Bertemu dengan Nicholas nggak lengkap rasanya jika nggak membicarakan traveling. Pasalnya cowok berusia 30 tahun ini memang lebih banyak mengisi waktu luangnya untuk berlibur di luar Jakarta. Nico mengaku mengeksplorasi alam menjadi tujuan utamanya jalan-jalan hingga ke luar negeri. Walau begitu Nico pun pernah jatuh sakit saat mengunjungi Amerika Selatan.
"Saya mengalami mountain sickness saat berkunjung ke Machu Picchu di Peru. Untuk menuju ke sana, saya naik pesawat dari Lima—yang ketinggian kotanya 0 meter di atas permukaan laut (mdpl)—menuju Cusco yang berketinggian 3.500 mdpl. Begitu pesawat mendarat, tubuh saya belum beradaptasi dengan kondisinya sehingga sesak napas, pusing, dan mual. Saya mengalaminya hingga dua hari."
Memang saat traveling Nico nggak selamanya berjalan mudah. Saat berlibur di Indonesia pun Nico beberapa kali menghadapi medan berat. Contohnya saat dia berkunjung ke Wamena, Papua. Akibat letaknya di ketinggian, jarak antara satu kampung dengan kampung lainnya sangat jauh. Untuk mengeksplorasi lokasi tersebut Nico menghabiskan waktu empat hari, setiap harinya jalan kaki hingga 8-10 jam. Selain itu, Nico juga pernah berhadapan dengan badai di Flores.
"Waktu itu saya tengah menumpang kapal nelayan untuk menuju salah satu kampung di Selatan Flores. Kami diterpa hujan badai sehingga gelombang air laut bisa mencapai 2-3 meter. Dan, saat itu tengah malam sehingga suasananya gelap."
Meski pernah menghadapi banyak tantangan selama traveling, Nico nggak kapok. Hingga kini nggak terhitung banyaknya tempat di Indonesia dan dunia yang dikunjunginya. Bahkan Nico berencana membukukan perjalanannya.
"Saya ingin menceritakan perjalanan lewat fotografi, namun belum sempat sekarang. Saat ini sudah ada sekitar ada 30-an negara yang pernah saya kunjungi. Sedangkan untuk Indonesia, saya belum pernah ke Bengkulu, ada rencana, sih, ingin ke sana."
"Saya mengalami mountain sickness saat berkunjung ke Machu Picchu di Peru. Untuk menuju ke sana, saya naik pesawat dari Lima—yang ketinggian kotanya 0 meter di atas permukaan laut (mdpl)—menuju Cusco yang berketinggian 3.500 mdpl. Begitu pesawat mendarat, tubuh saya belum beradaptasi dengan kondisinya sehingga sesak napas, pusing, dan mual. Saya mengalaminya hingga dua hari."
Memang saat traveling Nico nggak selamanya berjalan mudah. Saat berlibur di Indonesia pun Nico beberapa kali menghadapi medan berat. Contohnya saat dia berkunjung ke Wamena, Papua. Akibat letaknya di ketinggian, jarak antara satu kampung dengan kampung lainnya sangat jauh. Untuk mengeksplorasi lokasi tersebut Nico menghabiskan waktu empat hari, setiap harinya jalan kaki hingga 8-10 jam. Selain itu, Nico juga pernah berhadapan dengan badai di Flores.
"Waktu itu saya tengah menumpang kapal nelayan untuk menuju salah satu kampung di Selatan Flores. Kami diterpa hujan badai sehingga gelombang air laut bisa mencapai 2-3 meter. Dan, saat itu tengah malam sehingga suasananya gelap."
Meski pernah menghadapi banyak tantangan selama traveling, Nico nggak kapok. Hingga kini nggak terhitung banyaknya tempat di Indonesia dan dunia yang dikunjunginya. Bahkan Nico berencana membukukan perjalanannya.
"Saya ingin menceritakan perjalanan lewat fotografi, namun belum sempat sekarang. Saat ini sudah ada sekitar ada 30-an negara yang pernah saya kunjungi. Sedangkan untuk Indonesia, saya belum pernah ke Bengkulu, ada rencana, sih, ingin ke sana."
Topic
#NicholasSaputra
