Fiction
Cerpen : Kembang Singkong

7 Sep 2018


  
Biarin, anak yang sok jago harus kuat!” Ratmi masih ingat begitulah dia berkomentar. “Jangan pernah ada yang memberinya uang, Pih. Dia sudah keterlaluan! Dikiranya hidup ini bisa hanya mengandalkan idealisme.” Nyatanya, Dayannya sendiri tidak mau diberi apa pun juga. Kang Dira bercerita, dia diam-diam memberinya uang, tapi Dayan menolaknya.
 
“Papih pasti memberi ini secara diam-diam. Tanpa sepengetahuan Mamih. Karena Mamih pasti melarang,” kata Dayan. “Terima kasih, Pih. Tapi, bukannya Dayan menolak. Dayan hanya ingin membuktikan saja, Dayan sanggup menyelesaikan kuliah tanpa bantuan dari mana pun.”
 
Ratmi tidak berkomentar ketika Kang Dira menceritakannya. Dia masih marah. Termasuk saat Dayan dengan sukacitanya datang suatu hari. Dia membawa kabar bahwa kuliahnya sudah selesai. Kang Dira, juga kakak-kakak Dayan, bersukacita. Tapi tidak Ratmi. Hanya untuk menemuinya saja, Ratmi tidak mau.
 
Juga saat suatu hari Dayan membawa Ningsih, calon istrinya. Ratmi tidak mau menemuinya. Hari pernikahan Dayan pun dilewatkannya begitu saja. Ratmi lebih memilih menghadiri pelatihan pegawai baru di departemennya.
 
Lalu Dayan hanya datang setahun sekali saat Lebaran. Tapi, saat orang-orang meminta maaf dan memaafkan, itu juga Ratmi tidak mau menemuinya. Kang Dira, Rintan, Dasiman, Raninta, semuanya pernah bicara kepadanya. Bicara berdua-duaan, dari hati ke hati. Tapi, hati Ratmi tidak mau luluh. Dayan sendiri pernah mengeluh kepada Kang Dira, kepada kakak-kakaknya, sambil menangis. Tapi, cerita seperti itu tidak membuat Ratmi berubah sikap.
 
Setelah pensiun, Ratmi sempat terpilih jadi legislatif selama satu periode. Banyak partai yang sejak awal menawarinya. Juga teman-temannya hampir semuanya beralih ke situ setelah pensiun. “Biar tidak post power sindrome,” kata salah seorang temannya.
 
Tapi umur adalah sesuatu yang tidak bisa dibohongi. Tiap bertambah satu lilin di kue ulang tahunnya, Ratmi merasakan kesepian yang makin mengaliri seluruh tubuhnya. Ya, kesepian yang dia sendiri tidak mengerti. Lamborghini, Alphard, mobil-mobilmewah yang dulu dia merasa bangga tiap membicarakan dengan teman-temannya, sekarang melihatnya di garasi tidak ada artinya sama sekali. Berakhir pekan melihat perkebunannya yang luas, menyusuri pepohonan cabai, peternakan ayam, hatinya malah hampa.
 
Hati kecilnya selalu teringat Dayan. Setahun setelah Dayan menikah, Ratmi masih ingat mengutus anak buahnya secara diam-diam untuk menghubungi Dayan. Waktu itu Dayan ikut tes CPNS. Bagaimanapun, Ratmi ingin membantunya. Tapi, Dayan malah marah-marah.
 


Topic

#fiksi, #ceritapendek

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?