Celebrity
Kamera Film Pun Mencintai Morgan Oey

13 Jun 2016


Foto: dok. Feminagroup

Mantan anggota boyband SM*SH ini belakangan lebih sering muncul di layar bioskop. Jika dulu ia banyak mengolah vokal dan tari, kini ia harus mengolah emosi di depan kamera. Apakah ia benar-benar meninggalkan dunia tarik suara?

Tahun 2010 pria bernama lengkap Handi Morgan Winata (25) mencuat di dunia hiburan tanah air. Di industri musik asia sedang dikuasai boyband asal Korea Selatan, ia bersama enam remaja lain: Rafael, Rangga, Bisma, Dicky, Reza, dan Ilham muncul dengan lagu dan  penampilan yang mudah diterima remaja. Tak lama, boyband ini menjadi fenomena tersendiri di dunia hiburan tanah air. Hanya dua tahun, pria kelahiran Singkawang, 25 Mei 1990 ini melanjutkan kariernya sendiri di jalur seni peran.
           
Bukan hanya jalur seni yang dilakoninya berbeda, tampilannya kini sangat berbeda, tak lagi manis ala boyband. “Jangan heran kalau ketemu saya berambut panjang tak beraturan, sebagai aktor sekarang penampilan saya sesuai pesanan,” ujarnya, tertawa. Ia juga tak ragu tampil di muka umum dengan jenggot dan kumis tipis tak beraturan menghiasi wajahnya. Pria dengan tinggi badan 178 cm ini tampak jauh lebih dewasa ketimbang saat ia muncul dalam sinetron remaja Cinta Cenat Cenut  yang ia lakoni beberapa tahun lalu.
           
Tak butuh lama bagi penyuka warna hitam ini untuk membuktikan kualitas aktingnya. Di  film pertamanya, Assalamualaikum Beijing, yang tayang tahun 2014, dimana ia beradu peran dengan Revalina S. Temat, Morgan langsung mendapat apresiasi dari jurnalis dan komunitas pecinta pecinta film. Aktingnya diganjar Piala Maya 2015 untuk kategori Pendatang Baru Terpilih. Tidak heran jika sekarang Morgan kebanjiran job membintangi film layar lebar.

Memiliki wajah oriental diakuinya menjadi salah satu keuntungan. Dari enam buah film layar lebar, ia dianggap pantas memerankan beberapa bangsa. Dalam Assalamualaikum Beijing (2014) ia memerankan Zhong Wen, seorang pemandu wisata Tionghoa, dalam Jilbab Traveler : Love Sparks in Korea yang segera tayang di bioskop, ia berperan sebagai Hyun Geun, fotografer berkebangsaaan Korea, sementara dalam Winter in Tokyo yang akan segera tayang, ia berperan sebagai Kitano Akira, seorang dokter muda berkebangsaan Jepang. “Saya harus belajar bahasa-bahasa itu dalam waktu singkat. Saat belajar bahasa mandarin, salah satu trik yang saya lakukan adalah mendengarkan lagu-lagu dan menonton film mandarin,” ungkapnya.

Perannya  dalam film pun terbilang sangat beragam. Itu karena Morgan mengaku tertantang  untuk mencoba berbagai jenis film. Ia tidak keberatan ambil bagian dalam film bernuansa religi islami dalam Air Mata Surga, dimana ia berperan sebagai Hamzah, yang anak pesantren.   Ia pun berani mencoba genre komedi dalam film Ngenest, yang bagi sebagian aktor ditakuti karena khawatir terlihat kaku, tidak lucu, hingga merusak imej. “Senang rasanya ada penonton yan tertawa pada porsi melucu saya yang cuma sedikit,” ujar penyuka segala macam  makanan dari mi ini. Sementara di film teranyarnya Mooncake Story, ia berperan sebagai David, pengusaha muda yang menderita Alzheimer.

”Puji Tuhan, semua karakter yang saya mainkan berbeda-beda. Memang, dalam memutuskan terlibat sebuah film, selain sutradara yang berbeda, kalau bisa jangan memerankan karakter yang sama supaya enggak jadi streotype. Rasanya juga lebih menantang. Saya sangat bersyukur bisa bekerja di ranah ini dan mendapat kesempatan untuk bisa terus belajar, memperbaiki kesalahan, sehingga bertumbuh dari satu proyek film yang satu ke film yang lain.  Bagi saya bekerja di dunia film itu seperti perjalanan spiritual. Sebab sebagai seorang aktor saya belajar merasakan berbagai emosi,” ujar pemeran Rama dalam film Dream, ini penuh syukur.

Dalam Mooncake Story misalnya, sebelum mulai workshop, ia diberi pekerjaan rumah dulu oleh Garin untuk melakukan observasi tentang penderita Alzheimer. “Secara fisik saya tidak dituntut macam-macam untuk memerankan karakter ini, tapi saya harus bisa menunjukkan perubahan emosi yang sangat cepat dari waktu ke waktu seperti seorang penderita Alzheimer. Ini peran yang menguras emosi,” ujarnya. (f)
 


Topic

#morganoey

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?