Foto: Dok. Image Dynamics
Lurik berasal dari bahasa Jawa, lorek, yang berarti garis-garis. Lurik adalah salah satu wastra Indonesia yang dibuat dengan teknik tenun dari kapas pintal tangan, menggunakan sebuah alat bernama gedogan.Memiliki arti kesederhanaan, lurik memiliki fungsi luas dan dipakai oleh berbagai usia dan kasta. Lurik tidak hanya diperuntukkan dalam kegiatan sehari-hari tetapi kerap kali muncul dalam upacara kekeratonan Jawa.
Di daerah Pedan, Klaten, lurik lahir pada tahun 1938 berkat inisiatif Suhardi Hadisumarto mendirikan perusahaan lurik. Femina mendapatkan kesempatan untuk bertandang ke rumah usaha tersebut yang kini diteruskan oleh putera Suhardi, Rachmad.
Di bawah atap sebuah aula sederhana yang luas, tim femina melihat langsung tangan-tangan renta ke-40 pengrajin lurik yang berusia lanjut. Rata-rata pengrajin tersebut sudah bekerja selama 25 tahun.
Bapak Dian, 75 tahun, menekuni pekerjaan sebagai pengrajin sejak tahun 1958. Dengan rata-rata penghasilan Rp1,500 per meternya, Bapak Dian mengaku mampu menghasilkan 4 – 5 meter kain lurik per hari.
Klik laman selanjutnya: Proses Pembuatan Lurik.
Baca juga:
Ingin Tampil Klasik? Ini 7 Tip Memakai Kebaya Kutubaru yang Populer dari Desainer Edward Hutabarat
Topi Tali Tali Presiden Jokowi di Karnaval Toba dan Keengganan Kita Memahami Perbedaan
Topic
#EdwardHutabarat, #Lurik