Fiction
Cerpen : Kembang Singkong

7 Sep 2018


Foto : 123RF

Senja yang muram. Gerimis membekukan daun-daun jambu. Angin entah ke mana. Kepak burung yang menembus gerimis mempertegas sunyi. Ratmi memejamkan matanya. Dia berusaha meyakini, senja memang muram. Sunyi. Bukan di dalam dirinya. Bukan di dalam hatinya. Meski ada perasaan sedih yang hampir-hampir tidak sanggup dibendungnya.  Perasaan yang sempat membuat matanya perih, mendorong sebutir air menyusuri pipinya.
 
Ratmi duduk di kursi balkon. Balkon itu merupakan teras yang luas di depan kamarnya di loteng rumahnya. Dari sini pemandangan selalu indah. Biasanya. Ya, biasanya. Halaman yang luas tertata rapi. Mang Eman yang mengurus halaman tidak pernah membiarkan pepohonan terlalu rimbun, bebungaan kering, kolam kecil di ujung taman kekurangan atau kelebihan air.
 
Tapi kali ini, halaman yang tertata rapi itu tidak terlihat indahnya. Karena di halaman itu tidak ada jejak ban motor Dayan. Dua hari yang lalu halaman itu penuh dengan mobil. CRV milik Rintan, SUV milik Dasiman, Inova milik Raninta. Ya, semua anaknya datang. Dengan keluarganya masing-masing. Mereka ramai memenuhi ruang tengah. Saling bercanda. Saling cerita. Lalu pindah ke ruangan loteng, melihat pemandangan alam. Lalu pindah ke taman halaman belakang. Cucu-cucunya memancing di kolam kecil.
 
Ramai. Meriah. Rumah besar itu seperti sedang berpesta. Ya, sejak dua hari yang lalu. Waktu hari ulang tahun Ratmi. Anak-anaknya, menantunya, cucu-cucunya, membawa kado. Rintan dan Raninta memberi perhiasan. Dasiman memberi tiket berlibur keliling Eropa. Cucu-cucunya, ada yang memberi buku, bunga yang katanya sengaja ditanam dua bulan yang lalu, dan entah apa lagi.
 
Kang Dira berdoa. Lalu Ratmi meniup lilin enam buah di sebelah kiri dan lima buah di sebelah kanan, pertanda enam puluh lima tahun. Lalu semuanya memeluk dan mencium Ratmi. Lalu kue dipotong, semuanya makan belepotan. Lalu ada yang menyanyi, baca puisi, bersorak, main gitar, main piano. Meriah.
 


Topic

#fiksi, #ceritapendek

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?