Family
Heboh Video Salam Baju Batik, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua Terkait Pornografi Anak

19 Apr 2016


Foto: Fotosearch

Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan video “Salam Baju Batik” di YouTube. Di video tersebut terlihat seorang remaja yang memakai seragam batik dan kemudian membuka seragamnya tersebut. Sebelum “Salam Baju Batik”, ada juga video “Salam Pramuka” dan “Salam OSIS” yang memperlihatkan adegan kurang lebih sama, yaitu membuka pakaian. Sebagai orangtua, bagaimana kita menyikapi hal ini agar tidak menimpa anak-anak kita?

Pornografi anak memang bukan kasus baru. Bahkan menurut psikolog dan pemerhati anak, Seto Mulyadi atau Kak Seto, fenomena pornografi di kalangan remaja ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. “Sejak dulu, katakanlah 20-30 tahun lalu, dunia pelajar usia 12 -18 tahun, juga begitu. Hal itu dipicu oleh dorongan libido seseorang pada usia demikian memang sedang tinggi-tingginya.”

Femina sendiri tidak pernah bosan mengangkat perihal ini berkali-kali. Pencegahan agar anak tidak terpapar pornografi yang bahkan bisa membuatnya melakukan pornoaksi harus terus dilakukan. Paling tidak ada tujuh cara mencegah paparan pornografi pada anak yang femina rangkum dari para ahli.

1. Mendekatkan diri pada anak dengan cara membuka diskusi antara kita dengan anak. “Kedekatan itu penting. Karena dengan begitu ia akan percaya kepada orang tuanya,” ujar Kak Seto.

2. Berani bertanya kepada anak apakah mereka pernah melihat pornografi. “Jika anak Anda lebih dari satu, bicaralah terpisah kepada mereka, karena setiap orang berbeda. Ayah akan menjelaskannya kepada putranya, dan Ibu kepada putrinya,” jelas Elly Risman, psikolog dan Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati. 

3. Berikan pengertian kepada anak tentang pornografi. Ketika anak kita menjawab iya terhadap pertanyaan yang kita ajukan di nomor 2, tanyakan apa yang ia rasakan ketika melihat pornografi. Setelah itu, kita bisa memberinya pengertian mengenai apa yang ia rasakan serta jelaskan batasan-batasannya. 

4. Beri pelajaran dasar pendidikan seks, yaitu fungsi alat reproduksi yang membedakan pria dan wanita. “Ajarkan ini sejak mereka usia 2 tahun. Misalnya cara berkemih yang benar, bagaimana menutupinya, dan melatih rasa malu jika sampai terlihat,” jelas Elly. 

5. Ajari anak untuk menjaga seksualitasnya. Di antaranya dengan mengajari mereka bagaimana cara berpakaian, membawa dirinya, bagaimana mereka berpikir dan merespons tindakan atau ucapan yang berhubungan dengan tubuhnya. “Anda bisa mengajarkan hal-hal ini sejak mereka berusia 9 tahun, sejak anak mendekati akil balik,” imbuh Elly.

6. Tunda anak berpacaran hingga usia 18 tahun.  Mengapa? “Karena hormon yang dihasilkan tubuh orang berpacaran, sama dengan orang yang berhubungan seks,” ungkap Elly.

7. Bila si anak memang sudah punya pacar, orang tua memang harus lebih waspada, dan rajin-rajin menjelaskan apa, sih, pacaran itu termasuk apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan selama pacaran. (f)


Topic

#pornografianak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?