Family
Kata Ahli: Ritual dan Rutinitas Bikin Anak Percaya Diri. Mari Buktikan!

17 Jun 2021

Foto: Freepik

Waktu memang cepat sekali berlalu. Si kecil yang mulanya masih merangkak, tiba-tiba saja bisa berlari, berceloteh lucu, dan banyak bertanya. Jika Anda dan pasangan sama-sama bekerja, bisa jadi Anda berdua kehilangan banyak momen pertama. Misalnya, langkah pertama atau kata pertamanya.

Kebersamaan Anda dan anak bisa jadi terbatas akibat kesibukan bekerja. Sambil menghabiskan quality time bersama anak, Anda dapat sekaligus membentuknya menjadi karakter yang penuh percaya diri. Melalui tulisannya di situs CNBC, penulis Workparent: The Complete Guide to Succeeding on the Job, Staying True to Yourself and Raising Happy Kids, Daisy Dowling, mengungkapkan, cara yang bisa digunakan oleh orang tua adalah membiasakan anak menjalani berbagai ritual dan rutinitas.

Bagi orang dewasa, rutinitas sering kali terasa membosankan. Sementara bagi anak, terutama balita, rutinitas itu menyenangkan dan menenteramkan hati, karena dunia ini merupakan tempat yang baru dan sangat kompleks. Saat melakukan suatu rutinitas, mereka bisa melihat pola tertentu dan mampu menerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Hal tersebut memberi rasa aman dan nyaman.

Jangan pikirkan ritual seperti upacara adat atau keagamaan yang rumit dan penuh tata cara. Misalnya, setiap kali pulang kantor Anda mengelus kepala putri Anda, menciumi wajahnya, dan menggelitik pinggangnya agar bisa mendengar tawanya. Saat dilakukan setiap hari dan menjadi sebuah ritual, setiap kali tiba waktunya Anda pulang, putri Anda akan menunggu-nunggu sentuhan Anda dan ia akan sangat happy ketika Anda melakukan ritual itu.

Kegiatan apa pun bisa menjadi ritual. Yang penting, ciptakan ritual yang menyenangkan, mudah dilakukan, bisa sering dilakukan, serta melibatkan Anda dan si kecil. Contohnya, Anda membacakan buku cerita setiap sebelum tidur, main lego setiap weekend di jam yang sama, atau nyanyi bareng di kamar mandi ketika Anda memandikannya.

Memberi pekerjaan rumah tangga yang sederhana juga bisa menciptakan rutinitas dan konsistensi. Misalnya, kalau sudah selesai main lego, anak merapikan kembali mainan ke kotaknya atau bantu merapikan sendok makan. Tugas-tugas kecil ini akan menyiapkan anak untuk menerima tugas lebih besar, seperti merapikan kamar dan mengerjakan pe-er. Semakin anak memahami bahwa bantuan kecil mereka sangat bernilai di mata Anda, makin besar pula rasa percaya diri yang akan ia dapatkan. (f)


Baca Juga: 
Minum Susu Saat Sarapan, Ini Manfaatnya untuk Anak
Kapan Saat Tepat Daftarkan Anak ke Sekolah? Cari Jawabannya di Sini
Interaksi Tulus Antar Generasi Bisa Membuat Para Lansia Lebih Berbahagia
 


Topic

#ritual, #rutinitas, #percayadiri

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?