sifat-sifatnya yang bangga dan agung itulah ayah dan kami sekeluarga mencintainya. Kakak Anda menjadi kepala bagian gambar reklame, perencana buku, dan waktu-waktu yang lain membuat dekor teater.” 

Sore itu aku tidak melihat alasan yang tepat untuk cepat kembali ke hotel. Seiain bermaksud melihat kemenakan-kemenakanku yang sore itu masih di sekolah, aku juga ingin mengetahui banyak ha] lagi mengenai segala yang terjadi di tahun-tahun terakhir. Mengenai keluarga iparku, mengenai sekolah anak-anak. 

Aku harus melengkapi diri dengan jawaban yang seterang-terangnya bila ibuku menimbuniku dengan pertanyaan-pertanyaan yang beraneka ragam yang telah dapat kubayangkan. Tetapi benarkah aku akan dapat menjawab seluruh pertanjaanya? Seorang tua seperti dia tidak akan mengerti mengapa Mahadi menutup dir menolak mengirim kabar ke rumah, mengingkari keluarga di tanah air. Akan dapatkah ibuku menggambarkan betapa cinta dan perhatian keluarga yang baru ditemukan di negeri asing, lebih-lebih di waktu sengsara, dapat atau sanggup menghapus kenangan dari kehidupan yang lalu? 

Pada akhirnya ketika aku kembali menuju ke penginapan, hatiku menjadi bimbang. Mungkin akan lebih baik bila aku tidak mengabarkan pertemuanku dengan istri Mahadi kepada siapapun, juga tidak kepada ibuku. 

Tapi berhakkah aku berbuat demikian? 

Seandainya kukatakan juga, apakah yang akan dirasakan di hati ibuku pada waktu menerima kabar tersebut? 

Aku sendiri tidak dapat memastikan perasaan apa yang kusimpan. Kecewa karena kakakku yang selama delapan belas tahun ini tetap hidup tetapi tidak berkirim kabar? Ya, terutama kecewa itulah yang menguasai hatiku. Dan aku mengerti kekecewaan ini tidak akan dapat disangga oleh hati ibuku yang lelah. 

Seminggu yang lalu dia meninggal. Kalau saja orang dapat menarik kembali waktu, menggeser kehidupan ke arah saat yang dipilihnya. 

Semalaman aku tidak tidur. Mataku berkedip dan takut bergerak, karena kuatir mengganggu Ana. Semakin hari mendekati pagi, aku semakin gelisah. Apakah yang harus kuperbuat?

Bagiku istri Mahadi merupakan wajah dari keluarganya yang mengangkat kakakku ke kehidupan yang layak dan panuh cinta. Aku tidak akan dapat melupakan keramahan rumah kecil yang baru kutemukan, penerimaan yang langsung dari masing-masing kemenakanku yang baru, kesungguhan hati perempuan yang bermaksud mengenal keluarga suaminya. 

Tiba-tiba kekayaan yang baru kurasakan menyelinap di hatiku. Aku merasa kaya oleh pengetahuan bahwa di negeri itu aku memiliki keluarga. Aku bahkan pernah mempunyai seorang kakak yang selama ini menjadi model dari sifat-sifatnya yang kuhargai. 

Keesokan harinya dengan mengantuk dan senyum setengah hati yang kupaksakan aku kembali menghadapi penumpang-penumpang. 
 
Pesawat menuju ke Jakarta. Ini adalah pertama kalinya selama aku kerja aku tidak ingin pulang.

*Ejaan telah disesuaikan
***
NH DINI
 
 







 







 


Topic

#fiksi, #cerpen, #NHDini

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?