Fashion Trend
Lomba Perancang Mode 2017: Mencari The Style Maker

11 Jan 2018


Kelas Workshop
 
Perlu Paham Business Plan

Sebelum kedua puluh semifinalis mengikuti tahap penjurian utama untuk menentukan 10 finalis, mereka diberi pembekalan melalui workshop Bedah Mood Board dari mentor LPM 2017: Musa Widyatmodjo. Tujuan sesi ini agar tiap peserta dapat berdiskusi seputar pola, bahan, teknik jahit, hingga business plan brand masing-masing. Dengan adanya pembekalan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para semifinalis sehingga pada saat penjurian wawancara semua peserta dapat mempresentasikan karya dan menjawab seluruh pertanyaan juri secara lebih maksimal dan terarah.
 
“Jika ingin bertahan di industri mode, jangan hanya bertindak sebagai desainer yang hanya mengenal bahan dan teknik jahit. Desainer juga harus memahami target konsumen. Dengan demikian, akan lebih dipercaya menjadi seorang desainer,” jelas Musa.
 
Workshop tahun ini berbeda dari workshop yang dilakukan LPM di tahun-tahun sebelumnya. Semifinalis tak hanya diminta untuk mewujudkan 3 sketsa busana yang dilombakan, tapi mereka juga mendapat tantangan lain yang tak kalah menarik.  Seluruh semifinalis diberi kejutan untuk mewujudkan desain Levi’s® Remastered Design Challenge. Sepasang produk Levi’s® diserahkan kepada para semifinalis untuk didesain ulang, mengekspresikan gaya modern wanita urban dalam tema besar: Urban Identity. Mereka wajib mewujudkan 1 look busana baru yang diperoleh dari 2 potong busana Levi’s® itu.
 
“Dengan tema Urban Identity Design diharapkan Levi’s® bisa menjadi kanvas untuk mengeksplorasi kreativitas desain ready to wear yang inovatif, autentik, dan nyaman dipakai,” ujar Adhita Idris, Country Head Marketing PT Levi Strauss Indonesia. Di acara puncak, kedua puluh busana Levi’s® Remastered Design Challenge tersebut akan dipamerkan dan dilelang untuk program sosial yang dilakukan PT
Levi Strauss Indonesia.
 
Setelah dibekali segudang ilmu seputar teknik desain, jahit, dan marketing, ke-20 semifinalis siap saling berkompetisi untuk masuk ke babak berikutnya, yaitu babak final. Ini adalah babak yang paling menegangkan, sebab hanya 10 finalis dengan karya terbaik yang akan tampil di final LPM 2017 yang berlangsung di panggung utama Jakarta Fashion Week, pada 25 Oktober 2017.
 
“Sejak masuk semifinalis, saya tahu saya tidak boleh melakukan kesalahan. Saya harus mengikuti semua arahan yang telah diberikan para mentor. Ini adalah golden ticket saya untuk melaju ke babak berikutnya dan merebut kesempatan untuk menjadi juara,” ujar Caramia Sitompul (26), Pemenang II LPM 2017 yang juga lulusan Fashion Institute of Technology, New York.
 
Pendalaman Riset Menjadi Tantangan


Saatnya mempresentasikan karya di hadapan para juri utama. Dewan juri untuk kompetisi LPM tahun ini adalah Edward Hutabarat (desainer, alumnus LPM 1980), Musa Widyatmodjo (desainer, alumnus LPM 1990), Ferry Sunarto (desainer, alumnus LPM 1995), Petty S. Fatimah (Pemimpin Redaksi dan CCO femina), Erwin Suganda (Creative Director UBS), Melinda Babyana (CEO Argo Apparel Group), Adhita
Idris (Country Head Marketing PT Levi Strauss Indonesia), Tan Yenman (Brand Manager Top White Coffee), Ai Syarif (Creative Director Jakarta Fashion Week), dan Roberto La Iacona (Instituto Marangoni Milan Italia).
 
Tiap finalis diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan karya. Para juri sangat antusias dan detail melihat tiap konsep rancangan yang diajukan. Tidak hanya menilai, mereka juga memberikan masukan kepada finalis. “Tidak mudah untuk mendesain busana yang mengangkat wastra Indonesia. Desain busana harus tampil autentik, masuk akal, dan tidak berkesan ‘ngamuk’,” ujar Edward Hutabarat, yang merupakan expert dalam mengangkat wastra Indonesia menjadi karya kontemporer.
 
Pada tahap ini penilaian terhadap konsep, hasil jadi, dan business plan memang sangat menentukan. Ada tiga kriteria utama yang diolah juri, yaitu konsep desain, pengetahuan mode, skills desain, dan rencana bisnis. Pada tahun ini konsep online store menjadi nilai tambah bagi peserta dan pada final diberi penghargaan khusus oleh sponsor Top White Coffee.
 
Setelah 10 finalis terpilih, masing-masing diminta menambah 3 desain untuk diwujudkan sehingga ada total 6 karya dan 1 karya untuk Levi’s Remastered untuk melewati penjurian final memilih pemenang maupun sesi peragaan.
 
Pada sesi ini juri banyak ‘mengejar’ soal sejauh mana riset dilakukan oleh para peserta untuk wastra dan budaya lokal yang dipilih sebagai tema desain. “Secara umum riset mereka lemah, pengetahuan mengenai produk sedikit, hanya beberapa saja yang menonjol. Padahal, riset yang mendalam akan memberi kekuatan pada karya jadi,” ungkap Petty, mewakili juri.
 


Topic

#lpm2017

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?