Fiction
Cerpen: Rahasia Tim Daging Papa

25 Jun 2017


 
Untuk kesekian kalinya aku menghampiri alamat situs web masak yang ditawarkan Google saat aku mengetikkan nama resep tim daging di laman pencarian. Sederet gambar dilengkapi tutorial pembuatan terpampang. Beberapa sudah aku uji di dapur, memenuhi permintaan Papa. Hingga mangkuk terakhir yang aku sajikan, belum bisa menghadirkan senyum kepuasan Papa. Bukannya puas, Papa hanya mencicipi dua-tiga sendok saja, lalu beranjak meninggalkan meja dengan raut muka kecewa. Meninggalkan aku yang nelangsa. Aku nyaris putus asa. Kuanggap Papa sama sekali tidak menghargai usaha kerasku demi memenuhi keinginannya menyantap tim daging seperti yang pernah disantapnya di masa lalunya.

Jika aku tidak bisa memuaskan seleranya dengan masakan tim dagingku – tim daging ala Tata– wajar, kukira. Sebab, hingga Mama meninggal sembilan tahun yang lalu, sependek ingatanku belum pernah sekali pun Mama menyajikan menu tim daging. Sehingga aku tidak berkesempatan melihat bagaimana Mama mengolah tim daging andalannya, yang kukira kini dikangeni Papa untuk disantapnya lagi. Mbak Sitha, kakak sulungku yang kini menetap di kampung halaman, Semarang, dan juga Mbak Mitha, kakak keduaku, menyarankan agar aku membeli saja menu tim daging istimewa dari restoran yang secara khusus menyajikan masakan Tiongkok. Tim daging dikenal sebagai salah satu kuliner warisan leluhur mereka.

“Beli sajalah, Dik. Dengar-dengar, tim daging di restoran Evan juara. Beli seporsi dulu, nyoba. Siapa tahu Papa suka,” kata Mbak Sitha dari ujung sana, saat aku mengadukan Papa yang tak menyentuh olahan tim dagingku. Padahal, aku sudah melakukan sesuai petunjuk resep step by step.

“Papa maunya masakan sendiri, Mbak. Kayak yang enggak kenal Papa. Kata Papa, dia ingin mencium aroma tim daging yang menggelegak langsung dari panci tim,” aku bersungut. Papa bilang, rasa tim daging yang sempurna akan terdeteksi bahkan hanya dari baunya. Dan itu yang belum bisa aku lakukan untuk Papa. Aku sendiri bingung dengan keinginan Papa. Meski dari gambar dan petunjuk yang kulihat, bisa kuterka rasa dan bentuk makanannya, tetapi seistimewa apakah tim daging yang pernah diolah Mama sehingga Papa begitu kecewa saat tak mendapati sajian yang sama seperti yang dimintanya? Untuk pertama kali aku menyesali, mengapa Mama tidak pernah memasakkan menu itu sebelumnya. Atau barangkali pernah? Hanya aku yang lupa?
 


Topic

#fiksifemina

 


MORE ARTICLE
polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?