Career
Saat Perusahaan Mengalami Krisis, Ini 11 Hal yang Harus Diingat Para Manajer

17 Oct 2016


Foto: 123RF

Di saat perekonomian dunia gonjang-ganjing, perusahaan tempat Anda bekerja pun terkena imbasnya. Kecewa, tapi Anda menyadari ini memang dampak yang dirasakan banyak perusahaan di dunia, termasuk di Indonesia. Penghematan di kantor pun mulai terasa. Perlahan, fasilitas dan hak karyawan dikurangi. Beberapa anak perusahaan yang tidak menghasilkan profit, dibenahi atau ditutup. Tak urung, semua ini membuat karyawan gelisah. Gosip dan rumor pun bermunculan. Sebagai pimpinan sebuah divisi, di saat inilah dibutuhkan kemampuan Anda sebagai pemimpin. Apa yang harus Anda lakukan agar situasi di kantor tetap kondusif? Berikut ini jawaban Eillen Rachman dari Experd, konsultan karier, terhadap pertanyaan-pertanyaan dan situasi yang mungkin seorang manajer hadapi saat perusahaan sedang krisis.

1. Sebagai pemimpin sebuah divisi atau manajer, apa yang pertama kali harus saya lakukan saat mendengar ada masalah di perusahaan?
Pertama, Anda harus bertanya. Bukan atas nama karyawan, tetapi atas nama anggota manajemen. Kemudian Anda harus menuntut. Bukan menuntut uang, tetapi transparansi dan diskusi. Sebagai manajer, selain memikirkan kesejahteraan anak buah, Anda juga harus membantu menyelamatkan kapal yang sedang bocor.
 
2. Apa sebaiknya yang saya lakukan dalam menghadapi pertanyaan apa yang akan terjadi ke depannya?
Di zaman sekarang, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, terutama ketika jenis bisnis perusahaan memang sudah terpuruk. Apakah akan terpuruk terus? Lagi-lagi itu tergantung jenis bisnisnya. Dunia digital, perubahan animo pasar, kondisi dunia, membuat bisnis tak terprediksi. Jadi, satu-satunya jalan untuk menjawabnya adalah Anda, sebagai manajer, diharapkan ikut berpikir untuk perusahaan. Dengan anggapan,  pihak manajemen dan pemilik perusahaan sudah mengetahui dan memprediksi apa yang akan terjadi nanti.
      
3. Ketika ada anak buah yang mengajukan resign, apa yang sebaiknya saya lakukan? Saya masih membutuhkan mereka, tapi saya juga tahu mereka harus mencari pekerjaan yang lebih ‘aman’.
Tidak ada jalan lain, kecuali menemukan cara kerja yang lebih efisien dengan karyawan yang ada. Sangat tidak mungkin merekrut karyawan baru, kecuali bila orang tersebut bisa mendatangkan bisnis.
 
4. Ketika pada suatu waktu ada tindakan atau pengumuman yang sebenarnya merugikan karyawan, termasuk saya, apa yang harus saya lakukan?
Anda sebagai middle man (sandwhich position) harus mempunyai akuntabilitas jabatan, berempati pada perusahaan, demikian juga pada anak buah. Karena itu, Anda diharapkan bisa bersikap tenang. Artinya, diam, berdiri tegak, dan tidak bereaksi panik, kemudian tunjukkanlah sikap berpikir dan berempati.
 
5. Bagaimana cara mempertahankan motivasi anak buah agar tetap semangat bekerja?
Ajaklah anak buah untuk bersyukur dan berkarya, dan berharap kerja keras kita ada gunanya.
 
6. Sebenarnya, saya kurang setuju dengan kebijakan perusahaan dalam menghadapi krisis yang terjadi. Apa yang sebaiknya saya lakukan?
Anda berhak untuk marah, lalu menghadap manajemen, tutup pintu, dan bicara. Jangan menunjukkan ketidaksetujuan Anda di depan anak buah.
 
7. Saya melihat banyak kolega sesama manajer mulai menunjukkan ketidakpuasannya dengan sering tidak masuk kantor dengan berbagai alasan. Apakah tindakan ini benar?
Tentu saja tidak. Ini berarti beban perusahaan makin berat, karena harus mengangkut karyawan yang tidak mau berjuang. Ini akan banyak memengaruhi anak buahnya. Mereka bisa saja berpikir, jika atasan saya boleh begitu, berarti saya juga bisa. Jika demikian, lebih baik mereka resign saja.
 
8. Saya tahu, situasi ini akan berlangsung cukup lama. Apa yang harus saya lakukan? Diam saja atau mencoba mencari pekerjaan lain?  
Lakukanlah keduanya. Sementara masih berada di posisi ini, tetaplah bekerja dan berjuang mencari beragam kesempatan bagus untuk perusahaan lama. Tapi, Anda juga harus membuka diri terhadap peluang yang lain.
 
9. Ketika perusahaan tidak memberi banyak perhatian kepada karyawan, apakah saya masih bisa menuntut anak buah bekerja keras seperti biasanya?
Kerja keras akan membuat hidup kita seimbang, walaupun hasilnya sekarang mungkin sudah tidak seperti dulu. Ini adalah ‘the new normal’, di mana mungkin yang Anda dapatkan sesuai dengan yang diberikan.
 
10. Terus terang, terkadang saya kehilangan motivasi bekerja, tapi ada anak buah yang menggantungkan harapan kepada saya. Saya harus bagaimana?
Tetap berpikiran positif dan bekerja keras. Sampaikan kepada anak buah, yang kita jual adalah semangat kita, karena kalau semangat ini pudar, nanti kita akan sulit memiliki kesempatan di tempat lain.
 
11. Di saat seperti ini, saya mendapat tawaran pekerjaan dengan gaji yang jauh lebih tinggi. Apakah sebaiknya saya ambil?  
Jika prospek perusahaan itu bagus dan sesuai dengan passion Anda, tentu sebaiknya Anda ambil. Tak perlu takut dianggap mengkhianati anak buah, karena mereka adalah orang dewasa yang bisa diajak bicara yang bisa mengerti akibat dari kondisi yang Anda rasakan selama ini. Siapa tahu dengan perginya Anda, mereka mendapat peluang  baru, entah itu dari luar atau menggantikan Anda. (f)
 
Baca juga:
5 Penyebab Hilangnya Motivasi Bekerja dan Solusinya
6 Pertimbangan Sebelum Resign Ramain-ramai
4 Pertimbangan Sebelum Menerima 'Lamaran' dari Saingan Perusahaan


Topic

#kantorkrisis

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?