Family
Kasus Arya Permana & Obesitas Pada Anak: Butuh Teladan Pola Makan Sehat dari Orang Tua!

14 Jul 2016


Foto Arya Permana: AFP/Mahendra, Ilustrasi: Petty Galuh
 
Kasus Arya Permana (10), anak asal Karawang yang menderita obesitas menjadi peringatan bagi para orang tua untuk lebih memerhatikan pola makan sehat anak sejak dini. Dengan berat tubuh 189,5 kg, Arya disebut-sebut sebuah media asing sebagai anak terberat sedunia. Menurut pengamat gaya hidup sehat dan konsultan penurunan berat badan, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH,CHt, dengan berat tubuh seperti itu, Arya berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.

“Bentuk tulang Arya akan beda saat dia dewasa. Misalnya kaki O, tulang punggung tidak bisa tegak, atau pertumbuhan tulang panggul terganggu. Penumpukan lemak di perut sebelah dalam juga akan membuat anak itu lebih rentan terhadap diabetes dan penyakit kardiovaskuler.”

Dari temuan tim dokter di RS. Hasan Sadikin, Bandung, Arya setiap hari rata-rata mengonsumsi hingga 6.000 KKal sebelum menjalankan diet yang disarankan dokter. Setelah diet, jumlah kalori yang masuk dikurangi hingga 3.000 KKal. Bagi para orang tua, mungkin tidak semua terbiasa dengan skema menghitung kalori sajian harian. Pasti sudah merasa repot duluan, setiap kali masak harus memikirkan kalori. Duh!
Hal itu bisa disiasati dengan cara praktis dari dr. Grace Judio berikut ini:

1/ Sebagai langkah awal, para orang tua tidak usah menghitung kalori makanan dulu. Ia menyarankan, “Perkenalkan dulu konsep kenyang dan lapar pada anak. Berikan anak makanan dengan komposisi piring sehat, dalam menu harus ada karbohidrat, protein, dan sayur pada menu makan pagi, siang, dan malam dengan takaran sederhana, misalnya dengan ukuran kenyang anak.”

2/ Kenalkan anak dengan sometime food atau makanan yang hanya boleh sekali-sekali saja dimakan dan everytime food,  makanan yang boleh dimakan banyak karena sehat, seperti buah dan sayur.
Apa saja bentuk sometime food? Makanan yang mengandung gula, olahan tepung, dan minyak, serta berbagai camilan anak termasuk sometime food. Ajak anak belajar bersama tentang rambu-rambu makanan, mana yang boleh banyak dimakan dan tidak. Jika anak ingin makan lebih banyak makanan dalam kategori merah, maka ia harus banyak bergerak dan olahraga.

3/ Orang tua juga harus punya kontrol diri yang baik dalam hal membelikan makanan tidak sehat untuk anak. Dari kasus Arya, orang tuanya kerap menuruti kemauan Arya yang suka mengamuk jika tidak diberikan makanan instan atau minuman kemasan yang diminta. “Jangan menuruti keinginan anak karena takut dianggap tidak sayang pada anak.”

4/ Yang terpenting, teladan pola makan sehat ini harus datang dari orang tua. “Orang tua tidak bisa sekadar menganjurkan anak harus makan ini atau itu, tapi dirinya sendiri tidak mempraktikkannya!” kata dr. Grace. (f)


Topic

#ObesitasAnak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?