Fiction
Cerber: Kota Kelahiran [1]

14 Oct 2017


“Rose, di mana aku bisa menyewa sepatu skating?”
Tiba-tiba saja terlintas pikiran gila, mengapa aku tidak membuat upacara tabur abu ini menjadi sedikit dramatis. Bukankah Ibu senang hal-hal yang dramatis!

“Ayo, aku antar kamu ke sana.” Rose meraih tanganku dan menuntunku, nyaris menyeretku. Seolah ia khawatir aku berubah pikiran. Kemampuan skating-ku jelas  masih kelas TK, dibanding mereka. Tapi, kapan lagi bisa skating di tempat yang sesungguhnya, sambil menaburkan abu pula.

“Enjoy….”  Rose mendorong punggungku lembut, melepasku memasuki arena setelah sepatu sewaan terpasang. Sebelum berjalan, kubuka botol pelan-pelan dan kututup dengan ibu jariku. Kugerakkan kaki perlahan. Setelah cukup percaya diri aku mulai mempercepat gerakan kakiku. Sambil meluncur, kuarahkan lubang botol ke bawah. Kugeser sedikit ibu jari dari lubang botol agar abu bisa tumpah, sedikit demi sedikit. Beberapa meter kemudian, aku berhenti sejenak. Memastikan apakah masih ada abu tersisa atau tidak di botol. Kuguncang-guncang botol lembut, menumpahkan isinya sambil kubaca doa semampu yang kubisa.  

“Selamat jalan Ibu Nemah Nawangsari….”

Tiba-tiba, srett, seorang remaja laki-laki menyenggolku. Tidak membuatku jatuh, tapi  botol perak itu lepas dari tanganku, melayang-layang. Namun, sebelum jatuh ke permukaan es,  aku melihat sebuah tangan kecil dibungkus kaus tangan warna-warni menangkap botol tersebut. Anak perempuan bermantel merah, yang tadi kulihat di luar arena, tersenyum di depanku, memamerkan giginya yang tidak tersusun rata. Pipinya merah seperti  tomat ranum karena kedinginan. Hidungnya berair. Ia memberikan botol itu padaku.

“Terima kasih,” kataku. Ia mengangguk, tersenyum,  dan kembali meluncur. Selesai sudah upacara tabur abu yang sangat aneh ini. Tapi itulah Ibu.  Seperti yang sering kudengar,  ibuku dijuluki  drama queen. Tindakan dan keputusannya kerap melawan arus. Membuat geger dan mendatangkan lebih banyak kontra ketimbang pro. Termasuk surat wasiatnya untuk tidak dikubur seperti tradisi keluarga besarnya, melainkan dikremasi! Ia memintaku menyebarkan abunya di arena skating! Saat musim dingin!
 


Topic

#fiksifemina

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?