Ketika tengah mengunjungi sebuah mal, wanita yang memiliki tinggi 169 cm ini ditawari menjadi bintang iklan sebuah produk. Hingga kini Marsha masih ingat bagaimana perasaannya saat syuting untuk pertama kalinya itu. “Saking deg-degan, saya tidak berani ke lokasi syuting sendiri. Saya pun meminta kakak saya, Lala Timothy, menemani saya di sana sejak subuh,” ujar Marsha, tersenyum malu.
Dari sana, cerita hidupnya pun bergulir. Ia kemudian ditawari mengikuti casting film Ekspedisi Madewa dan ia berhasil mendapatkan peran sebagai Shandika, wanita yang suka mengoleksi benda-benda kuno. Sejak itulah, wajahnya bolak-balik menghiasi film layar lebar Indonesia, seperti From Bandung with Love, Cinta Setaman, Otomatis Romantis, Pintu Terlarang, dan masih banyak lagi. “Ternyata, kita tidak pernah tahu, kalau tidak pernah mencoba,” kata bungsu dari enam bersaudara ini.
Kini, namanya memang lebih dikenal sebagai pemain film layar lebar, namun Marsha tak keberatan berakting dalam FTV, bahkan sinetron. Tahun lalu, ia pun mencicipi bermain dalam sinetron stripping berjudul Cari Bini. Lalu bagaimana dengan image-nya selama ini sebagai pemain layar lebar? Terus terang, Marsha tidak peduli jika image-nya sebagai pemain layar lebar hilang karena bermain sinetron. “Saya tidak pernah mengotak-ngotakkan diri cuma mau main film atau apa. Saya cinta akting. Apa pun itu, sinetron, film, FTV, atau videoklip. Selama berhubungan dengan akting, pasti saya lakukan. Pada akhirnya, kualitaslah yang dilihat oleh orang-orang,” ungkapnya, tegas.
Karena itu, baik sinetron, film, FTV, maupun videoklip, Marsha selalu berusaha melakukannya secara total. Buktinya, dalam film Merah itu Cinta, ia rela memotong pendek dan mewarnai rambutnya menjadi merah. Padahal, wanita berdarah Cina-Belanda ini mengaku kurang suka jika rambutnya pendek.
Begitu juga dalam film Ekspedisi Madewa dan Modus Anomali. Walau mengaku bukan pemberani, penggemar nasi goreng ini rela menghabiskan beberapa hari di hutan untuk proses syuting. “Untungnya, scene-scene saya di Modus Anomali tidak ada yang malam. Jadi, tidak terlalu menyulitkan. Masalahnya hanya jika ingin ke kamar mandi. Untuk ke kamar mandi, harus naik mobil selama lima menit,” kata penggemar Katy Perry ini, tertawa.
Walau hanya belajar secara autodidak, Marsha menunjukkan bahwa kemampuannya berakting tak bisa dipandang sebelah mata. Berawal sebagai Best Model on Clip MTV Indonesia Award 2008 atas aktingnya dalam videoklip Letto, Permintaan Hati, hingga penampilannya dalam beberapa film yang berhasil meraih penghargaan. Film Pintu Terlarang, ia sebagai pemeran utama wanita, berhasil menjadi film terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival 2009 di Korea Selatan. Namun, Marsha mengaku belum puas dengan pencapaiannya saat ini. “Kalau dapat penghargaannya, itu hanya bonus untuk saya. Saya masih ingin lebih baik lagi dalam berakting,” ujarnya.
Djamilah
Topic
#marshatimothy, #selebritas, #filmindonesia